Chapter 7

231 38 98
                                    

Mahasiswi kelas Eksekutif tingkat dua dan tiga semakin mendekati tiga mahasiswi pindahan itu. Mereka semua tertawa melihat Taeyeon dan kedua sahabatnya terpojokan, pasalnya tak ada jalan pintas lain untuk pergi dari atap gedung ini.

"Kalian menyerah saja dan terima serangan dari kami dari pada lari terus menerus." Joy, teman sekelasnya saat ini memberitahu hal tersebut.

"Buah busuk ini jauh lebih baik daripada kalian mati lompat dari atas gedung." Yeri tak kalah mengatakan hal tersebut.

Yuri menelan ludah begitu melihat ke bawah, "Apa kita akan mati, Taeyeon?"

"Yak!! Diam lah Yul, kita harus berpikir bagaimana bisa lari dari tempat ini." Sunny sedikit menaikan nada karena benar-benar kesal Yuri seolah menyerah begitu saja.

"Sunny benar, kita berpikir lebih dulu," Taeyeon mengangguk mantap sambil melihat semua sisi dari tempat ini apalagi ia sudah tak melihat Jessica ada di gedung seberang. "Mungkin dia sudah pergi." Lirihnya yang bisa-bisa nya memikirkan Jessica.

"Kita akan mati Taeyeon, bagaimana bisa berpikir, kalian berdua ini benar-benar ya." Yuri tak paham berpikir menurut mereka seperti apa.

"Di bawah gedung ini adalah Elevator berada, aku ingat jelas akan hal itu." Ucap Taeyeon yang tiba-tiba ingat setiap detial gedung milik mahasiswi Kelas Eksekutif.

"Lalu???" Yuri mulai bersemangat lagi.

"Kita lompat."

"Mworago???????" Sunny dan Yuri berteriak secara bersama.

"Ikuti aku saja, aku akan lompat lebih dulu kalian harus menyusulku, paham??"

"Kita tidak mau mati konyol, Taeyeon astaga kau itu!" Yuri tentu saja tak mau menjalankan ide Taeyeon diluar nalar itu.

Sunny kini diam sejenak, ia mencoba memahami apa yang akan Taeyeon lakukan. "Disisi jendela ada balkon, kau akan turun disana?" Tak berbeda dengan Taeyeon, Sunny pun punya ingatan tajam, saat Dosen Han membawa mereka semua ke gedung Eksekutif matanya melihat setiap sudut bangunan ini.

Taeyeon akhirnya mengangguk atas pertanyaan Sunny, ia melangkah mundur, kemudian melihat ke bawah, balkonnya hanya terlihat sangat kecil, ia juga ragu apa bisa melompat kesana tapi jika takdir berkata lain ia akan mati lebih baik mati seperti ini dari pada bagai budak oleh mereka semua.

"Apa yang kalian bicarakan di situasi seperti ini ha?" Seulgi melangkah sambil membawa bola basket serta ia mainkan. "Atau kalian benar-benar ingin mati?"

Setelah Kang Seulgi bicara, Yeri, Joy dan Irene melangkah maju, mereka berempat siap-siap melempar bola basket ke arah tiga mahasiswi itu, akan tetapi Taeyeon secepat mungkin melompat ke bawah.

Yuri dan Sunny sangat terkejut dengan aksi Taeyeon, mereka berdua melihat ke bawah, Taeyeon bergelantungan di balkon, tangannya sangat erat berpegangan pada sisi balkon, kini Sunny tak ragu lagi, ia melompat mengikuti Taeyeon, Sunny berhasil jatuh di balkon tapi badannya belum cukup kuat berdiri.

"Sunny-ya, kau baik-baik saja???" Taeyeon dengan nada panik bertanya demikian. "Ayo bangun dan bantu aku." Taeyeon bicara lagi tapi ia terkejut saat Yuri berpegangan pada kakinya.

"Taeyeonnnnnn tolong aku, aku tidak mau jatuh." Rengeknya ketakutan.

"Sial!!! Mereka memang keras kepala." Irene berlari serta melihat ke bawah gedung, terlihat Taeyeon dan Yuri masih bergelantung.

"Kita habisi saja, tongkat bisbol bisa kan?" Yeri yang merasa marah ingin bertindak yang lebih.

"Jangan terlalu ekstrim bagaimana jika orang luar tahu, komisi disiplin akan kemari dan kita akan terkena masalah. Lebih baik cari cara lain saja." Jisoo dari kelas Eksekutif B tidak setuju dengan keinginan Yeri.

LawkeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang