Rumah Sakit (2)

994 32 0
                                        

Hari ini, hari kelima baby Mikha dirawat. Keluarga besar Daddy dan Mommy datang bergantian menjenguk baby Mikha. Ada juga kedua orang tua Daddy dan Mommy yang setiap hari berkunjung, terkadang mereka membawa serta cucu mereka yang merindukan adik kecilnya. Seperti saat ini, di ruang rawat baby Mikha terdapat ketiga saudaranya. Sedari tadi keempat anak mereka bermain bersama. Jean yang paling antusias membawa serta mainannya yang ada mansion untuk dibawa ke kamar rawat adik kecilnya supaya mereka bisa bermain bersama.

Baby Mikha terlihat antusias saat sang kakak membawa mainan ke arahnya. Mereka berempat bermain dan bergurau bersama dengan mainan yang jean bawa tadi. Bahkan baby Mikha ikut tertawa seolah mengerti perbincangan ketiga saudaranya sedang tertawa membicarakan hal yang lucu. Semua disana menyaksikan betapa bahagianya keempat anak itu.

Tok..Tok..Tok

Tersengar suara pintu diketuk, tidak lama pintu terbuka dari luar menampilkan dua dokter yang selama ini merawat baby Mikha. Dokter Hanna sebagai dokter anak, serta dokter Jerfry sebagai dokter spesialis jantung.

"HUAAAA! NDAA! NDAA" baby Mikha menangis dan merentangkan tangannya meminta digendong. Daddy membawa baby Mikha dalam gendongannya tangannya mengelus dada sang anak untuk menenangkan.

"Dokter kenapa datang kesini? Adik Mikha kan menangis jadinya" William sang sulung bersuara tak terima dengan kedatangan kedua dokter itu yang menyebabkan sang adik menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dokter kenapa datang kesini? Adik Mikha kan menangis jadinya" William sang sulung bersuara tak terima dengan kedatangan kedua dokter itu yang menyebabkan sang adik menangis.

"Shuuutt adekk, nggak papa sayang. Ada daddy disini. Dokter Hanna dan dokter Jefry kan baik, mau buat adek Mikha biar sembuh" daddy Brahma berusaha menenangkan baby Mikha hingga berhenti menangis dan hanya terdengar isakan lirih sama.

"Kakak Willi, nggak boleh seperti itu, sayang. Dokter Hanna sama Dokter Jefry kan baik mau sembuhkan adek Mikha biar cepat pulang dan main main lagi sama kakak dan abang" mommy memberi pengertian lembut sambil mengusap surai sang anak sulung. Ia tau, anaknya berkata seperti itu karena Ia sangat menyayangi adik kecilnya itu. Namun bagaimanapun, ucapan anaknya itu tidaklah sopan dan harus segera ditegur supaya tidak diulangi kembali.

Willian menundukkan kepalanya "tapi dokternya buat adik mikha menangis, mommy"

Kedua dokter itu hanya tersenyum, mereka paham kalau anak itu mengkhawatirkan adik bungsunya yang tiba tiba menangis karena melihat mereka. "Maafkan dokter ya, abang. Tapi dokter kesini bawa kabar bahagia. Adek Mikha sudah boleh pulang nanti sore" jelas dokter Hanna yang membuat Willian segera mendongakkan kepalanya.

"Kakak, dokter. Kakak willi, yang abang itu atha dan jean" jelas si sulung yang tak terima dipanggil abang. Padahal kan dia kakak :)
Semua disana berusaha menawan tawa masing masing mendengarkan protes si anak sulung yang tidak terima dipanggil abang.

"Dokter nggak tipu? Adek sudah boleh dibawa pulang?" Tanya Athala yang sejak tadi hanya memperhatikan.

"Dokter nggak tipu. Adek sudah boleh pulang nanti sore". Dokter jefry ikut menjawab pertanyaan anak sang pemilik rumah sakit itu.

"Bener dok, cucu saya sudah boleh pulang hari ini?" Itu suara opa yang terdengar antusias saat mengetahui cucu bungsunya sudah bisa keluar dari ruang rawat terkutuk itu.

"Betul tuan. Nanti setelah antibiotik terakhir diberikan, baby Mikha sudah bisa dibawa pulang"

"Baik, terima kasih dokter" ucap mommy Steffi kepada kedua dokter yang telah menangani anaknya.
"Sebelumnya saya izin untuk memeriksa baby Mikha untuk memastikan kondisinya benar benar baik untuk dibawa pulang"
Kemudian daddy berjalan menghampiri kedua dokter yang menangani anaknya. Dihadapkannya tubuh sang anak bungsu menghadap ke depan. Baby Mikha menangis kencang ketika dokter memeriksa keadaannya. Daddy kembali menenangkan anaknya dengan mengelus lembut dada si kecil hingga tangisannya berhenti.

"Baik tuan, nyonya nanti sore saya akan kemari lagi untuk memberikan suntikan dosis terakhir. Kalau begitu, saya permisi keluar" kedua dokter tersebut pamit keluar setelah memeriksa keadaan baby Mikha dan memastikan kondisinya benar benar memungkinkan untuk dibawa pulang.

Mommy Steffi menghampiri Daddy Brahma yang masih menenangkan baby Mikha dalam gendongannya.
"Adek nanti sudah boleh pulang, adek senang?" Baby Mikha memeperhatikan mommy Steffi yang mengajaknya berbicara dengan berkedip lucu. Mata yang masih tersisa air mata itu meluruh dipipi tembamnya. Dengan gemas mommy mengecup kedua pipi berisi baby Mikha yang masih terdapat jejak air mata disana.

"Cucu, My. Cucu" baby Mikha meminta susu sambil merentangkan tangannya minta beralih ke gendongan sang Mommy.

"Adek Mikha mau susu? Sini, nak" mommy Steffi mengambil alih Baby Mikha dari gendongan Daddy Brahma. Lalu duduk bersandar di ranjang tempat tidur baby Mikha sambil menyusui sang anak. Tidak lama kemuadian hisapan pada payudaranya berhenti. Mommy menatap sang anak yang ternyata sudah memejamkan matanya. Mengambil pacifer dan menyumpalkannya pada mulut sang anak lalu merebahkannya di ranjang tenpat tidurnya.

Dua jam kemudian dokter Hanna datang saat baby Mikha sedang tertidur. Dokter Hanna menyuntikkan obat terakhir untuk baby Mikha sebelum dibawa pulang ke mansion. Daddy Brahma membuka sedikit celana yang digunakan anak bungsunya sehingga terlihat paha berisi sang anak. Dokter mendekatkan ujung jarum runcing itu ke paha atas baby Mikha. Menyuntiknya tepat disana, menekan ujung spuit agar obat dapat masuk semuanya. Baby Mikha menggeliat kecil, membuka mata dan mengeluarkan isakan kecil. Mommy Steffi mengelus pelan dada si kecil supaya tertidur kembali. Karena masih mengantuk baby Mikha tertidur kembali.

Mereka memutuskan membawa pulang baby Mikha saat anak itu telah bangun dari tidur siangnya. Mungkin karena kelelahan menangis, baby Mikha tidur siang lebih lama daripada biasanya. Mereka meninggalkan kamar rawat inap saat matahari hampir tenggelam sepenuhnya. Menikmati perjalanan sore menjelang malam mereka dengan baby Mikha yang ada diantara mereka.

Baby Mikha pulang ke mansion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Baby Mikha pulang ke mansion
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Little AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang