chapter 32-penyusup

3.9K 243 10
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Apa kabar kalian, lama nunggunya gak, pasti nggaklah yah

Diharap apabila adzan berkumandang utamakan sholat terlebih dahulu, sebelum membaca cerita ini🤗

Aku update 1 Minggu sekali gak masalah kan‼️

Btw guys maaf aku rombak kembali nama dari tokoh utama semoga kalian suka yah🙏

Buat kalian jangan panggil aku thor-thor dong panggil aku Zaaa

Jangan lupa follow juga akun Author, Ig coklatemaca 👌

Kalian jaga kesehatan yah karna sekarang lagi musim-musim sakit

Sebelum membaca atau sesudah membaca alangkah baiknya tekan logo bintang dibawah gratis kok✅

Maaf jika banyak typo bertebaran nanti aku revisi kembali.
...

"Jangan mau hidup seperti gue, hidup gue hambar gak  ada yang menyenangkan dari kehidupan gue."

~ALMEERA AZZAHRA ALFATHUNISSA WARDANA~


***

"Ma__mas, nanti di depan kita berhenti gue mau beli, cake brownies." ujar Meera menatap laki-laki di sebelahnya, sibuk menyetir, bahkan mengucapkan kata mas saja Meera masih gelagapan.

"Kamu suka, kue brownies hemm." pertanyaan balik dari Gus Arkanza.

"Suka banget, bahkan kalok di suruh ngehabisin cake brownies, satu toko gue sanggup." songong Meera, mengusap hidungnya sombong.

Gus Arkanza yang mendengar perkataan ngatur dari sang istri, ia tak heran lagi sebab Meera orangnya memang suka ngaur toh!!

Seperti permintaan sang istri, gus Arkanza menghentikan mobilnya tepat di depan tokoh kue yang Meera inginkan.

"Tunggu dulu Humaira." Gus Arkanza menahan tangan Meera ketika hendak keluar.

Meera, mengangkat sebelah alisnya ke atas ketika Gus Arkanza menahan pergelangan tangannya. "Why, mas." sahut Meera dengan gaya centil.

Sontak hal itu, berhasil membuat kedua telinga gus Arkanza memerah padam. "Tidak mau pakai masker hemm.?" Pertanyaannya.

"Untuk apa mas, lagian gue sudah terbiasa, berhadapan dengan banyak orang! orang-orang juga sudah tau jika anak tunggal dari pengusaha Johan Wardana Grub seorang bidan, kecuali jika gue jalan dengan Lo, so, lo tidak usah khawatir." penjelasan Meera panjang lebar buru-buru keluar dari mobil tersebut.

Gus Arkanza melihat ke pergian sang istri, seketika seulas senyum, terbit dari sudut bibir laki-laki itu mengingat kembali panggil Meera padanya. "Mas, ya Allah sungguh hamba begitu sangat bersyukur padamu, karena engkau telah mempersatukan hamba dengan wanita kini telah menjadi makmum hamba."Lirihnya.

"Mengapa seperti ada suatu hal yang aneh?" tutur Gus Arkanza ketika melihat sebuah mobil di belakangnya lewat kaca spion.
"Astagfirullah Arka, kamu tidak boleh berfikir negatif, mungkin saja orang yang mempunyai mobil itu, tengah membeli sesuatu pula." imbuhnya berusaha berfikir positif.

ARMEERAA  (Revisi+Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang