29

1.6K 157 11
                                    

Nadine menghabiskan seharian penuh ini bersama keluarganya dan keluarga Nathan. Rasanya cukup canggung di awal namun ternyata tidak semenakutkan yang ada di fikirannya.

Ayah dan Bunda Nadine kebetulan benar-benar se frekuensi dengan Papa serta Mama Nathan. Mungkin karena cara mereka membesarkan anak juga sama.

"Aku senang melihat kamu tersenyum terus hari ini." Ucap Nathan dari posisinya, pria itu sedang menata pemberian-pemberian fansnya, katanya ingin difoto satu kali sebagai ucapan terimakasih.

Nadine yang duduk di kasur pria itu semakin melebarkan senyumnya. "Aku juga sangat senang hari ini. Senang aku bisa bersama Bunda dan Ayah juga senang melihat mereka akrab dengan Papa dan Mamamu."

Nathan terkekeh geli, pria itu memilih duduk disamping Nadine dan menunjukkan hasil fotonya yang baru saja ia upload.

Nadine memperhatikan foto itu sebelum menatap gambaran langsung didepannya. Benar-benar luar biasa, bagaimana bisa dirinya berpacaran dengan pria yang digemari oleh sekian banyak orang?

"Mereka banyak sekali, ya." Gumam Nadine

Nathan berbalik dengan alis terangkat. "Hm? Fans-fans itu?"

Nadine mengangguk. "Pasti diantara mereka ada yang lebih cantik dariku." Gadis itu melirik kecil kearah Nathan.

Nathan lalu tersenyum sebelum menggeleng tegas. "Mana mungkin." Ucapnya dengan santai. "Kamu yang paling cantik diantara semuanya. Saya katakan lagi, bagi saya kamu sempurna."

Nadine tersenyum memeluk pria itu dari samping sembari menyenderkan kepalanya di dada pria itu, mendengarkan detak jantung yang seirama dengan miliknya.

"Aku benar-benar kenyang validasi setiap bersamamu."

"Karena kamu pantas."

Nadine menatap keatasnya, melihat sosok Nathan yang saat ini turut menatapnya dengan senyum tipis.

"Crap.." gumam Nadine

Nathan menaikkan satu alisnya sebelum terkekeh kecil. "Language, honey."

Nadine terdiam sejenak. Barusan ia salah dengar?

Gadis itu segera menjauhkan diri dari Nathan dan menatapnya curiga. "What did you said?"

"What?"

"Repeat it,"

"Language?"

Nadine menurunkan kedua ujung bibirnya tanda tak puas. "No, after that."

Nathan tersenyum, pria itu menarik Nadine kembali mendekatinya. "Honey?"

Kembali mendengarnya, Nadine menatap Nathan dengan wajah cengo, terkejut.

Tentu berhasil membuat senyuman Nathan semakin melebar sebelum menggelitik gadis itu dengan gemas hingga gadis itu terbaring dikasurnya.

"What? Apa salahnya memanggil kekasihku dengan sebutan itu? Ah, di Indonesia kalian menyebutnya.." Nathan mengambil jeda, mencoba mengingat apa yang biasa pemain-pemain bukan campuran biasa memanggil kekasih mereka.

"...sayang." gumam Nadine

Nathan mengangguk cepat. "That's it, sayang."

Nadine kembali dibuat kehabisan kata. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menatap mata yang selalu menarik perhatiannya itu.

Nathan masih tersenyum wajah gadis itu benar-benar menggemaskan, membuat nalurinya ingin mengecup ringan bibir ranum yang sedikit terbuka disana.

Hampir mendekatkan wajahnya, ketukan dipintu berhasil membuat Nathan berdiri dari tempatnya.

"Nathan? Waktunya makan malam sekaligus diskusi tentang iklan besok!" Teriakan yang tak asing itu membuat Nathan menghela nafas berat dan mulai mengusap wajahnya.

Nadine? Gadis itu sama sekali tak bergerak selain menutup wajahnya yang memerah padam, tolong bantu dirinya mengecek apakah ia bahkan masih bernafas saat ini.

Tadi, nyaris saja..

"Nadine, waktunya makan malam." Ajak Nathan

Gadis itu tidak beranjak. "Duluan saja."

Nathan menaikkan satu alisnya, "Kenapa?"

Kenapa, katanya. Apakah pria itu bahkan tidak peka atas kondisi Nadine saat ini?

Melihat gadis itu sibuk menghalangi wajahnya membuat Nathan terkekeh geli dan menarik paksa namun lembut kedua tangan Nadine agar berdiri.

"Maaf, aku lewat batas."

Nadine menggeleng. "..tidak apa-apa, setidaknya lain kali.."

"Berikan tanda agar aku tidak terkejut." Cicitnya

Nathan, pria itu hanya bisa menggigit bibirnya didalam menahan senyumnya.

How can she be this adorable?

"Aight. So mari keluar?"

***










"Wow itu.. tak terduga." Ucap Rizky Ridho—salah satu rekan timnas Nathan kala melihat Nathan dan Nadine berjalan mendekat kearah mereka.

Rekan mereka yang lain seperti Aurelie, Ernando Ari dan Rafael Struick serta beberapa perwakilan dari brand yang akan mereka iklani itu mengikuti arah mata Ridho.

"He didn't say kalau dia akan membawa kekasihnya itu." Celetuk Rafael disahuti kekehan kecil oleh rekannya yang lain.

Bagaimanapun apa yang terjadi di lapangan kemarin tentu cukup menggemparkan, apalagi bagi para gadis yang berkumpul disana untuk melihat idolanya tersebut.

Bukannya menjadi ajang cuci mata sepenuhnya, malah diakhiri oleh patah hati serempak, apalagi setelah keluar kabar tentang identitas Nadine, mungkin ada hati yang terkoyak karena merasa ditendang akan kenyataan dunia mereka berbeda.

Nathan tersenyum kala berdiri didepan meja yang diisi oleh rekan-rekannya besok itu. Tak lupa melirik Nadine sembari bertanya.

"Maaf, waktu Ridho memanggilku aku sedang bersamanya, bolehkah dia bergabung?"

Nadine menunduk dengan sopan, sesungguhnya cukup merasa tak enak namun Nathan sejak tadi terus meyakinkannya untuk ikut saja.

"Oh, that's fine, that's fine. Tapi kursi sisa satu, staff kami akan meminta kursi tambahan."

Nathan memundurkan kursi tersebut dan mempersilahkan Nadine untuk duduk lebih dulu.

"Nath, kamu yang memiliki kepentingan. Aku tidak masalah jika—"

"Duduk saja." Ucap Nathan, pria itu lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Nadine, "atau kupangku?"

Melotot Nadine dengan cepat mencubit perut pria itu sebelum akhirnya duduk.

"Hai, aku Aurelie salam kenal. Tentang kalian berdua.. itu benar-benar booming."

Nadine tersenyum tipis, memajukan tangannya kearah Aurelie. "Nadine Malaikha. Aku juga awalnya khawatir karena itu.."

"Aku juga penasaran, sih. Bagaimana bisa kalian bertemu?"



***

TBC

[Sorryy pendekkkk gantinya bakal up 'what are we' lagiii hehehe karna akhir" ini lagi lancer nulis disebelah]

Makasih bangett bangett bangett buat yang masih mau setia nungguin cerita ini, bener" baca komen kalian buat aku kembali dapet inspirasi aku walau tipis"🥹🥹

Much Love💞
Lullapy

Nathan Tjoe-A-On -Targeting LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang