Kwon Yuri merasa mual setelah mata kuliah di jam ini berakhir, "Astaga aku tidak menyangka mata kuliah di kelas ini sangat berbeda dengan kelas kita, Taeyeon. Bagaimana bisa mereka memberi mata kuliah internasional yang sama sekali tak pernah terpikir olehku." Ia bersandar loker untuk mengambil tas karena jam istirahat telah tiba.
"Aku juga terkejut tapi lambat laun bisa paham apa yang mereka ajarkan, Yul." Taeyeon sudah mengambil tasnya dalam loker. "Kau pasti sudah terbiasa dengan pelajaran seperti tadi ya?" Pertanyaan itu ia ajukan untuk Sunny yang ada di sampingnya sedang membuka lokernya.
"Ada sebagian yang aku pahami, overall not bad." Jawabnya yang telah berhasil membuka lokernya.
Yuri pun bergegas mengambil kunci loker miliknya, membuka loker secara perlahan untuk mengambil tas tapi ia menjatuhkan sebuah kunci berwarna hitam yang tersenggol saat akan mengambil tas.
"Kunci apa ini?" Ia mengambil kunci tersebut dengan santainya. "Apa ini milik kalian?" Yuri bertanya pada Taeyeon dan Sunny, keduanya tentu menggeleng.
"Ehm maaf, apa kunci ini milik kalian?" Pada akhirnya Yuri bertanya pada Seulgi dan Irene yang masih mengambil tasnya.
"Ja--di, Lawkey ada padamu???" Irene justru bertanya dengan sangat hati-hati. "Seulgi-ya,"
Seulgi mengangguk, ia berlari ke dalam kelas kemudian memencet tombol, saat itu sirine terdengar jelas. Semua mahasiswi kelas Eksekutif tingkat dua dan tiga yang sudah paham sirine apa itu segera berlari menuju sirine tersebut terdengar.
"Kalian berdua minggir lah," Irene menarik Taeyeon dan Sunny supaya tidak dekat dengan Yuri.
"Again? Mereka sungguh buang-buang waktu." Lalisa yang tadinya di kelas ditarik paksa oleh Jennie supaya keluar.
"Ini sudah menjadi tradisi kita, kau ikuti saja apa yang Jessica inginkan, jangan cerewet." Ujar Jennie yang masih menarik Lalisa supaya ikut melihat siapa pemegang Lawkey kali ini.
Yuri tentu saja bingung, ia masih berdiri di tempat apalagi mahasiswi berbondong-bondong mendekati dirinya. Ia menoleh Taeyeon dan Sunny yang saat ini ada di samping Irene, "Ada apa ini?"
Taeyeon dan Sunny juga bingung, mereka menggeleng tak paham atas situasi kali ini.
Plokkkkkk satu buah telur mendarat di kepala Yuri.
Lemparan telur lain berhamburan memenuhi tubuh Yuri yang tak tahu apapun mengapa dirinya mendapat serangan telur siang ini.
"Apa yang kalian lakukan? Aku tidak sedang berulang tahun." Katanya mencoba menghentikan lemparan telur lainnya.
Sebuah pesawat mini terbang diatas Yuri, kemudian tepat di depan mata Yuri pesawat itu menyemprotkan sesuatu.
"Yaaaakkkk pedihhhh." Teriak Yuri.
Yeri pemilik pesawat mini itu tertawa puasa atas apa yang barusan ia lakukan.
Selain telur lemparan sayur busuk pun mendarat di tubuh Yuri, gadis itu sangat kewalahan mendapat serangan brutal seperti ini hingga ia jatuh tersungkur. Semua mahasiswi tingkat dua dan tiga dari kelas Eksekutif hanya tertawa melihat keterpurukan Yuri.
"Yul!!" Teriak Taeyeon hendak menolong sahabatnya itu tapi Irene lebih dulu menarik Taeyeon.
"Jika kau menolong nya, kau akan terlibat." Katanya tegas.
"Tapi apa salahnya?????" Taeyeon berteriak karena merasa marah melihat sahabatnya diperlakukan demikian.
"Dia pemegang Lawkey, itu salahnya." Kang Seulgi yang sudah kembali kemari mengatakan hal tersebut pada Taeyeon dan Sunny.