"Ini apa mas? Kamu selingkuh dari aku? Sama iren sahabat aku sendiri? Jawab aku mas!" sentak steffi dengan amarahnya.
"Sayang, steffi dengerin aku dulu. Aku khilaf sayang, aku.." jawab brahma dengan tatapan menyesal diikuti dengan tangis.
"Aku apa hah? Aku nyesel? Kamu mau ngomong itu kan mas? Kenapa..hiks ..kenapa mas? Aku ada buat salah apa sama kamu sampe kamu tega ngelakuin ini sama aku" steffi menangis meraung hingga tubuhnya melemas dan terduduk di lantai.
"Steffi.. sayang.." brahma mendekat hendak menenangkan sang istri namun steffi malah beringsut mundur menjahuinya
"Diam! Diam disitu! Jangan berani sentuh aku.. hiks.. kamu mas.. selama ini aku selalu nurut sama kamu, bahkan saat kamu minta aku berhenti kerja karna kamu bilang kamu takut aku berhubungan dengan laki laki lain sekalipun itu cuma teman aku. Tapi kamu?" sentak steffi sambil menunjuk ke suaminya
"Kamu malah tidur dengan DIA! Iren sahabat aku mas..hiks.. dia sahabat aku.. kenapa harus iren" steffi kembali menangis pandangan matanya menunduk melihat ke lantai tempatnya terduduk"Sayang.. maaf.. aku menyesal, kita perbaiki semua dari awal aku mau nebus semua kesalahan aku sama kamu. Kamu boleh pukul aku, boleh tampar aku. Tapi kamu jangan kaya gini.. jangan suruh aku jauh dari kamu aku ga bisa" brahma ikut terduduk di lantai sambil menangis tepat di depan steffi.
"Aku akan pergi.. aku bawa anak anak" steffi kembali berdiri dengan susah payah. Pasalnya tubuhnya ini terasa semakin melemas. Kali ini ia mengucapkannya tanpa ada tangisan seolah yakin ini adalah keputusan terbaik serta jalan keluar untuk masalah rumah tangganya.
"Jangan sayang.. kamu, anak anak gaada yang boleh pergi dari sini. Ini rumah kita kamu mau kemana lagi" ucap brahma diiringi air mata yang terus keluar dari kedua matanya. Ingat posisi brahma masi terduduk di depan steffi yang sudah berdiriSteffi berlalu menuju lantai dua dimana terdapat kamar ketiga putranya. Ia membuka pelan pintu kamar anak sulungnya dimana terdapat ketiga anaknya sedang tidur di dalamnya. Sebelumnya ia menghapus air mata yang sempat mengalir di wajahnya agar tidak menjadi pertanyaan bagi anak anaknya.
"Sayang.. willi bangun nak. Kakak bangun dulu sayang" ucap steffi dengan lembut membangunkan anak sulungnya sambil mengelus lengan sang anak
"euungghh.. mommy udah sore ya? Kakak tidurnya kelamaan ya mom?" Ucap si sulung yang berusia 9 tahun.Steffi tersenyum menanggapi pertanyaan putranya "kakak bangun dulu sayang.. siap siap sebentar lagi ikut mommy ke rumah opa ya sayang? Kakak mau kan?" Ujar steffi lembut sambil mengusap rambut yang menutupi dahi anaknya
"Mau mau kakak mau ikut" ucap william bersemangat ingin ikut dengan steffi ke rumah sang kakek. Setelah itu, william bergegas ke kamar mandi membersihkan badannya. Steffi melanjutkan aktivitasnya membangunkan dua buah hatinya yang masi lelap tertidur"Abang, bangun nak. Siap siap ya sayang, kita ke rumah opa sebentar lagi" ucapnya sambil mencium kening sang anak kedua bernama athala yang berusia 7 taun. Setelahnya sang anak bergegas mempersiapkan diri menyusul sang kakak. Disusul steffi yang sibuk mengemas barang barangnya beserta ketiga anaknya. Terakhir, mommy kembali membangunkan anak bungsunya bernama jeano dan menggendongnya ala koala karna sang anak bungsu masih berusia 4 tahun makanya ia masih sanggup menggendongnya.
Steffi beserta ketiga anaknya bersiap akan pergi, sampai pada ruang keluarga ia melewati sang suami yang masih terduduk di lantai dalam keadaan menangis dengan tubuh yang bersandar pada tembok.
"Sayang.." brahma berdiri menghampiri sang istri beserta ketiga anaknya. Sayangnya steffi kembali menghindarinya, dan kembali berjalan keluar dari pintu mansion. Sebelum itu ia sempatkan mengatakan salam perpisahan singkat untuk sang suami
"Aku pergi. Semoga kamu bahagia dengan kebahagiaanmu yang sayangnya itu bukan aku" setelah mengatakan itu steffi keluar menuju pintu utama mansion yang selama hampir sepuluh taun ia dan sang suami tinggali.
Byee,, Segini aja dulu ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel
Fanfic"Semua sayang adek, jadi adek harus kuat ya sayang" Si bungsu kesayangan keluarga Brahmana yang selalu dijaga. Bagaimana tidak, lahirnya ia adalah sebuah harapan semua keluarganya. Harapan untuk mengembalikan sebuah keluarga yang hampir retak. Lanta...