"Semua sayang adek, jadi adek harus kuat ya sayang"
Si bungsu kesayangan keluarga Brahmana yang selalu dijaga. Bagaimana tidak, lahirnya ia adalah sebuah harapan semua keluarganya. Harapan untuk mengembalikan sebuah keluarga yang hampir retak. Lanta...
Hari ini, usia baby Mikha tepat menginjak angka delapan bulan. Sudah dua bulan sejak baby Mikha memulai MPASI yang pertama. Sampai sekarang baby Mikha selalu menghabiskan semua yang mommy Steffi hidangkan. Mommy Steffi tentu sangat bahagia, hal itu membuat mommy selalu bersemangat untuk memasak menu makanan untuk baby Mikha dan keluarga kecilnya yang lain. Saat ini mommy Steffi sedang berada di dapur memasak untuk sarapan keluarga kecilnya, termasuk sarapan untuk baby Mikha yang ia buat cair dan lembek.
Suara pintu lift terbuka, terlihat daddy bersama ketiga anaknya dengan menggunakan seragam masing-masing. Daddy dengan setelan kantornya, willian, athala dan jeano dengan setelan seragam sekolahnya.
Mommy menata menu sarapan diatas piring saji lalu meletakkannya diatas meja makan dibantu oleh maid. "Mba Rina, minta tolong ditata di tengah tengah meja ya" pinta Mommy kepada salah satu maid yang sedari tadi membantunya di dapur.
Setelahnya mommy mengambilkan sarapan untuk suaminya dan ketiga anaknya. "Mas, aku tinggal dulu sebentar. Mau bangunin adek di atas biar ikut sarapan sama kita" Brahma mengangguk dan tersenyum pada istrinya. "Anak-anak, makan yang banyak ya, mommy mau ke atas dulu bangunin adek Mikha biar ikut sarapan sama-sama" Sebelum berlalu mommy menyempatkan mengusak rambut ketiga anaknya kemudian, berlalu ke lantai dua dimana terdapat kamar utama yang masih berisikan satu makhluk mungil yang masih terlelap disana.
Mommy tersenyum mendapati putra bungsunya masih terlelap di atas ranjang. Tangannya dengan lembut mengusap dada sang anak dan memainkan pipi tembamnya supaya putra bungsunya itu bangun. Ia selalu menggunakan cara lembut saat membangunkan baby Mikha supaya sang anak tidak merasa terkejut.
Perlahan mata yang tadinya tertutup kini terbuka menampilkan manik hitam kecoklatan miliknya. Tangannya dengan lembut membawa baby Mikha dalan gendongannya sambil mengelus punggung putranya itu. Keluar pintu kamar utama segera menuju ruang makan dimana terdapat suami dan tiga anak pertamanya sedang melangsungkan sarapan.
"Selamat pagi daddy, kakak willi, abang atha dan abang jean" itu suara mommy yang dibuat buat sepeti suara anak kecil yang sedang menyapa keluarganya di ruang makan. "Selamat pagi adek Mikha/selamat pagi baby" sahut keempat orang di meja makan. Atensinya langsung beralih ke makhluk mungil digendongan mommy Steffi.
Mommy Steffi perlahan mendudukkan baby Mikha di baby chair yang terletak di antaranya dan sang suami, posisinya berhadapan langsung dengan ketiga saudaranya. Hal itu supaya mengundang nafsu makan baby Mikha dengan melihat saudara saudara yang lain sedang makan. Mommy meletakkan semangkok smoothie berisikan buah naga dan pisang yang sudah dihaluskan. Baby Mikha mulai memakan sarapannya sendiri. Walaupun sangat berantakan tapi tak apa, yang terpenting baby Mikha suka dengan makannya kali ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Adek Mikha habis makan
"Pintar sekali sih adek, makanannya habis. Mandi sama mommy ya nak habis ini. Sebentar lagi Daddy berangkat kerja" ucap daddy sambil membersihkan bekas makan baby Mikha di area wajahnya.
Daddy Brahma berpamitan dengan sang istri tidak lupa mencium keningnya, lalu beralih mencium pipi tembam baby Mikha.
"Ayo kakak, abang, kita berangkat. Nanti telat loh sampai sekolahnya". Daddy mengajak serta ketiga anaknya untuk berangkat bersama. Memang setiap hari dirinya lah yang bertugas mengantar anak anaknya pergi ke sekolah. Untuk urusan menjemput, ia sudah serahkan kepada sopir dan bodyguardnya yang ada di rumah. Memang, setiap anaknya memiliki setidaknya satu bodyguard tetap yang akan menjadi asisten pribadi. Namun, karena ketiganya masih terlalu kecil maka tugas asisten pribadi sang anak hanya untuk menjemput sekolah dan menemaninya bermain saja.
"Okay daddy!" Jawab mereka bertiga bersamaan lalu turun dari kursi makan menghampiri sang mommy untuk berpamitan. "Mommy, abang jean mau cium adek dulu sebelum berangkat sekolah. Sekolah abang jean kan lama, nanti kalau abang kangen adek bagaimana" mommy dan daddy tertawa mendengar ucapan anak katiganya. Padahal sekolah jean hanya tiga jam karena saat ini ia masih nginjak kelas satu sekolah dasar.
Tanpa menunggu lama mommy mendekatkan baby Mikha ke arah Jean. Jean mencium kedua pipi tembam sang adik. Senyumnya merekah saat itu juga. "Adek Mikha, abng jean berangkat dulu ya, adek di mansion baik-baik sama Mommy ya. Dadah adek! Dadah mommy!" . . . . . . . . . . .