Rumah Sakit

1.1K 35 1
                                    

Pagi ini tepat setelah 2 jam daddy Brahma ke kantor, baby Mikha sedikit rewel. Mommy Steffi tidak diizinkan duduk sebab baby Mikha akan menangis jika mommy melakukannya. Baby Mikha hanya mau digendong oleh mommy sambil diayun- ayunkan. Sejak tadi para bodyguard sudah mencoba bergantian menggendong baby Mikha dan berakhir anak itu akan menangis.

"Astaga! Ternyata badan adek anget. Tomi, tolong telfon mas Brahma ya, bilang kalau adek sakit harus dibawa ke rumah sakit" mommy meminta tolong bodyguard yang saat itu berada di depannya setelah merasakan suhu putranya sedikit hangat. Mommy khawatir kalau tidak segera ditangani demamnya akan semakin tinggi dan menyebabkan hal-hal yang tidak mereka inginkan.

Tomi segera melakukan perintah, menelfon daddy Brahma. Namun, sudah lima belas menit berlalu dan puluhan panggilan dilakukan, daddy Brahma sama sekali tidak mengangkat panggilannya itu. Karena semakin panik, mommy Steffi memutuskan untuk membawa baby Mikha ke rumah sakit tanpa daddy Brahma dan hanya ditemani oleh sopir dan bodyguard di rumahnya.

Semua semakin panik, karena ditengah jalan bany Mikha muntah-muntah dan terlihat sangat lemas. Sampai di rumah sakit mommy segera membawa sang anak ke IGD. Dokter dan suster tergopoh-gopoh melihat nyonya pemilik rumah sakit datang ke IGD dengan wajah panik.

"Dokter, tolong! Badannya anget, dipertengahan jalan ke rumah sakit anak saya muntah muntah" jelas steffi saat berada dihadapan dokter yang akan menangani anaknya.

"Baik nyonya, saya akan tangani dulu tuan kecil di dalam" lalu dokter masuk ke ruangan bertuliskan IGD tersebut.

Steffi duduk di kursi ruang tunggu di depan pintu IGD tempat anaknya ditangani. Hatinya hancur menyaksikan sang anak sakit seperti ini, air mata bahkan tidak berhenti menetes dari matanya.

"Silahkan nyonya, diminum dulu" Tomi memberikan sebotol air mineral kepada sang nyonya dan diterima olehnya.

"Terima kasih, Tom. Mas Brahma sudah bisa dihubungi?"

"Belum, nyonya. Adrian bilang, tuan Brahma sedang melakukan rapat besar dengan klien dari dubai" memang tadi Tomi sempat menelfon Adrian, bodyguard kepercayaan Brahma sekaligus asisten pribadinya. Adrian mengatakan Brahma memang sedang ada rapat besar dengan kolega bisnisnya yang jauh jauh datang dari dubai.

Ceklek

"Dokter, anak saya bagaimana?"

"Tuan kecil hanya demam nyonya. Perkiraan saya tuan kecil terkena flu sehingga suhu tubuhnya naik. Muntah-muntahnya juga bukan merupakan hal serius, mungkin tuan kecil terlalu lama menangis hingga berakhir muntah seperti yang anda ceritakan tadi. Namun, untuk saat ini tuan kecil perlu opname untuk beberapa haru karena kurang cairan akibat muntah muntah tadi. Dan, saturasi oksigennya yang sedikit turun akibat flu yang mengganggu jalan nafasnya. Saya akan pindahkan tuan kecil ke ruang rawat inap" jelas dokter Raka sebagai dokter umum yang menangani baby Mikha di IGD.

"Baik, terima kasih. Pindahkan ke ruang rawat anak saya biasanya"

Brankar didorong menampilkan baby Mikha yang terbaring lemah denga mata tertutup. Steffi mengikuti arah dokter dan suster membawa brankar anaknya menuju ruang rawat yang biasanya ditempati oleh baby Mikha. Saking seringnya keluar masuk rumah sakit, baby Mikha sampai mempunyai kamar rawat khusus. Setelah sampai di ruang rawat anaknya, dipandangi wajah pucat anaknya itu. Steffi kembali menangis melihat kondisi anaknya saat itu. Hidung kecilnya terpasang nassal canula yang mengalirkan oksigen untuk membantu sang anak bernafas. Tangan mungilnya terpasang jarum infus yang mengalirkan cairan dan obat obatan untuk sang anak.

"Cepat sembuh sayang" mommy mencium pelipis sang anak yang masih terasa hangat. Menggenggam tangan si kecil yang terdapat infus disana. Tangan satunya ia gunakan untuk mengusap dada si kecil. Baby Mikha sangat suka diusap-usap dadanya sebelum tidur.

 Baby Mikha sangat suka diusap-usap dadanya sebelum tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baby Mikha lagi sakit :(

Ceklek

"Sayang,, aku minta maaf" Brahma datang langsung berlutut di kaki sang istri. Menyadari kesalahannya yang begitu fatal. Tadi saat Brahma keluar dari ruang rapat, Adrian menyampaikan bahwa putra bungsunya sedang sakit dan saat ini sedang ditangani di rumah sakit. Tanpa basa basi lagi, Brahma berlalu menuju pakiran tempat mobilnya berada. Menjalankan mobil dengan kecepatan penuh. Pikirannya sekarang hanya ada sang putra. Bagaimana keadaan anaknya.

Mommy Steffi membawa sang suami ke pelukannya. Bagaimanapun ia tahu pekerjaan sang suami.
"Shuut, nggak papa sayang. Udah ya, ini bukan salah kamu. Ini semua takdir, jangan nangis dong nanti diketawain Jean kamu kalo tau daddynya nangis kaya gini. Nanti si adek bangun juga, kasian baru aja tidur" mommy Steffi menenangkan suaminya yang sedari tadi menyalahkan dirinya sendiri.

Oeekk

"Shuutt, maafin daddy ya nak? Mana yang sakit, sayang?"

"Da.." baby Mikha berusaha meraih wajah sang daddy. Daddy menggenggam lembut tangan sang anak, dikecuplah tangan bulatnya itu. Beberapa hari yang lalu baby Mikha berceloteh dan memanngilnya dengan sebutan "Da" dan "Mi" untuk mommy nya.

"Iya, ini daddy. Daddy udah disini sama adek. Cepet sembuh ya, sayang" daddy mencium pelipis sang anak yang terasa hangat saat menyentuh bibirnya. Babby Mikha merentangkan tangannya minta digendong oleh Daddy. Memang saat sakit begini, baby Mikha akan lebih menja ke Daddy nya daripada sang mommy.

"Nggak gendong ya sayang, daddy temani tidur aja disini. Adek bobo lagi ya" Brahma mengangkat anaknya ke atas dadanya setelah ia merebahkan dirinya ke ranjang sang anak. Tak lama kemudian keduanya tertidur bersama.
.
.
.
.
.

 Tak lama kemudian keduanya tertidur bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adek Mikha bobo sama Daddy Brahma
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Little AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang