Selamat membaca dg hati gembira gak boleh emosi jiwa🤣🤣🗝🗝🗝
"Kau masih marah padaku?" Eunjung bertanya pada Jessica saat mereka berada di parkiran.
Jessica tak menjawab hanya melempar kunci mobil pada sahabatnya itu. Eunjung bergegas menuju mobil Jessica, ia sudah paham apa yang harus dilakukan, mengantar Jessica pulang.
Sebelum benar-benar pergi, gadis jangkung itu mengirim pesan pada Hyomin jika tidak bisa pulang bersama. Barulah ia meluncur keluar dari parkiran.
Menuju gerbang kampus, Jessica melihat Taeyeon, Yuri dan Sunny berjalan menuju halte kampus, mereka akan menunggu bus pastinya. Saat mobil melewati mereka, Jessica membuang wajahnya sedangkan Taeyeon justru melihat Jessica mengingat mobil milik iblis betina itu konsisten membuka atap. Kim Taeyeon benar-benar memperhatikan Jessica hingga mobil itu menghilang dari pandangannya.
Eunjung tahu pasti baik Jessica dan Taeyeon saling memperhatikan, "Kau tertarik padanya?"
"Padanya? Nugu?" Jessica menoleh ke arah orang yang bertanya.
"Kim Taeyeon, kau tertarik padanya kan?"
Tawa Jessica pecah saat Eunjung menyebut nama mahasiswi pindahan itu. "Kau berpikir aku tertarik padanya? Come on Eunjung, kau bahkan tahu alasanku memindahkan mereka semua, astaga." Ia tertawa lagi sambil memegang perutnya, pertanyaan konyol Eunjung membuat ia lupa diri hingga tertawa tak melihat tempat.
Eunjung memperhatikan Jessica, ia merasa lega mood sahabatnya itu sudah membaik. "Tapi itu semua sudah berlalu sebenarnya, Jessica. Haraboji juga sudah pergi, jika kau bisa berdamai dengan dirimu sendiri saat ada orang yang memanggil nama koreamu aku rasa kau akan biasa saja." Ia tahu sangat salah membahas hal ini, Eunjung juga tahu Jessica pasti akan murka kembali tapi ia hanya ingin mencoba mengatakan semua itu supaya Jessica bisa melupakan kejadian masa lalunya.
Tepat dugaan Eunjung, setelah tawanya menggelegar kini Jessica diam, wajahnya terlihat memerah karena amarah. Ia melirik Eunjung dengan sangat sengit.
"Kau tahu apa tentang Haraboji ha??? Kau tidak tahu bagaimana perasaanku saat Daddy---"
"Sejak kapan aku tidak tahu perasaanmu, Jessica? Sejak kapan aku hanya diam saat Haraboji meninggal dan kau kehilangan semangat hidupmu itu?" Eunjung menghentikan mobilnya, ia ingin bicara serius pada sahabat kecilnya ini, tetangga yang selalu Eunjung ikuti dari masa kanak-kanak.
"Krystal juga sudah berada di Amerika jadi kalian tidak perlu---"
"Cukup!!!! Pergi dari sisiku sekarang, keluar!!! Aku bilang keluar, Ham Eunjung!!!!!!" Teriaknya benar-benar murka.
Sahabatnya itu menurut, ia segera keluar dari mobil Jessica yang langsung diambil alih pemiliknya, Jessica melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Eunjung hanya bisa membuang napasnya, mulai resah.
Sementara Park Hyomin mengerucutkan bibirnya begitu membaca pesan dari Eunjung, "Wajar tidak aku cemburu pada Jessica? Tapi aku tahu dia dan Eunjung hanya tetangga."
Tiffany yang diajak bicara saat memasuki parkiran hanya menggelengkan kepala, sebab Hyomin terus saja mengeluhkan hal yang sama jika kekasihnya pergi bersama Jessica. "Jika kau sudah tahu mereka hanya sebatas tetangga dan teman sedari kecil kenapa ragu?"
"Molla aku sendiri tidak tahu bagaimana bisa pikiran itu muncul, Fany. Eunjung terlalu memahaminya tapi tidak bisa paham padaku, bahkan dia rela di rendam air es gara-gara salah memberikan menu yang kita minta padamu kan? Astaga, apa itu wajar?" Hyomin mulai berpikir berlebihan jika mereka berdua pulang bersama.