Belanja Bareng

401 37 1
                                    

"Kau sudah berubah pikiran, kak?" Tanya Duri tiba-tiba.

"Berubah pikiran buat apa?"

"Itu loh, yang bilang kak Gempa nanti malah jadi beban kak Hali. Kak Hali kan lihat sendiri rumahnya sebersih itu, dan dia masih bilang belum bersih-bersih. Jadi?" Jelas Duri.

"Lalu maksud mu bilang begitu apa?" Tanya Hali, kakak kembarnya masih belum peka sama sekali.

"Ugh, ayolah, kak Hali ini tidak peka sama sekali!" Seru Duri berjalan mendahului kakaknya sembari menghentak-hentakkan kakinya.

"Lah?"

---

"hey, lihat itu! Ada kertas." Seru Solar kepada saudaranya. Yang lain berdecak tidak senang, itu hanya selembar kertas.

"Apa si Sol? Tidak usah aneh-aneh deh ya! Itu cuma kertas biasa." Seru Blaze balik.

"Tapi disini ada tulisannya. Dalam bahasa Inggris." Ucap Solar sembari berbalik untuk melihat seluruh saudaranya.

Mereka sedang berjalan-jalan bersama untuk menikmati udara segar, tapi tiba-tiba ada selembar kertas kecil yang mendarat kearah Solar.

"Emang tulisannya apa? Palingan cuma selebaran yang dibuang orang."

"Ini loh, tulisannya itu Do you wanna play with me?" Ucap Solar dengan dahi berkerut. "Apa maksudnya? Palingan cuman anak kecil yang kirim surat ke orang buat ngajak main bareng. Sudah mending kita lanjut jalan aja, Sol." Ujar Taufan sembari merangkul pundak Solar. Solar hanya menghela nafas berat. Entah kenapa ia merasa kertas itu ditujukan kepada mereka.

"Oke, tapi btw, nama ku Solar bukan Sol." Protes Solar. "Halah, perkara nama disingkat aja dipermasalahin."

"Tapi kalau gitu malah jadi Sol sepatu! Bukan Solar." Ucap Solar yang sontak ditertawai oleh saudaranya yang lain.

"Kalian memang jahat!"

---

"Eh, apa ini?" Tanya Gempa penasaran. Baru saja ada Surat yang nangkring manis di kotak suratnya saat ia akan pergi berbelanja, membuatnya penasaran karena tidak ada nama dan alamat pengirimnya. Gempa membuka isi surat itu dan membacanya.

"Isinya tidak jelas, apa maksudnya ini?"

Isi suratnya :

Do you wanna play with me, Gempa? Did you know me right?

"Siapa coba yang ngirim ini?" Ujar Gempa kesal. Ia membuang surat tersebut sembarangan begitu saja, lalu kembali berjalan menuju pasar untuk berbelanja mingguan.

---

"Loh, ketemu Gem Gem disini. Kau mau kemana?" Tanya Blaze tiba-tiba membuat semua mata tertuju pada Gempa. "Eh,  aku mau belanja ke pasar. Kalian juga mau kemana?" Ujar Gempa. Matanya mengabsen satu-satu saudaranya. Sudah lama mereka bersama seperti ini.

"Cuma cari angin awalnya, tapi mungkin kita bisa ikut Gempa aja deh." Ujar Blaze yang mendapat plototan dari Ais. Kaki Ais sudah sedikit kram malah ditarik untuk ikut Gempa berbelanja.

"Kalian semua juga harus ikut! Tidak bosan apa dirumah terus? Boleh kan, Gempa?" Ujar Blaze bersemangat.

Gempa mengangguk pasrah, untung saja mereka masih lupa ingatan, jika tidak sudah ia tolak permintaan saudara kembarnya itu. "Oke, Let's gaur!" Seru Blaze, Taufan dan Duri bersamaan.

"Astaga! Kalian ini." Solar geleng-geleng kepala melihat kelakuan kakak-kakaknya.

Mereka berjalan selama 10 menit hingga sampai ke pasar. Banyak reaksi setelah mereka sampai, salah satunya adalah Ais yang langsung duduk ditrotoar karena kakinya sudah kesakitan.

Gempa Pembunuh? [Tamat] ✓ (Revisi) Where stories live. Discover now