Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Karna aku Author yang baik wkwkwk canda, aku update lagi nih heemm, dan kalian reader aku yang baik.
Follow juga yah akun ig aku Coklatemaca‼️
Btw kalian tau cerita aku dari mana hemm??
Sebelum membaca atau sesudah membaca alangkah baiknya vote, vote kalian tuh ngaruh banget buat aku.
Comen sebanyak-banyaknya, maaf jika banyak typo bertebaran ntar kalo udah end aku revisi kembali✅
Update 1minggu satu kali gak masalah kan.
...
Happy reading
..
.
"Hidup ini sesingkat adzan dan iqomah secepat helaan nafas yang tiap kali kita hembuskan, jadi apa yang sebenarnya kita cari dalam dunia ini, maka hendaklah kita mencari ke ridhoan Allah SWT."
~ARKANZA BIAN ZULCHAIR~
***
Di lorong santri putri yang mengarah pada masjid pesantren, para santri-santri asrama
putri mereka semua berbondong-bondong memasuki pelataran masjid!! dikarenakan Adzan, Azhar mulai berkumandang."Assalamu'alaikum Ning Meera." Salam dari seseorang, mendengar itu Meera yang hendak melangkah pada arah masjid mengurung kan niat, menoleh pada asal suara tersebut.
Mengetahui siapa orang itu dengan perasaan malas Meera, membalas salam dari wanita itu mengingat ajaran agama, bahwa menjawab salam sesama muslim itu wajib!!
"Ning Meyy sudah sembuh." Tanya Ning Hanum ketika berpapasan dengan Meera.
"Hemm, seperti yang lo liat." jawaban singkat dari sang empuh.
"Ayok guys lebih baik kita cepet-cepet pergi ke masjid, dari pada disini nanti kalian ketuleran ulat bulu." imbuh nya, mengajak Jema, Akifah, dan Salma.
Ke empat gadis beda generasi itu, pergi meninggalkan Ning Hanum begitu saja, ketika mereka sudah sampai pada luar masjid tersebut Meera menyuruh Salma, Akifah dan Jema masuk terlebih dahulu, disaat ke dua netranya tak sengaja melihat laki-laki yang sangat familiar sedang mengombrol dengan Ning Hanum.
"Eeehh... guys kalian duluan aja."
"Lah Ning-nya Ndak masuk juga, bentar lagi iqomah loh Ning?" ujar Salma nampak mengerutkan dahi.
"cettt... iya ntar gue nyusul, gu__gue batal, haaa iya batal mau ambil wudhu lagi." Alibi Meera.
"Owalahhh yaudah kami duluan yaa Ning, kami tunggu ning Meera pada saf, paling depan sebelah kiri." tutur Akifah, yang disetujui dengan anggukan kecil oleh Meera.
"Kami tunggu di dalam ya... Ning Meera, yang cantik-nya masayaAllah." ucap Jema melebih-lebihkan.
Setelah ke pergian ke tiga teman-nya, ketika berada di pesantren, antensi Meera kembali lagi pada dua orang tadi, Ning Hanum dengan sang suami, ntah mengapa akhir-akhir ini perasaan Meera sangatlah sensitif! mengingat kejadian dimana sang suami ingin di jodohkan kembali waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARMEERAA (Revisi+Segera Terbit)
Ficção Adolescentemenceritakan seorang teman kecil yang tidak pernah akur, anak perempuan yang sangat menyebalkan dan anak lelaki yang penyabar. hingga mereka harus terpisahkan dikarenakan anak perempuan tadi harus ikut pindah bersama kedua orang tuanya.minggu bergan...