"DOKTER! SUSTER! TOLONG!! Tolong istri saya!" Brahma berlari ke IGD sambil menggendong steffi yang sudah tidak sadarkan diri.
"Tuan Brahma tenang dulu, saya tangani nyonya Steffi. Anda tunggu dulu disini" Dokter Raka pamit masuk ke IGD menangani istri pemilik rumah sakit tersebut.
Brukk
"Gara gara kamu Brahma. Steffi sudah tenang hidupnya sebulan ini tanpa kamu! Kenapa kamu mengganggu anak saya lagi? Belum puas kamu?" Papa johan mendorong serta memarahi mantan menantunya itu.
"CUKUP! HENTIKAN! Ini rumah sakit. Kalian tidak memikirkan kondisi pasien lain yang terganggu dengan keributan kalian? Sudah mas, tenang. Kita tunggu penjelasan dokter setelah ini" mama Elsa menghentikan perdebatan dua orang di hadapannya ini.
Lalu semuanya tampak hening, hingga tiba tiba
Ceklekk
"Raka! Gimana keadaan istri saya?"
"Anak saya gimana Raka?"
"Syukurlah, nyonya steffi hanya dehidrasi makanya beliau sampai pingsan. Dan selamat tuan Brahma, nyonya Steffi hamil. Usia kandungannya mungkin sudah berjalan 10 minggu" jelas dokter Raka kepada keluarga konglomerat di hadapannya ini.
"Ya Tuhan, apa lagi ini mas? Hiks" mama elsa yang sudah terlanjur membenci Brahma tidak menginginkan sang anak mengandung anak dari sang mantan suami.
"Maksud mama apa? Aku ayahnya ma! Biarkan aku bertanggung jawab. Aku dan steffi juga belum bercerai. Kami belum bercerai ma, pa! Biarkan aku bertanggung jawab pa. Aku tau aku pernah sangat dalam melukai hati anak papa dan mama. Tapi Brahma menyesal ma, pa. Sungguh, Brahma sangat menyesal. Satu bulan kemarin Brahma sadar brahma sangat kehilangan steffi. Izinkan Brahma meyakinkan anak mama dan papa sekali saja. Kalau kali ini Steffi tidak mau kembali bersama Brahma lagi, setelah ini mungkin Brahma akan mencoba ikhlas tidak akan lagi mengganggu kehidupan anak mama dan papa lagi. Brahma mohon ma, pa.. Brahma mohon ,hiks" ujar Brahma sambil berlutut dihadapan Papa Johan dan Mama Elsa.
"Berdiri Brahma! Berdiri papa bilang!" Papa johan memegang pundak Brahma membantunya untuk berdiri.
"Brahma mohon, Pa. Izinkan Brahma, sekali saja. Brahma mohon" Brahma masih kekeh dengan pendiriannya untuk meminta izin Papa Johan agar bisa menemui Steffi.
"Baik, Brahma. Silahkan masuk, temui putri papa. Ingat kalau kamu gagal kali ini, papa harap kamu tepati janji kamu untuk pergi dari kehidupan anak papa"
"Terima kasih, pa. Terima kasih" Brahma memeluk Papa Johan yang lantas dibalas dengan elusan di punggungnya. Papa Johan entah kenapa memiliki firasat jika Brahma kali ini pasti tidak akan mengecewakan sang putri. Entahlah, ini hanya firasat seorang ayah.
"Silahkan masuk, papa mengizinkan"
Setelahnya Brahma masuk ke IGD menemui Steffi yang ternyata sudah dalam keadaan sadar penuh. Tapi entah mengapa, Brahma merasakan Steffi yang dihadapannya ini sangat rapuh. Tatapan matanya memancarkan kesedihan yang mendalam. Apakah sebegitu dalam luka yang ia torehkan di hatinya sampai sampai hanya ada tatapan kesedihan di matanya.
"S-ssayang" Brahma berujar lirih begitu sampai di hadapan Steffi yang sedang menangis saat ini.
"AKU HARUS APA MAS? A-aaku harus apa setelah ini? Kenapa harus ada DIA? Kenapa? hiks" Steffi menangis meraung dipelukan Brahma dan mencoba melepas pelukan mereka. Steffi terus memukul- mukul perutnya seolah tidak menerima janin dalam kandungannya.
"Sayang, jangan! Jangan lakuin ini ya? Aku disini, aku ada disini. Ini anak kita, sayang. Aku akan bertanggung jawab. Bahkan takdir pun tidak mengizinkan kita untuk berpisah, sayang. Aku minta maaf, sungguh sungguh minta maaf. Aku menyesal, sayang. Waktu itu, aku tidak sengaja meniduri Iren sayang. Aku mabuk malam itu, aku pikir itu kamu. Aku dijebak, sayang. Aku ada bukti CCTV asli di Bar itu. Aku mohon kamu percaya, hiks. Aku gabisa hidup tanpa kamu Steffi, sayangku" Brahma berusaha menjelaskan, entah setelah ini apapun keputusannya Brahma akan ikhlas menerimanya. Steffi yang tadinya terus memberontak dipelukan Brahma perlahan mulai tenang.
Melepas pelukan mereka, Steffi yang sedari tadi mendengarkan penjelasan Brahma pun kini ikut bersuara "Jadi? Itu semua hanya jebakan? hiks..hiks.. Maafkan aku mas! Maafkan aku yang tidak mau mendengarkan penjelasan kamu pada saat itu. Pikiranku terlalu buntu, aku terlalu kalut setelah lihat foto kalian. Hiks"
"Kamu mau memaafkan aku, sayang? Kita kembali menata rumah tangga kita seperti sedia kala. Kita mulai semuanya dari awal. Ingat, ada Dia disini. Dia yang menjadi alasan kita berdua untuk bersama saat ini, dan selamanya. Anak anak juga pasti mengharapkan ini, sayang. Mereka pasti gak mau orang tuanya pisah. Mereka pasti sedih nanti kalo kita pisah". Brahma tidak berhenti mengelus lembut perut Steffi yang sekarang dihuni oleh sosok calon anak mereka. Anak yang menjadi pemersatu kedua orang tuanya. Anak yang menjadi penguat kasih sayang diantara mereka berdua.
Steffi mengelus perutnya. Ia sangat bahagia bahagia sekarang. Suaminya kembali. Bahkan sekarang ada janin yang menghuni rahimnya. Steffi berjanji akan selalu menjaga dan menyayangi anak anaknya dengan baik. Terlebih lagi Dia, Dia yang masih ada di dalam perutnya.
"Mommy janji, akan selalu menjaga adek. Sampai ketemu nanti ya, nak. Sehat selalu sampai kita bertemu di dunia" ucapnya dalam hati sambil mengelus perutnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel
Fanfic"Semua sayang adek, jadi adek harus kuat ya sayang" Si bungsu kesayangan keluarga Brahmana yang selalu dijaga. Bagaimana tidak, lahirnya ia adalah sebuah harapan semua keluarganya. Harapan untuk mengembalikan sebuah keluarga yang hampir retak. Lanta...