Bersih-Bersih Day 2

287 30 0
                                    

"HALI NGERI SUMPAH!"

"Wey gaes, aku tutup dulu videonya, Hali lagi jadi banteng!" Seru Blaze yang berlari sembari berusaha mematikan video vlognya.

"KITA BERHENTI, LI! Aduh, huh, berhenti sebentar dulu, Li. Kita mau masuk tapi tidak ada kuncinya." Seru Taufan yang tiba-tiba berhenti saat sampai didepan pintu gudang. Blaze saat itu langsung sembunyi dibelakang Taufan takut tiba-tiba dipukul oleh Hali. Jadi biar Taufan nanti yang kena pukul duluan.

Halilintar berhenti mengejar mereka, sapu lidinya ia turunkan, sempat menakuti mereka seperti akan dipukul. Dia mengambil kumpulan kunci yang dijadikan satu, lalu dipilah. Halilintar sempat bingung saat memilah kunci, karena ia tidak tahu kunci mana yang menjadi kunci kamar gudang.

"Yang mana kuncinya kira-kira." Halilintar menunjukkan kumpulan kunci itu agar Blaze dan Taufan bisa memilihnya.

"Yang ini?" Ujar Blaze dan Taufan bersamaan. Halilintar menggeleng dan membedakan kunci yang Taufan dan Blaze pilih. "Bukan yang itu." Ucap Hali.

"Lah," Taufan dan Blaze saling pandang satu sama lain, bingung dengan kelakuan kakak kembarnya.

"Kalau bukan yang itu, berarti yang ini?" Tanya Taufan memastikan. Halilintar menggeleng lagi. Sekiranya ada 12 kunci yang dijadikan satu, dan ada 8 kunci yang sudah Hali pisahkan.

"Yang kalian pilih itu kunci pintu perbatasan kamar Blaze dan Ais sama kunci kamar ayah." Ucap Hali. Taufan mendelik bingung. Bisa-bisanya ia tidak mengenali kunci rumahnya sendiri.

"Kalian ngapain?" Tanya Ais yang baru saja selesai membersihkan ruang tamu. Halilintar menunjukkan kumpulan kunci itu pada Ais. "Kau ingat yang mana kunci pintu gudang ini?" Tanya Hali.

Mata Ais menyipit lalu maju menyaut kunci yang berada ditangan Hali. Halilintar mendengus kesal karena kelakuan Ais yang tidak ia sukai itu.

"Cuma kunci pintu gudang aja kalian tidak tau. Lihat kenop pintunya, kenop pintu gudang ini sama seperti kenop pintu kamar kalian. Tinggal cari aja yang sama tapi tidak ada warna kesukaan kalian." Jelas Ais panjang lebar. Sepertinya ia sedang badmood hari ini, sampai menjelaskan kembarannya seperti menjelaskan anak SD.

Ais mengambil kunci yang memiliki tanda warna coklat, itu satu-satunya kunci yang tandanya berbeda dari tanda kunci kamar saudaranya yang lain.

Setelahnya Ais membuka pintu gudang dengan kunci yang ia pilih, dan pintu tersebut akhirnya terbuka.

"Nih, sudah kebuka." Ucap Ais. Ais mengembalikan tumpukan kunci itu ke tangan Hali, lalu pergi menuju dapur.

"Kok aku tidak kepikiran ya?" Tanya Blaze yang dihadiahi pukulan ke kepala belakangnya oleh Halilintar.

"Aduh!"

"Kerja, jangan kebanyakan caper!" Ucapnya sebelum akhirnya pergi menuju taman belakang.

Tapi baru saja beberapa langkah ia jalan, kemudia kembali lagi menuju Blaze dan Taufan yang mengecek layar Hpnya.

"Eh, Blaze, layarnya masih hidup." Ujar Taufan saat melihat ke layar Hpnya. Blaze mendengar itu terkejut dan langsung mengangkat Hpnya menuju wajahnya, setelah dilihat ternyata memang benar kalau videonya masih hidup.

"Lah! Wa-wah. Ternyata pemirsa sekalian mengikuti adegan drama kita dari tadi, Fan. Nanti dipotong aja atau tidak ya videonya?" Tanya Blaze dengan pose berpikir.

"Kayanya tidak usah, deh."

"Heh! Lihat sapu lidi ku tidak?" Tanya Hali pada mereka. Blaze dan Taufan saling pandang lalu mengangkat Hpnya untuk memvideo Halilintar yang tidak sadar sama sekali.

Gempa Pembunuh? [Tamat] ✓ (Revisi) Where stories live. Discover now