chapter22-pasar malam

4.5K 288 8
                                    

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH.

APA KABARNYA?

JAWAB DONG MASAK KALIAN MAU JADI PEMBACA HANTU SEMUA, NTAR AKU MALAH SEMAKIN GAK SEMANGAT BUAT UPDATENYA.

SEPERTI BIASA SELALU LESTARIKAN VOTE SESUDAH MEMBACA ATAU SEBELUM MEMBACA‼️

...

Happy reading
.

.

.

Sungguh para bidadari disyurga sana pasti akan cemburu dengan cantiknya senyummu kau tau Humaira, kamu bagaikan magnet dan lilin pada kegelapan malam magnet yang mampu membuatku tertarik pada sinar terangnya lilinmu dalam kegelapan gulita.

~ARKANZA BIAN ZULCHAIR~

***

"Kenapa masih disini sayang? suamimu pasti menunggumu dikamar" pertanyaan Nafisyah mengelus kepala Meera yang tertutupkan hijab instan.

"Hemm... biarin aja mam tadi sebelum Meyy kesini tuh keong racun lagi bobok." jawaban Meera.

Wanita paruh baya yang duduk pada kursi  sudah tersediakan di kolam renang, terlihat mengerut aneh dengan ucapan Meera pasalnya menyebutkan nama suaminya keong racun!!

"Hah? keong racun." Heran Nafisyah.

"Iye... itu menantu kesayangan mama."

Dukkk!

"Awwsss... mama, main jitak-jitak jidat Meey sakit tau." keluh Meera mayun.

"Yah.. habisnya kamu malah panggil suamimu keong racun."

"Terus aku harus panggil dia  sayang, hubby, honey, mas, wahaha... sungguh menggelikan."

Sekali lagi Nafisyah dibuat geleng-geleng kepala mendengar jawaban putri semata wayangnya.

"Tunggu-tunggu, apa... jangan bilang semalam kamu tidak jadi, buatkan cucu untuk mama kan Meyy.?"

"Cetttt, lagian ngapain  mama hias kamar Meyy segala, dah kayak pengantin baru aja!!"

"Ya Allah... Mey-Meyy, jadi memang benar kamu tidak melakukan malam pertama dengan menantu.?" Berbagai pertanyaan Nafisyah lontar pada Meera.

"Hehehe... belum mam" cengiran Meera sembari menunjukkan gaya dua jari.

"Astaghfirullah Meyy, bisa-bisanya kalian tidak pernah melakukan malam pertama yang seharusnya dilakukan oleh setiap pasangan, sudah hampir 2bulan kalian menikah! dan dalam waktu hampir 2bulan menantu bisa sekuat itu menahan nafsunya. jika seperti ini terus kapan mama sama papa akan gendong cucu."

"Yee...  mama kenapa sih ngebet banget punya cucu.?"

"Wajarlah sayang mama dan papamu sudah semakin tua, bagaimana nanti jika kami wafat belum sempat gendong cucu." titah Nafisyah terlihat matanya yang berkaca-kaca.

ARMEERAA  (Revisi+Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang