21

1.5K 142 11
                                    

Waktu berjalan cukup cepat, hingga kabar Indonesia tidak mampu berlaga hingga ke laga olimpiade Paris tersebar.

Saat ini, Nadine dan Nathan kembali bertemu setelah beberapa saat hanya bisa saling menatap dari lapangan dan bench penonton.

Pria itu nampak frustasi namun berhasil menyembunyikannya dengan sempurna.

Nadine melirik kearah Nathan dan tersenyum tipis. "Kalian bukannya benar-benar kalah, kok." Ucap gadis itu tiba-tiba.

"Hm?"

"Yah.. ini pertama kalinya aku melihat Garuda memiliki kesempatan seperti ini setelah sekian lama. Jika bisa dikatakan kalian adalah Rookie yang baru debut namun berhasil menyabet gelar semi-finalis. Kalian sudah sangat keren."

Nathan tersenyum tipis sambil membalas tatapan Nadine, "apakah kamu sedang mencoba menghibur saya?"

Nadine tersenyum kecil. "Couldn't i?"

Nathan terkekeh geli, pria itu memilih mengambil tangan Nadine untuk digenggamnya dengan dalih mereka akan menyeberangi jalan.

"Terimakasih, Nadine."

Nadine mengangguk. "Bukan hal yang besar,"

Setelah menyeberangi jalan, dua insan itu masih sibuk dengan tatapan satu sama lain, tangan besar Nathan yang terbebas kini naik menangkup satu sisi pipi gadis didepannya.

Sementara itu, Nadine merasakan sekujur tubuhnya merinding hanya dengan sentuhan kecil tersebut.

"You know what?"

Suara berat yang berhasil membuat Nadine berkali-kali meyakinkan dirinya, bahwa ia bisa sembuh. Tanpa sadar, gadis itu mengeratkan tangannya pada genggaman tangan mereka yang satunya. "What?"

"You're my favorite person. All of people i'd knew, you are my favorite one."

Mungkin itu hanya kata-kata. Mungkin itu hanya nada yang terlalu lembut. Namun Nadine bisa merasakan panas disekitar pipinya.

"I wish you could see yourself the way i see you." Lanjutnya.

Nadine tersenyum tipis sebelum mengangguk kecil. "...akan kucoba."

"Sounds good." Balas Nathan sebelum meninggalkan kecupan kecil diatas permukaan tangannya yang masih menyentuh pipi Nadine.

Bukannya menghindari mengecup langsung, hanya ia takut membuat Nadine tak nyaman jika dirinya ternilai sangat agresif, meski memang benar demikian.

"Anw Nadine what are you saying if i want to introduce you to my Dad?"

"Sorry?"

"Saya ingin memperkenalkanmu dengan seluruh keluarga saya sebagai wanita yang saya inginkan. Tapi kebetulan disini hanya ada Papa, jika kamu tidak keberatan.."

***

Nadine belum mengakui perasaannya, namun dengan gadis itu bahkan menyusulnya ke Paris bukankah sudah cukup membuktikan, she damn fall for him too.

Nathan tidak dapat menahan senyumnya kala melihat jepretan yang mereka ambil semalam saat berjalan-jalan di kota Paris.

Nathan tidak dapat menahan senyumnya kala melihat jepretan yang mereka ambil semalam saat berjalan-jalan di kota Paris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nathan Tjoe-A-On -Targeting LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang