Siang ini ruang rawat itu tampak ramai terdengar suara tawa khas anak kecil. Itu Mikha yang sedang gembira sebab di ruangannya sekarang terdapat banyak sekali paper bag yang semuanya berisi mainan kesukaan anak itu. Sekarang, di ruangan itu kedatangan dua saudara dari daddy nya. Tadi kedua orang tua daddy dan mommy pamit karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda, tentunya setelah memberikan mainan- mainan kesukaan cucunya. Dua saudara daddy datang setelah kedua pasang orang tua mereka pergi.
"Adek suka tidak? Ayah beli ini jauh sekali disana" Arganta Jordanio Alexander kakak pertama dari daddy nya. Seorang pengusaha yang tidak kalah terkenal. Seorang yang tegas dan disiplin, tidak dapat dibantah namun pengecualian untuk si kecil dihadapannya dan tentu saja istrinya. Ia datang bersama istrinya Aldea Naira Narendra. Sedangkan kedua anaknya sedang melakukan perjalanan bisnis sehingga mereka akan datang menyusul setelah pekerjaan mereka selesai.
"Suka! Adek suka, terima kasih ayah. Adek sayang sekali" si kecil itu terlihat sangat gembira setelah menerima hadiah lego yang selama ini ia inginkan. Daddy bukannya tidak mampu membelikannya, namun keberadaannya yang sangat susah untuk dicari, terlebih lagi stoknya yang hanya ada sedikit didunia.
"Adeeek, daddy juga bisa belikan adek lego seperti itu loh. Adek mau yang seperti apa biar daddy belikan" rupanya daddy cemburu karena sejak tadi putranya itu selalu menempeli kakak pertamanya itu. Sejak kedatangannya, kakaknya itu memonopoli bungsunya sampai sampai Mikha saja tidak sama sekali melirik ke arahnya.
"Daddy punya uang memangnya?" Tanya mikha polos menatap daddy nya. Semua disana speechless dengan pertanyaan itu. Daddy itu pengusaha terkenal, bahkan kekayaannya saja tidak terhitung jumlahnya lantas mengapa anaknya itu meragukan dirinya.
"Adek, uang daddy banyak nak. Daddy kan kerja"
"Tidak! Daddy tidak punya uang, waktu itu adek minta jajan ice cream Daddy bilang tidak punya uang" anak itu menjawab sambil asik menyusun lego pemberian dari ayah jordan.
Semua disana tidak bisa menahan tawanya mendengar jawaban yang keluar dari mulut anak itu. Ingatan anak itu tajam sekali. Memang benar ia pernah mengatakan itu karena anaknya meminta untuk membeli ice cream. Saat itu kondisinya sedang tidak baik. Ia baru saja melakukan cek up, saat perjalanan pulang anak itu melihat kedai ice cream yang pernah ia datangi bersama kakaknya jadi ia berinisiatif mengajak mommy dan daddy nya itu untuk membeli ice cream disitu. Tapi daddy menolak berakhir anak itu menangis kencang. Karena tidak ada cara lain ia berkata bahwa ia sedang tidak membawa uang jadi ia tidak bisa membelikan anaknya itu ice cream. Kejadian itu sudah hampir satu tahun yang lalu, tapi anak itu masih saja mengingatnya. Menceritakan hal memalukan ini di depan keluarganya yang membuatnya malu seketika.
"Daddy menang tidak punya uang untuk adek beli ice cream, tapi kalau untuk yang seperti itu daddy bisa belikan banyak sekali untuk adek" daddy menunjuk mainan yang sekarang sedang disusun oleh anaknya itu sekaligus yang mengalihkan perhatiannya sedari tadi.
"Adek yakin mau itu aja, papa bawa juga loh mainan buat adek. Nggak mau dibuka nih?" Kakak kedua Brahma Keizo Arjuna Alexander yang datang bersama istrinya Kanza Arnaya Galileo. Ketiga anaknya akan datang nanti malam karena masih menyelesaikan pekerjaannya.
"Hadiah lagi? Adek mau, papa!"si kecil mengulurkan tangan meminta hadiah pemberian dari Papa Juna.
"Ini semua untuk adek" ujarnya sambil menyerahkan empat buah paper bag bebas yang berisi berbagai macam mainan yang tentunya untuk si kecil.
"Waaahh! Banyak sekali" mata itu berbinar melihat banyaknya mainan yang ia peroleh. Di brankar, sofa, meja, semuanya penuh dengan paper bag yang berisi hadiah ada juga yang diletakkan di lantai karena tidak ada lagi tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel
Fiksi Penggemar"Semua sayang adek, jadi adek harus kuat ya sayang" Si bungsu kesayangan keluarga Brahmana yang selalu dijaga. Bagaimana tidak, lahirnya ia adalah sebuah harapan semua keluarganya. Harapan untuk mengembalikan sebuah keluarga yang hampir retak. Lanta...