Chapter 20

285 31 53
                                    

Merdeka!!!!! Selamat HUT RI Ke-79 buat kalian.

🗝🗝🗝

Ia meregangkan badan begitu semua petugas spa keluar dari kamar. Tepat, ia adalah Jessica Jung yang segera mungkin meminta orang-orang spa datang ke rumahnya setelah seharian ia keluar rumah. Ini kali pertama ia pergi dari rumah bukan bersama orang-orang di lingkarannya, energi yang ada dalam gadis itu sepertinya mulai habis.

"Mengapa dia belum menghubungi ku?" Sesekali memeriksa ponsel mengingat Eunjung belum menghubungi setelah siang tadi mempercayakan Jessica pada Taeyeon. "Apa sesuatu terjadi? Ah! Tidak mungkin, Jungie ku bisa bela diri."

Jessica berjalan ke depan cermin, menyisir rambutnya, sesekali menghirup udara ruang kamar yang masih wangi dengan aroma terapi dari petugas spa barusan. Tak lupa sebelum tidur ia oleskan cream untuk wajah dan rambut, bibirnya pun tak ketinggalan ia beri sentuhan dengan lip balm supaya tidak kering. Ketika memegang bibirnya sendiri tiba-tiba ia teringat perihal mimpi yang begitu nyata kala itu.

"Astaga kenapa aku ini?" Ia melepaskan jemarinya dari bibir.

Jessica Jung menghela napas sejenak kemudian teringat ucapan Taeyeon. "Atau kau tidak pernah membuka hatimu karena Eunjung? Dia yang paling memahamimu, dia yang paling terdepan bagi dirimu karena merasa ada Eunjung maka kau tidak butuh orang lain lagi."

"Apa aku begitu?" Jessica bicara di depan cermin selanjutnya melihat satu potrait di meja riasnya.

Potret itu ada dirinya dan Eunjung ketika masih kecil, mungkin umur mereka saat itu 8 tahun, sang Kakek lah yang mengambil foto tersebut. Ia meraih dompet, disana juga ada foto dirinya bersama Eunjung, foto diambil ketika keluarga Jung dan Ham mengadakan foto keluarga. Jessica mengusap lembut potrait dirinya dan Eunjung.

"Ternyata kita sudah besar Jungie dan selama itu kau memang selalu ada bersamaku, kau yang paling tahu tentang ku, kau selalu mendukungku dalam hal apapun termasuk merebut SJ Group milik Haraboji dari Daddy ku sendiri. Apa yang dia katakan benar? Aku sudah terlalu nyaman bersamamu hingga tidak butuh orang lain lagi dalam hidupku? Ahh~ molla." Jessica menutup dompetnya lagi akan tetapi ia membelalak ketika ingat sesuatu.

"Malam itu?" Ia mencoba mengingat saat dirinya mabuk berat, ia merasa ada orang yang memapah, "Aroma itu," Meski dirinya tengah mabuk tapi hidungnya dapat mencium parfum milik seseorang, Jessica jelas hafal karena parfum tersebut dirinya lah yang membeli.

Ketua Senior tingkat dua itu berlari keluar kamar, ia masuk ruang keamanan guna melihat CCTV di malam itu, petugas yang berjaga sudah beristirahat maka ia turun tangan sendiri. Jessica mencari satu demi satu rekaman pertanggal hingga menemukan hari itu, ia melihat memang Eunjung yang memapahnya menuju rumah. Jessica menelan ludah lantas memegang bibirnya, mimpi yang sangat nyata itu---itu--- ia masih belum bisa berpikir jelas tapi sungguh ia merasakan bibir lembut menciumnya sangat nyata apalagi dirinya pun membalas ciuman tersebut.

Ia keluar segera mungkin, kini menuju ruang pelayan, dicarinya salah satu pelayanan pada malam itu.

"Bibi ingat saat aku mabuk?"

"Jelas ingat Ms. Jung, baru kali itu saya melihat anda mabuk berat."

"Siapa yang mengantarku? Apa Eunjung?"

Sang pelayan pun mengangguk, "Benar Ms. Jung, Ms. Ham lah yang mengantar anda. Saat itu dia benar-benar khawatir sekali sama seperti saya karena anda sangatlah mabuk."

Tubuh Jessica mendadak lemas mendengar penuturan satu pelayanannya itu. Jadi itu bukan mimpi??? Eunjung mencium ku? Ahh aku mencium nya? Tidak, tidak, kami berciuman???? Begitulah pertanyaan Jessica di dalam hati.

LawkeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang