"Semua sayang adek, jadi adek harus kuat ya sayang"
Si bungsu kesayangan keluarga Brahmana yang selalu dijaga. Bagaimana tidak, lahirnya ia adalah sebuah harapan semua keluarganya. Harapan untuk mengembalikan sebuah keluarga yang hampir retak. Lanta...
Saat ini mommy steffi sangat antusias menyiapkan susu untuk putra bungsunya. Setelah dua hari anak itu harus puasa karena sesak yang tidak kunjung membaik kini dokter sudah memperbolehkan putranya itu untuk menerima ASI miliknya. Tentunya hanya itu yang diperbolehkan, anaknya itu masih belum boleh untuk makan dulu mengingat ia masih rawan tersedak dan membuatnya menjadi sesak kembali. Mikha itu alergi susu sapi, kalau susu soya ia kurang suka ini salah satu alasan mommy steffi melakukan program untuk memperlancar ASI nya, tentunya atas saran dari dokter jefry dan dokter spesialis anak yang dulu menangani mikha. Walaupun untuk saat ini dokter menganjurkan mikha untuk diet cair hanya 3x100ml dalam sehari menurutnya ini adalah kabar bahagia berarti ada kemajuan dalam kondisi anaknya saat ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siang tadi setelah suster memberitahu kalau mikha sudah boleh minum susu, ia langsung mengutus tomi, bodyguard kepercayaan suaminya untuk mengambil freezer ASI yang ada di mansion agar dipindahkan ke ruang rawat anaknya. Saat ini ditemani oleh grandma dan oma ia sedang mensterilkan botol botol yang akan digunakan anaknya itu.
"Seneng banget kayaknya anak mami ini" grandma shania berujar setelah melihat antusias putri menantunya itu.
"Iya dong mi, adek kan udah boleh minum susu sekarang. Aku harus cepat cepat ini sterilkan botol adek buar nanti dia nggak nunggu lama. Kasian anak steffi pasti lapar kan udah dua hari puasa"
"Mama seneng adek kondisinya membaik, dan lebih seneng lagi akhirnya liat kamu senyum lagi" oma elsa juga merasa bahagia keadaan cucu bungsunya berangsur membaik membuat suasana hati anaknya jauh lebih baik.
"Jangan merasa pesimis ya nak. Mami yakin mikha pasti sembuh"
"Terima kasih mama dan mami selalu menemani steffi dan mas brahma dalam kondisi sesulit apapun. Papa dan papi juga yang selalu memberikan jalan saat sesulit apapun masalah steffi dan mas brahma. Terima kasih kalian sudah menerima mikha yang terlahir berbeda dari cucu mama dan mami yang lainnya"
"Mom susu buat adek masih belum? Daddy barusan telfon kondisi adek udah stabil, udah boleh dikasih susu. Adek daritadi cariin mimi terus kata daddy" itu suara jeano yang tiba tiba datang ke dapur menyampaikan pesan dari daddy nya yang barusan menelfon ke nomor grandpa damar.
"Iya sayang ini sudah siap susu adek. Kita anter sama sama ya ke ruangan adek" mereka semua berjalan menuju ruangan bungsunya berada. Mikha masih harus berada di ruang ICCU untuk beberapa hari karena masih dalam tahap observasi. Dokter tidak mau mengambil resiko memindahkan mikha terburu buru ke ruang rawat biasa karena kondisi mikha yang masih naik turun.
Sedangkan di ruang ICCU
"Daddy hiks, mau mimi" anaknya itu kembali rewel karena merasa tenggorokannya yang saat ini sangat kering dan juga perutnya yang mulai lapar karena tidak diisi selama dua hari. Selama dua hari dokter hanya memberi mikha madu yang dioleskan pada bibirnya dan membiarkan anak itu menjilati manisnya madu untuk menjaga kondisi kadar gula nya agar tidak terserang hipoglikemia.
"Shuuut, adek sabar sebentar sayang, tunggu mommy antar mimi adek sebentar lagi" daddy menenangkan anaknya itu sambil mengusap usap dadanya. Mikha itu suka sekali diusap dada nya.
Ceklek
Suster datang membawa botol dot berisi susu untuk pasien kecilnya. Mikha yang melihat itu tangannya ia arahkan kedepan berusaha menggapai botol dot nya itu sambil jari jarinya ia buka tutup tanda tak sabar ingin segera menyesap nutrisinya itu.
"Mimi adek. Tante mana mimi adek"
"Sabar sayang, itu tante susternya masih jalan kesini. Nanti juga dikasikan ke adek botolnya. Terima kasih sus" ucap brahma setelah mendapatkan botol dot berisi ASI milik putra bungsunya.
"Sama sama tuan" ucap suster setelah memberikan botol dot untuk pasien kecilnya itu. Kemudian berlalu untuk duduk di kursi jaga khusus para petugas.
Brahma menoleh ke arah kaca transparan dimana keluarganya berkumpul melihat kondisi putra bungsunya. Ia tersenyum ketika mendapati istrinya juga tersenyum melihat kearahnya dan juga anaknya. Ia mengangguk setelahnya meyakinkan istrinya bahwa kondisi sang anak sekarang sudah baik baik saja.
"Adek lihat nak, ada mommy disana. Ada opa, oma, grandpa, grandma, kakak dan abang. Semua tunggu adek sembuh. Adek harus semangat biar cepat sembuhnya. Harus nurut sama om dokter kalau disuruh minum obat, kalau-"
"Kalau disuntik?" Ucapan daddy terhenti karena ucapan tiba tiba si kecil yang ikut menyahuti ucapannya.
"Iya dong, termasuk kalau disuntik. Adek harus nurut kan semua itu biar adek cepat sembuh. Dokter suntik adek kan juga pakai obat nak. Obat itu gunanya untuk menyembuhkan adek"
"Tapi kalau disuntik sakit daddy. Tante suster tusuk tusuk adek terus kalau ini adek bengkak. Dokter tusuk tusuk adek juga disini, disini, disini, adek sakit daddy" ia mengangkat tangan kecilnya yang terdapat infus menunjukkan kalau suster sering menginfusnya sampai berkali kali tusukan karena pembuluh darahnya yang sangat kecil dan susah dicari. Ia juga menunjuk bagian paha, lengan, lipatan siku dan juga perutnya yang sering terkena suntik oleh dokter untuk memasukkan obat.
"Iya, yaudah adek lanjut mimi lagi. Pelan pelan ya sayang"
Mikha lanjut menyesap dot berisikan susu miliknya. Ia juga melambaikan tangannya ke arah mommy dan keluarganya yang lain. Mommy dan tang lain membalas lambaian tangan kecil itu sambil tersenyum.
"Daddy, mommy itu" si kecil memberi tahu atensi sang mommy pada daddynya. Daddy brahma hanya mengangguk sambil mengarahkan botol dot ke mulut si kecil untuk melanjutkan meminum susunya. Mikha menyesap kuat ASI yang diberikan mommy nya itu. Setelah meminum susunya mikha kemudian tertidur digendongan daddy nya.
Tepat pukul satu siang, dokter jefry datang memberikan obat untuk pasien kecilnya. Dokter meminta daddy membuka celana yang digunakan oleh mikha hingga terlihat paha kurus dan mulus miliknya. Mengoles alkohol swab lalu menyuntikkan obat pada paha kecil itu. Dalam tidurnya anak itu terisak lirih namun dengan cepat dokter menyudahi aksi menyuntiknya itu kemudian merapikan kembali celana yang digunakan pasien kecilnya itu. Daddy mengelus dada si kecil dan membisikkan kalimat kalimat penenang yang membuat anaknya itu tertidur kembali. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .