Nggak Mau Kakak

572 22 0
                                    

Dokter Jefry baru datang pukul dua siang, tiga puluh menit lebih lama dari yang ia rencanakan. Tiba- tiba tadi dokter jefry ada panggilan pasien darurat dan membantu Athala yang saat itu menangangi pasien. Siang ini ia datang besama Athala. Ruangan itu sekarang hanya tersisa mommy, daddy, william dan tentunya makhluk menggemaskan yang sekarang sedang tertidur di atas brankar dengan mulutnya yang tersumpal pacifer.

"Aku mau pasang sekarang ya, mumpung anaknya lagi tidur. Kaya biasanya aja, dibedong biar nggak gerak- gerak anaknya"

Sebelumnya mommy sudah meletakkan selimut sebagai alas tidur mikha saat ini, fungsinya nanti untuk membedong anaknya itu mencegah pergerakan kalau kalau anaknya memberontak nanti saat dipasang infus.

Dokter jefry beserta Athala mulai memasang infus pada tangan sebelah kanan, karena yang sebelah kiri masih bengkak akibat bekas infus yang lama. Tentunya proses ini tidak hanya satu atau dua tusukan, dikarenakan pembuluh darah mikha yang sangat kecil. Anak itu menangis dan terbangun dari tidurnya saat suntikan yang keempat yang untungnya tepat sasaran, setelah itu infus langsung bisa terpasang.

Mommy membuka bedong yang membelit tubuh anaknya itu. Setelah terbuka, daddy mengangkat mikha dalam gendongannya. Mengelus punggung bergetar anaknya itu yang masih menangis sesenggukan. Mulutnya tidak henti- hentinya mengucap maaf karena harus menyakiti anaknya. Namun bagaimana lagi, toh ini semua untuk kebaikan anak itu juga.

"Maaf ya, nak. Shuuut maafkan daddy ya. Kan biar adek cepat sembuh"

"Hiks hiks s-sak-kit hiks" anak itu masih saja terisak membuat semua disana menjadi sedih.

Mommy segera menyiapkan susu untuk putranya itu. Dokter jefry dan Athala mendekati mikha. Athala mengelus punggung tangan kanan adiknya yang terdapat infus, dokter jefry mengelus rambut belakang pasien kecilnya itu.

"Maafkan abang ya, sayang. Kan biar adek cepat sembuh. Nanti kalau sudah sembuh kita bisa jalan jalan lagi" bujuk athala yang rupanya mampu menarik perhatian si kecil. Anak itu menolehkan kepala ke arahnya, memperlihatkan wajah merah sembabnya sebab menangis, mata yang masih berkaca- kaca itu membuat wajah kecil itu terlihat lebih menggemaskan. Bukan berarti ia menginginkan sang adik menangis seperti itu.

"Pinky promise?" Si kecil mengulurkan jari kelingkingnya.

"Pinky promise" athala mengulurkan kelingkingnya dan menautkannya pada jari mungil adiknya itu.

Semua kembali tersenyum lega karena anak itu sudah mulai tenang walau masih terisak kecil. William mendekat mengelus punggung adik kecilnya itu.

"Kakak? Daddy, nggak mau sama kakak. Kakak nggak sayang sama mikha, daddy" ia menduselkan wajahnya ke dada bidang daddy nya, enggan menatap kakak pertamanya itu.

"Kakak sayang loh sama adek. Adek kenapa bicara begitu?"

"Kakak kerja terus, dariatadi nggak temani adek. Adek kan mau main juga sama kakak"

William paham sekarang alasan adik kecilnya itu merajuk padanya. Rupanya anak itu kesal karena sejak kemarin tidak melihat kehadiran kakak pertamanya itu. Seharian kemarin hingga tadi pagi ia menggantikan pekerjaan daddy nya. Karena keduanya yang sudah beberapa hari tidak ke kantor jadi berkas pekerjaan dan meeting bersama klien harus tertunda semua. Karena tidak baik ketika dua pemegang posisi teratas perusahaan meninggalkan semua pekerjaan kantor, jadi daddy memutuskan agar anak sulungnya itu pergi menggantikannya untuk urusan kantor kemarin.

"Adek dengar daddy, nak. Kakak itu sayang sekali loh sama adek. Kakak kan kerja kemarin, coba kalau kakak nggak kerja nanti yang belikan adek mainan siapa? Nanti kakak nggak punya uang kalau nggak kerja, nak"

Athala dan dokter jefry cekikikan sendiri mendengar alasan konyol daddy brahma. William sendiri hanya tersenyum kikuk di hadapan adik kecilnya itu.

"Jangan, adek tidak mau. Maafin adek ya, kakak?" Anak itu beralih kedalam gendongan kakak sulungnya itu. Ia memeluk erat leher jenjang itu sambil meletakkan kepalanya di bahu tegak milik kakaknya.

"Mau mimi, adek haus kakak"

Kemudian mommy datang membawa satu dot sedang yang terisi setengah untuk diberikan pada putra bungsunya.

"Ini mimi adek, nak"

Si kecil menyedot rakus nipple silikon tersebut. Oh ya, ngomong- ngomong besok pagi putra bungsu brahma itu sudah boleh makan. Tentunya makanan yang dianjurkan masih yang bertekstur lembut karena dokter mengatakan kondisinya yang masih rawan tersedak. Dokter juga sudah menyampaikan ini kepada keluarga pasien kecilnya tadi. Ia juga menjelaskan kalau mikha sudah boleh minum susu seperti biasa, dokter sama sekali tidak melarang jumlah susu yang diberikan.

Setelah beberapa menit susu itu kandas tak bersisa. Karena masih mengantuk Mikha juga sudah tertidur lelap dalam gendongan kakak sulungnya.

"Dad, adek sekarang berapa kilo sih ringan banget" pertanyaan itu terlontar tiba - tiba dari mulut si anak sulung, menyadari adiknya yang sekarang dalam gendongannya ini sangatlah ringan.

"Turun lagi kayanya, kak. Beberapa hari ini kan adek diet susu terus, kondisinya juga masih naik turun" itu athala yang menjawab.

"Besok kita timbang, biar aku bisa kasih dosis vitamin yang pas buat mikha" dokter jefry yang sejak tadi diam ikut menimpali.

Semuanya mengangguk setuju atas perkataan dokter jefry. Mungkin memang anaknya itu membutuhkan vitamin tambahan untuk menambah nafsu makannya.

Setelah beberapa saat dirasa adik kecilnya sudah lelap dan tidak terusik, ia merebahkannya ke atas brankar kemudian menyelimutinya sebatas dada.

Mommy mengambil pacifer steril dalam kotak diatas nakas kemudian memasukkannya kedalam mulut putra kecilnya itu. Mikha itu kalau tidur mulutnya selalu bergerak seperti gerakan mengemut, jadilah mommy membeli pacifer untuknya. Anak itu juga suka-suka saja saat mulutnya tersumpal pacifer.

 Anak itu juga suka-suka saja saat mulutnya tersumpal pacifer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akur gini padahal kalo di rumah 🤏🏻
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Little AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang