23

1.5K 168 18
                                    

Kembali ke Indonesia berarti kembali ke setiap kegiatannya, seperti latihan serta gym. Rasanya senang menginjak tanah air kembali, seperti halnya yang tercatat pada lagu Tanah Airku. Disini, Indonesia, Ibu Pertiwinya tempat Nadine benar-benar merasa senang.

"Wow, didn't see you for weeks. Where you going?"

Kali ini Derreck mendapat kesempatan untuk bicara dengan gadis yang tumben memasuki area latihan tanpa bodyguardnya—maksudnya Theo di sisinya, tentu Derreck mengambil kesempatan emas ini untuk mendekat.

"You liked my post on instagram, you know well where i am."

Derreck terkekeh renyah sambil mengikuti gadis itu dari belakang. "So, now you are dating someone who is aren't Theo? After years?"

"What do ya mean?"

"Which one is he? Looks like timnas soccer is lingering on your insta."

"None of your bussiness, Derreck." Suara Theo dari belakang membuat Nadine merasa terselamatkan.

Derreck melipat bibirnya dengan malas sebelum berbalik dan tersenyum kearah Theo. "I'm just asking."

"Bertanya bukan berarti dia wajib menjawab, kan? Go on, gue ga inget pernah izinin lo deketin Nadine lebih dari 2 meter, atau pernah?"

Derreck berdecak sebelum berjalan menjauh dari sana.

Ditempatnya sendiri Nadine tersenyum sebelum menaikkan jempol kearah Theo. "Thank you."

"Yeah."

Theo memperhatikan gadis itu, setidaknya ada sarat yang menandakan bahwa gadis itu jauh lebih membaik daripada sebelumnya.

"What's going on? Saat lo di Paris."

Nadine tersenyum tipis sembari menaikkan tangan kanannya, memperhatikan jari manis yang sempat terpasang cincin buatan sang kekasih yang kini ia simpan di kamarnya karena sudah mulai layu beberapa hari lalu.

"I.. date him."

Theo berusaha memproses ucapan Nadine. Setelah berhasil memprosesnya pria itu maju dan memegang kedua bahu Nadine, "are you serious?"

"So damn serious, Yo."

Dengan cepat ditariknya Nadine untuk sebuah pelukan erat. "Glad to hear that, Nad. You really are moving on right now." Lirih Theo, rasanya sebagai orang yang berdiri disamping Nadine selama ini, tidak ada kabar yang lebih membahagiakan selain ini.

***

"Nathan?"

Nathan yang tengah sibuk dengan partynya bersama sepupu serta beberapa teman dekatnya itu berbalik, menatap Stijn dan Ruby diikuti oleh seorang wanita dibelakang Ruby.

"Oh, Stijn, Ruby, and.."

"Long time no see, Nath."

Ah suara ini. Nathan tidak mungkin lupa dengan wanita yang ia mabukkan beberapa tahun lalu sebelum akhirnya memutuskan berpisah dengan baik-baik dan Marcha memutuskan pindah ke luar negeri.

Nathan mengerutkan alisnya, sejenak ia hampir terbuai kembali oleh suara itu. Namun segera ia menetralkan perasaannya dan berbalik dengan niat kembali menghampiri sepupu-sepupunya.

"Yeah, enjoy your time, Marcha." Ucap Nathan

Ruby dan Stijn saling menatap sebelum mengangkat bahunya satu sama lain. Ini bukan reaksi yang mereka harapkan, dan mungkin bagi Marcha juga. Wanita itu menatap Nathan dengan mulut terbuka sedikit sebelum kembali memperbaiki air wajahnya.

Nathan Tjoe-A-On -Targeting LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang