Minggu ini diusahakan apdet 2x yak soalnya minggu kemarin riweuh bgd di rumah.
Selamat membaca
🗝🗝🗝
Jessica Jung, memegang kepalanya yang terasa pening pagi ini, ia melihat sekitar, saat ini sudah ada di dalam kamar. Melihat jam di nakas, masih terlalu pagi untuk bersiap ke kampus. Ia mengingat-ingat bagaimana bisa pulang, terakhir bukankah ada di bar? Ah! Tentu saja ia tak ingat karena terlalu mabuk tapi tunggu--- Jessica merasa ingat satu hal---
Ia memegang bibirnya secara reflek, sepertinya bermimpi seseorang menciumnya, gadis itu merasakan bibir begitu lembut menempel dibibirnya dan ia pun menyambut ciuman itu dengan lebih dalam.
"Ya Tuhan!!! Mimpi macam apa itu???" Ia pukul kepalanya karena bisa-bisanya datang mimpi demikian, "Tidak, ini bukan mimpi, aku merasa seperti nyata, tapi siapa yang berani menciumku???" Putri tertua Daniash Jung dan Hera Han itu segera mungkin beranjak dari tempat tidur.
Ia mencari pekerja di rumahnya, pastilah mereka tahu siapa yang mengantar sampai ke rumah tetapi ia urungkan saat melihat Ayah dan Ibunya sudah ada di meja makan.
"Jarang sekali Mommy melihat mu mabuk sampai kumal seperti ini," Hera Han mengomentari penampilan anaknya yang masih mengenakan gaun. "Makanlah bersama kami, Sayang."
Meski enggan satu meja dengan Ayah dan Ibunya, Jessica tetap berjalan ke meja makan, menuangkan susu lebih dulu baru lah mengambil roti panggang yang tersedia.
"Jika sedang pertemuan rutin ucapanmu dijaga." Daniash Jung mengeluarkan suaranya setelah menyeruput kopi.
"Bahkan ucapanku saja bisa dihitung jari, ucapan mana yang harus ku jaga lagi, Tuan Jung yang terhormat?"
Pria berkacamata itu terlihat geram atas ucapan Jessica yang tidak ada sopan santunnya. "Jaga mulut mu, Jessica!!!"
Jessica tertawa kecil, mengejek. Ia tetap mengunyah rotinya. "Barusan memintaku jaga ucapan sekarang mulut, aigooo yang benar saja. Bukankah kau yang mengajarkan padaku supaya menjadi seorang nomer 1 dalam segala hal? So yang aku katakan semalam memang benar," Jessica meneguk susu sampai habis kemudian meletakan gelas dengan keras. "Aku ingin menjadi pemilik SJ Group, Dad!" Lantas ia pergi dari meja makan.
Daniash Jung ingin mengejar putrinya tapi dicegah oleh sang Ibu. "Tahan emosimu, Yeobo."
"Semakin hari dia semakin menakutkan, tidak bisa dibiarkan saja. Bila perlu kita kirim keluar negeri seperti Krystal."
Hera Han menggeleng, "Jessica berbeda dengan Krystal. Krystal pun menurut karena kita harus perlahan membujuknya."
"Tapi Jessica sudah sangat keterlaluan!!!!!!" Daniash Jung begitu murka karena semalam seolah dipermalukan oleh anaknya sendiri.
"Arraseo, kita harus tahu lebih dulu mengapa dia ingin masuk SJ Group, apakah dia tahu kau mempunyai rekening bank luar negeri dari hasil SJ Group?" Hera Han bertanya hal yang mungkin saja benar sebab Jessica sangat detail jika akan melakukan sesuatu.
Hera Han ingat saat anaknya itu minta yayasan mendirikan kampus, Jessica memberikan setiap detail kampus tersebut pada ibunya termasuk kelas Eksekutif yang ada di Fakultas Hukum.
Sang Ayah tentu saja terkejut dengan apa yang dikatakan istrinya, "Mana mungkin dia tahu, selama ini dia hanya belajar dan mengurusi segala hal di Hanboore, kan?"
Sang Istri mengangguk, "Kau benar, tapi ingat Ms. Malisorn juga ada disana. Orang yang kau temui di Bangkok 10 tahun lalu, dia bersama Jessica saat ini."