Promise

507 31 1
                                    

Semakin hari kondisi kesehatan Mikha semakin membaik walaupun terkadang sempat beberapa waktu mengeluh sedikit tidak nyaman pada dadanya. Beruntung hal itu tidak sampai membuat ia kembali drop, anak itu hanya perlu meminum obat dan beristirahat. Bahkan sifat ceweretnya itu sudah kembali.

Saat ini ia sedang duduk diatas karpet tebal yang berada di ruang keluarga. Sedari tadi anak itu asik menyusun lego bersama kedua saudaranya yaitu Athala dan Jeano. Mainan itu ia dapatkan dari kakak pertamanya, Willian. Tadi setelah pulang dari kantor, William sempatkan untuk membeli mainan itu untuk adik kecilnya. Sedangkan sang empunya sekarang sedang duduk diatas sofa bersama daddy dengan tablet di masing- masing tanganya.

"Daddy, lihat! Lego adek sudah mau jadi"

"Waah bagus sekali, adek pintar ya pasang legonya" daddy sejenak meletakkan tablet ditangannya beralih mengelus surai anaknya.

"Adek mau dibelikan lagi boleh, daddy? Adek suka, hihi"

"Boleh dong, besok daddy belikan. Tapi, sekarang sudah waktunya adek bobo. Lihat sudah jam berapa?" Ujar daddy ketika melihat jam menunjukkan pukul delapan lewat.

"Adek mau lanjut pasang pasang sebentar lagi, boleh ya daddy?" Anak itu memohon karena memang ia masih belum mengantuk dan lagi ia sedang asik-asiknya merakit lego barunya.

"Besok bisa lanjut lagi, sekarang waktunya bobo. Besok kan harus ketemu Om Jefry" ujar daddy membujuk. Karena memang besok adalah jadwal cek-up anak itu. Daddy tidak ingin karena kurang istirahat kondisi anaknya menurun saat melakukan cek-up besok.

"Tidak mau om jef. Adek besok mau sekolah saja" anak itu berujar tanpa mengalihkan perhatiannya dari kepingan lego ditangannya.

"Sekolah adek mulai hari senin. Besok masih hari jum'at, adek masih libur. Besok itu jadwal adek ketemu om jef" mommy yang baru datang dari arah dapur sambil membawa botol dot berisi susu untuk bungsunya ikut menimpali obrolan suami serta anaknya.

"Tapi adek tidak mau bertemu om jef" anak itu mendongak menatap mommy yang sudah berdiri disampingnya.

"Sayang sekali, padahal daddy ingin ajak adek jalan jalan sambil beli lego baru setelah pulang bertemu om jef"daddy berujar dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat.

"Jalan-jalan? Adek mauu!" anak itu berseru senang ketika mendengar kata jalan-jalan. Sedari kecil, mikha jarang sekali keluar mansion. Hanya mansion dan rumah sakit, dua bangunan yang sering menjadi tempat tujuannya.

"Harus bertemu om jef dulu baru setelahnya daddy bawa adek jalan-jalan. Setuju?"

Anak itu tampak berpikir lalu setelahnya mengangguki ucapan daddy nya.
"Tapi adek mau tiga lego, boleh?" Mikha menunjukkan tiga jarinya.

"Boleh dong, asal adek janji besok adek harus nurut sama daddy"

"Oke daddy! Promise daddy belikan adek tiga ya?" Anak itu mengulurkan jari kelingkingnya.

Daddy mengaitkan jari kelingkingnya dengan milik sang anak.
"Promise asal adek harus nurut sama daddy"

Anak itu mengangguk lalu mengulurkan tangannya meminta susu ke arah mommy.
"Mimi adek, mommy? Adek mau bobo sekarang"

Jeano menggendong adik kecilnya ketika menyadari daddy yang saat ini masih menyelesaikan perkerjaan kantornya bersama dengan kakak sulungnya. Ia membawa adiknya menuju ke kamar kedua orang tuanya. Mikha yang diperlakukan seperti itu hanya menyenderkan kepalanya pada bahu kekar abangnya sambil menyedot susu dalam dot nya.

Setelah sampai Jeano menidurkan adiknya diatas ranjang besar milik kedua orang tuanya. Tidak lama setelah susu dalam dot nya habis anak itu sudah memejamkan matanya.

Little AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang