Nathan melambaikan tangannya tatkala melihat seorang gadis yang baru saja keluar dari hotel itu, melihat Nathan berhasil membuat gadis yang tak lain adalah Nadine itu tersenyum dan berlari kecil kearahnya.
"Menunggu lama?"
Nathan menggeleng sebagai jawaban, ia cukup lama terdiam sebelumnya saat melihat gadis itu dalam kondisi yang 'diniatkan' untuk jalan.
Nadine tersenyum tipis, "terimakasih sudah mengajakku untuk berkeliling Doha. Kebetulan aku harus pulang ke Indonesia besok."
Nathan mengangguk, "saya juga akan kembali ke Belanda dalam beberapa hari kedepan."
Nadine membulatkan mulutnya. "Ahh, jadi meski kamu sudah berpindah warga negara, kamu masih menetap disana?"
Nathan tersenyum tipis, ia mempersilahkan Nadine masuk dikursi samping kemudi sebelum berputar untuk menjalankan kemudi.
"Ya, kebetulan kontrak dengan club saya mengharuskan saya harus tetap tinggal disana."
Nadine mengangguk paham. "Ohiya omong-omong soal pria bernama Justin Hubner,"
Nathan menghela nafas, ia telat mengetahui kelakuan rekannya itu dan baru mengetahuinya siang tadi.
"Maaf, dia memang iseng.."
Nadine menggeleng. "Tidak, tidak, aku hanya bertanya. Komentarnya berhasil membuat kolom komentarku cukup membludak."
"Aku akan menyuruhnya menghapusnya."
Nadine terkekeh kecil. "Jangan terlalu memaksakan. Aku jarang aktif di sosial media jadi kurasa bukan masalah besar."
Nathan tersenyum tipis menanggapi. "Omong-omong, saya fikir hanya saya yang senang untuk jalan-jalan malam ini. Tapi kamu juga sangat mempesona." Ungkapnya dengan senyum tulus yang jarang terlihat bahkan oleh rekan-rekannya sekalipun.
***
Akhirnya Nadine harus kembali ke Indonesia, perjalanan kemarin malam dengan Nathan benar-benar berhasil membuat lengkungan dibibirnya tak lentur bahkan barang sedetikpun meski setelah perjalanan jauh ia harus kembali untuk latihan.
"Kasmaran lo?"
Nadine mendelik saat Theo tiba-tiba berbisik disampingnya, mendorong wajah pria itu ia lalu mendengus.
"Apasih, ganggu ah."
Theo mendengus. "Senyum mulu, kayak bocah SMA dapetin crushnya."
Nadine yang masih sibuk mengisi amunisi senjatanya itu mengangkat bahu dengan acuh. "Kepala lo mah isinya cinta-cintaan mulu. Gue temenan doang lo nethink-in lagi kasmaran,"
Theo ikutan mendelik, "sejak kapan kasmaran nethink. Hadeh.."
"Anyway, Dine. Kalo lo emang nyadar dari awal kalian gabisa mending ga usah ditanggepin. Takutnya it'll hurts salah satu dari kalian."
Wajah Nadine semakin tertekuk. "Au dah."
"Tapi gue seneng."
Nadine melirik kearah Theo, "stop it, Yo."
Seolah tidak mendengar ucapan Nadine barusan pria itu kembali membuka suara. "Gue bakal senang jika lo yakin kalian bisa, karena itu buktinya bahwa lo mulai berani bergerak maju."
"Theo.." Nadine menghela nafas resah.
"Dine, you deserve it. Lo ga ada kewajiban untuk terus diam ditempat. Gue dukung siapapun pilihan lo. Mata lo cukup bagus buat melihat siapa yang pantas dan nggak."
Nadine menggigit bibirnya, ia lalu merapatkan earmuff kembali ketelinganya agar tak lagi mendengar suara Theo.
"Kalau emang bagus, i won't lose my virginity just because of the person i was choose, Yo."
Ruangan kembali diisi oleh suara tembakan agresif Nadine membuat beberapa rekannya yang lain menatap kearahnya.
"She must be in the bad mood right now," Derreck berbisik kepada Theo.
Theo menggoyangkan bahunya guna menjauhkan tangan Derreck.
"Karena lagi-lagi lo ngebakar sumbu trauma dia dengan maksa open her heart for a relationship that you know she hate, Theo."
***
Bonus
Disukai oleh nathantjoaon dan lainnya.
Nadinema_ a beautiful night🖤 Doha, Qatar
Comment
Justinhubner5 whos the one take the pict, sis?😆
***
Bunganya dari siapa🤨🤏
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan Tjoe-A-On -Targeting Love
Short StoryNathan Noel Tjoe-A-On fanfiction!! ___ Belum ada sinopsis ___ Written by: lullapyms