Karena kondisinya yang naik turun akibat penyakit jantung bawaannya maka dokter menganjurkan Mikha untuk selalu mengkonsumsi obat agar penyakitnya tidak semakin memburuk.
Sedari kecil anak itu berteman baik dengan obat-obatan untuk penunjang hidupnya. Jarang sekali anak itu rewel ketika disuruh minum obat-obatan pahit itu. Namun, untuk beberapa waktu terkadang anak itu bosan dan rewel harus terus-terusan mengkonsumsi obat sehingga daddy dan mommy serta saudaranya yang lain harus extra sabar membujuk si kecil. Mereka semua memaklumi itu, karena bagaimanapun anaknya juga masih anak-anak.
"Tidak mau!" Ujar Mikha dengan suara keras sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Mikha sekarang berada dalam gendongan Daddy dengan kakinya yang terus memberontak menendang udara. Sedari tadi anaknya itu tidak mau minum obat, padahal jam makan siang sudah selesai dua jam lalu.
Sekarang sudah hampir jam tiga sore tapi anak itu melewatkan tidur siangnya dan bahkan parahnya Mikha juga menolak minum obat.
"Adek ayo dong, diminum obatnya. Kalo dia marah terus bikin adek sakit lagi gimana, nak? ucap Mommy sambil mengelus dada kiri anaknya.
"Tidak mau! Hiks hiks"
"Daddy tinggal kerja kalo adek nakal terus kaya gini" ucap daddy sambil menurunkan Mikha dari gendongannya.
"Tidak! Daddy jangan hiks"
"Yasudah nurut makanya, nak. Minum obat habis itu bobo siang sebentar, masih ada waktu" ucap daddy yang mendapat anggukan dari anaknya.
"Tidak mau bobo, adek mau minum obat"
"Ngga papa mas, yang penting obatnya mau" sela Mommy ketika suaminya itu akan mengeluarkan suara. Takut-takut kalau suaminya memaksa akan membuat Mikha malah tidak mau minum obatnya.
Kemudian mommy membantu Mikha minum obat dengan bantuan air. Setelah itu si kecil merengek ingin menonton tv di ruangan keluarga. Daddy menyalakan televisi dan memilih chanel kartun kesukaan Mikha yaitu Paw Patrol.
"Terima kasih, daddy"
"Sama-sama, sayang"
Setelah itu daddy memilih duduk di sofa samping anaknya yang saat ini anteng dengan tontonan didepannya juga mulutnya yang menghisap susu dari dotnya bersama mommy yang duduk di sampingnya. Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki menuruni tangga, ternyata itu anak sulungnya, William. Dengan langkah cepat ia berlari menuruni tangga hingga suara langkahnya terdengar sampai di ruang keluarga yang sekarang ditempati oleh Mikha dan kedua orang tuanya.
"Kakak kenapa sih turun tangga buru-buru kaya gitu, nak? Kan udah mommy bilang pakai lift aja, masih aja bandel naik turun tangga pakai lari segala" mommy memperingati anak sulungnya itu yang saat ini berdiri di samping sofa yang ia tempati.
"Hehe maaf mom. Loh adek kok disini, udah bangun apa emang belum bobo, dek?" Sulung Brahma itu mendekati adik kecilnya.
"Adek tidak mau bobo, kakak. Mommy, habis" si kecil itu menggeleng lalu kemudian mengangkat botol dot yang isinya sudah tandas olehnya.
"Kenapa tidak mau bobo, sayang?" William kemudian duduk di samping adiknya sambil mengelus surai halus miliknya.
"Tidak ingin saja, adek tidak mengantuk juga. Kakak mau pergi? Adek boleh ikut?" Si kecil berujar setelah melihat pakaian yang dikenakan oleh kakaknya itu bukan pakaian rumahan yang seperti biasanya kakaknya itu kenakan. Terlihat lebih rapih ditambah lagi kakaknya itu memakai jam tangan dan membawa hand bag kecil di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel
Fanfiction"Semua sayang adek, jadi adek harus kuat ya sayang" Si bungsu kesayangan keluarga Brahmana yang selalu dijaga. Bagaimana tidak, lahirnya ia adalah sebuah harapan semua keluarganya. Harapan untuk mengembalikan sebuah keluarga yang hampir retak. Lanta...