28

1.4K 166 10
                                    

Noah merapikan rambut Nadine yang menghalangi gadis itu. Nadine sejak tadi tertidur, dengan pipi yang masih meninggalkan bekas jejak airmata dengan wajah sedikit memerah.

Pemuda itu menghela nafasnya, melirik ponsel Nadine yang tergeletak begitu saja di nakas.

Dia tidak bisa saya hubungi.

Noah meraih ponsel itu sebelum disambungkan dengan charger disana.

"Kalau ada masalah setidaknya kabari pacarmu. Kamu sudah memutuskan menerimanya, kenapa waktu ada masalah malah hilang begitu saja." Gumam Noah

Kedua orang tua mereka sendiri juga sedang beristirahat. Keduanya awalnya sangat marah dan sedih mendengar apa yang terjadi pada Nadine 5 tahun yang lalu.

Tentang luka gadis itu. Namun, sepertinya setelah ini Nadine akan lebih tenang. Mereka sudah mengetahuinya dan hanya kalimat penenang yang keluar dari suara kedua orang tuanya.

Iseng, Noah mengambil gambar kakaknya sebelum dikirimkan kepada Nathan.

__________

Today

Bnoahmi_
[Send a pict]
I'm already home
She looks in a mess, but maybe soon she'll be okay
My mom n dad here too
[Sent]

__________

Noah menaruh ponselnya setelah itu. Ia kembali menatap kakaknya, ia tidak yakin akan mendapatkan gadis yang akan ia sayangi sebesar ia menyayangi kakaknya. Bahkan mungkin rasa sayangnya kepada Nadine sedikit lebih besar dibanding kepada Ibunya.

Seperti itulah nilai Nadine di mata Noah, meski kadang layaknya saudara lainnya ada sedikit gengsi ditengah rasanya.

Bagaimanapun, Nadine adalah orang yang berperan besar atas siapa Noah saat ini. Bagaimana gadis itu mensupport Noah, berusaha untuk menghasilkan penghasilan, dan selalu memastikan kesehatan Noah. Saat mereka hanya hidup berdua, rasanya Nadine mengisi peran ayah dan ibu bagi Noah secara langsung.

Melihat kondisi gadis ini sekarang, tentu membuat pemuda itu sangat marah kepada pria bernama Jonathan itu.

"Dia bahkan masih punya muka?"

"I'm here now. Mom and Dad too. You also have Nathan. Everything will be fine, sis. I promise you." Bisik Noah sebelum meninggalkan kamar Nadine. Membiarkan gadis itu beristirahat tanpa gangguan.

***



Untuk pertama kalinya setelah beberapa hari, Nadine bisa tertidur dengan nyenyak. Wangi masakan dari luar kamarnya mengundang gadis itu untuk keluar dari kamar sebelum akhirnya menyadari apa yang terjadi kemarin.

Bunda dan Ayahnya serta Noah benar-benar ada disini. Apa yang terjadi kemarin bukan mimpi.

"Loh, aku baru mau bangunin kamu." Ucap Noah

Nathalia mengintip dari arah dapur dan tersenyum. "Lil girl, sudah bangun? Ayo sini, kita sarapan dulu. Eh, boleh sekalian panggil Ayah dibelakang nggak? Bilangin sarapan dulu."

Nadine berjalan ke belakang, mengintip dimana ayahnya sedang memperhatikan area latihannya sekaligus taman yang biasa dijadikan Noah sebagai tempat untuk bermain bola.

"Ayah.." panggil Nadine

Nadeo berbalik dan tersenyum kala melihat putrinya. "Lil girl, ayah sedang memperhatikan tempat ini. Ini jauh lebih baik daripada terakhir kali ayah kesini."

Nathan Tjoe-A-On -Targeting LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang