Mommy

495 28 1
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 21:20 saat itu juga daddy brahma baru bisa mengisi perutnya. Itu karena ia harus menunggu anak bungsunya itu benar- benar tertidur dengan lelap. Anaknya itu sangat mudah terbangun dari tidurnya ketika ia sedang sakit. Bahkan setelah meminum susu yang telah disiapkan mommy nya anak itu belum juga lelap dalam tidurnya.

Sekarang ini daddy makan sambil terburu- buru karena takut anaknya itu terusik dalam tidurnya. Athala saat ini sedang berjaga di IGD jadi ia tidak bisa menggantikan daddy untuk menjaga Mikha. Di ruangannya sekarang bahkan hanya ada Mikha ditemani oleh suster yang sedang berjaga. Ia tidak bisa meminta mommy atau yang lainnya untuk menggantikannya karena dokter Jefry yang meminta agar hanya satu anggota keluarga saja yang bisa keluar masuk untuk meminimalisir adanya penularan penyakit akibat kuman yang terbawa dari luar serta untuk menjaga ruangan supaya tetap steril.

"Pelan- pelan, mas. Ada papi sama papa yang jagain dari luar. Nanti kalo kebangun pasti dikabarin kamunya" ujar sang istri sambil membersihkan noda makanan pada bibir suaminya.

"Justru itu, sayang. Adek bakal susah ditenanginnya, aku nggak mau dia sampek kebangun. Nanti nangis terus sesak lagi, terus besok nggak jadi pindah ke ruang biasa gimana"

"Aku seneng banget besok aku bisa peluk adek. Bisa cium - cium anak aku, bisa nemenin tidur. Pokoknya besok kalo adek udah pindah disini, aku nggak bakal mau jauh- jauh sama adek"

"Iya sayang, besok udah bisa sayang- sayang adek lagi. Tapi, kamu harus siapin banyak stok asi loh.. adek kan kalo udah sembuh minum susunya banyak"

"Kamu tenang aja aku udah siapin banyak di freezer penyimpanan"

Drrtt
Drrtt

Suara bergetar dari handphone milik daddy, disana tertera papi sebagai penelepon. Daddy langsung mengangkat panggilan, khawatir bila papinya itu memberi kabar bahwa anak bungsunya kembali terbangun.

"Halo pi"

"Brahma, udah selesai makan malamnya? Kalau sudah bisa kamu kesini. Suster bilang cucu papi bangun, kamu bawa susu sekalian. Nggak usah buru- buru Adek nggak nangis kok di dalam udah ada Athala"

"Iya pi, Brahma udah selesai kok ini. Brahma siapin susu buat Mikha dulu"

Kemudian telfon diputus secara sepihak oleh daddy brahma. Mommy segera ke dapur mengambil susu yang dibekukan untuk kembali dicairkan. Ia selalu bersemangat ketika menyiapkan susu untuk putra kecilnya itu. Bahkan tadi sore ia meminta tolong kapada Tomi untuk membelikan botol baru untuk putranya.

Setelah mendapatkan susu untuk anaknya, ia beserta istrinya bergegas menuju ruangan anaknya. Dari kejauahn mereka berdua melihat putra bungsunya itu berada dalam gendongan Athala. Keduanya berada persis dibelakang kaca ruangan intensive itu. Brahma menggandeng istrinya untuk memastikan dari dekat.

"Adek, sayang" kemudian ia menoleh kearah suaminya sambil berkaca- kaca. Daddy Brahma menggeleng mengkode istrinya agar tidak menangis di hadapan anaknya itu.

"Mommy, adek rindu" ucap Mikha lirih sambil bersandar pada bahu kakaknya itu.

Suara lirih Mikha jelas tidak sampai ke telinga mereka semua. Namun mereka semua dapat membaca gerakan bibir anaknya. Mommy tersenyum mengetahui apa yang dikatakan anaknya itu. Ia juga sangat rindu pada putranya itu. Beberapa hari hanya bisa melihatnya dari jarak jauh dan dihalangi kaca transparan sebagai pembatas, kini ia bisa melihat anaknya itu dari jarak yang sangat dekat walaupun masih terhalang oleh kaca. Daddy memutuskan untuk masuk tentunya dengan menggunakan pakaian khusus dan sebelumnya sudah mencuci tangan.

Daddy mengambil Mikha yang berada dalam gendongan Athala kemudian memberikan botol dot yang berisi susu untuk anaknya. Mikha menyedot rakus nutrisinya itu. Anak itu menempelkan telapak tangannya ke kaca yang diikuti oleh mommy steffi dengan gerakan yang sama.

"Mommy sayang sekali sama adek. Besok kita ketemu ya, nak"

Mikha hanya menganggukkan kepalanya mengetahui ucapan mommy nya itu.

"Daddy, adek berat tidak?"

"Tidak, adek tidak berat. Kalaupun adek berat daddy akan tetap bisa gendong adek seperti ini. Lihat, badan daddy kan besar. Makanya, nanti adek mam yang banyak ya"

Daddy memang tidak berbohong, badan anaknya itu memang tidak berat. Mikha itu mungil, di usianya yang dua minggu lagi menginjak 14 tahun anak itu hanya memiliki berat badan 35 kilogram dengan tinggi badan 156 cm. Itupun berat badan sebelum anak itu sakit. Entahlah, mereka belum sempat mengeceknya lagi karena anak itu sekarang sedang berada di ruang intensive.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Little AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang