6

23.3K 1.7K 12
                                    

Pagi pagi sekali Atala sudah berada di dapur untuk membuat bubur dan sarapan pagi di bantu juga oleh Maya dan putri.

Setelah siap Atala meletakan 4 piring nasi goreng buatannya dan juga satu mangkuk bubur di atas meja makan.

Mengapa 4 piring nasi goreng?,karna yang Atala tahu Fashya memiliki 3 putra,dan pastinya mereka memerlukan sarapan dulu sebelum melakukan aktivitas harian mereka.

Setelah itu Atala pergi menuju kamar selo,putra bungsunya Fashya,semalam Atala telah berkenalan dan sudah mulai menjadi akrab.

Atala memasuki kamar si kecil yang bernuansa baby blue itu.

Nampak si kecil masih setia mengarungi mimpi dalam tidurnya.

Perlahan Atala mendekat lalu mengecup lembut kening selo.

"Hay Sayang sudah pagi ayo bangun"ucap Atala lembut,sambil mengelus kepala sea.

Bukanya bangun selo nampak semakin terlelap karena usapan lembut dari Atala.

Atala menghela napas pelan,lalu perlahan Atala mengangkat tubuh kecil itu lalu membawa nya masuk ke dalam kamar mandi.

Perlahan Atala membasuh wajah mungil namun berisi milik Selo.

Seketika Selo tersentak kaget karna merasa sesuatu yang basah dan dingin menyentuh kulit wajahnya.

Awalnya Selo sudah ingin menangis akibat acara tidur nya terganggu namun hal itu tidak jadi terlaksana karna sebuah kecupan hangat yang ia rasakan di kedua belah pipinya.

Perlahan Selo membuka matanya,dan terpampang lah wajah cantik papa sambungnya itu yang sedang tersenyum menatapnya.

"Sudah bangun?"tanya Atala sambil tersenyum dan di balas anggukan dari Selo.

Setelah memandikan Selo sebentar dan mengganti kan baju anak itu.

"Sekarang ayo kita turun dan sarapan!!"ucap Atala sambil menggendong Selo ala koala.

Selo yang di gendong oleh Atala pun menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Atala dan menghirup dalam aroma khas badan Atala.

Atala hanya terkikik geli saat merasakan hembusan nafas anak sambungnya itu yang terasa hangat saat mengenai lehernya.

.
.
.










.
.
.
.

Sesampainya di meja makan Atala mendudukan Selo di kursi meja makan itu.

"Selo mau makan sendiri atau di suapi?"tanya Atala lembut pada Selo yang di balas anggukan semangat dari Selo.

Jujur saja hati Selo saat ini sedang berbunga bunga,karna ini keli pertamanya ia di perhatikan seperti ini.

Atala mulai menyuapi Selo nasi goreng itu dengan perlahan.
"Gimana rasanya"

"Enak!!"jawab Selo antusias dengan mengacungkan dua jempol tangannya.

Atala terus menyuapi Selo hingga nasi gorengnya habis dan menyuruhnya minum susu yang tadi sudah ia buat.

Setelah itu ia meminta Maya untuk mengantar Selo pergi ke kamarnya sebentar untuk bermain karna Atala harus ke kamar Fashya.

Saat Atala akan membawa bubur hangat dan juga nasi goreng miliknya Atala melihat dua remaja yang sudah rapi dengan seragam putih abu-abu nya berjalan keluar lift.

Dengan Atala menyapa mereka namun tak mendapat sahutan dari mereka berdua.

Namun Atala tak menyerah dengan lembut Atala menyuruh mereka untuk sarapan.

Kedua remaja itu mendekat dan duduk di masing masing kursi kosong yang ada di sana dan mulai memakan nasi goreng itu .

Atala yang melihat itu tersenyum lembut lalu ia membawa nampan berisi semangkuk bubur hangat dua gelas air putih dan juga satu piring nasi goreng lalu beranjak pergi menuju lift.

Sedangkan dua remaja itu setelah menghabiskan makanannya langsung pergi begitu saja.

.
.






.
.
.

Kini atala telah sampai di depan pintu kamar milik Fashya.

Perlahan ia membuka pintu kamar itu,nampak sang penghuni kamar ini sudah terbangun dari tidurnya.

Tanpa perlu berbasa basi seperti bertanya apakah kamu udah bangun padahal udah bisa di lihat pakai mata bahwa tu orang dah melek.

Atala langsung mendekat lalu meletakan nampan itu di atas meja dekat kasur.

Setelah itu Atala membantu Fashya untuk duduk bersandar pada sandaran ranjang.

"Ini minumlah dulu"ucap Atala sembari membantu Fashya untuk meminum air putih itu.

Sedangkan Fashya hanya menurut saja.

"Nah ini makanlah,buka mulutmu"ucap Atala .

Fashya seketika menggelengkan kepalanya " tidak mau,saya tidak suka!!"tolaknya.

"Hahhh...!!terus Lo maunya apa??!"tanya Atala sembari menghela nafas kasar.

Tidak ada jawaban Fashya hanya menatap Atala dengan datar.

Lagi lagi Atala harus di buat mengelus dada ratanya dengan sabar.

"Huhhh....mas Fashya ~...mas mau makan apa"ucap Atala mencoba untuk lembut.

Entah mengapa debaran jantung Fashya jadi semakin kencang dan wajahnya terasa panas.

Apakah selain lumpuh Fashya juga punya riwayat penyakit jantung??
Enggak yah...! Yang di rasakan Fashya ini bukan penyakit ko.

Balik lagi ke topik,

Jika di sisi Fashya ia sedang bingung sedang menderita penyakit apa,beda lagi di sisi Atala yang saat ini sedang menahan diri agar tidak nampol tu muka nyebelin tapi ganteng milik Fashya.

Selain itu Atala juga masih punya rasa takut ,takut kualat kalo nampar muka suaminya sembarangan.

"Huh....~untung laki"batin Atala.

Fashya menatap Atala sekilas lalu melirik pada sepiring nasi goreng yang ada atas nampan itu.

Atala mengikuti lirikan mata sang suami.

Ah~...Atala mengerti.

"Oke...sekarang makan habis itu minum obat"ucap Atala.

Setelah menghabiskan nasi goreng dan minum obat,Atala membersihkan tubuh Fashya seperti yang ia lakukan pada malam itu,tak lupa Atala juga mengganti kan baju Fashya.

Setelah selesai, tak lama terdengar suara ketokan pintu beberapa kali lalu pintu terbuka,menampilkan sosok Kris,tangan kanan sekaligus orang kepercayaan Fashya.

Kris berjalan masuk dan menunduk hormat.

"Ada apa!?"tanya Fashya datar.
Hawa di ruangan itu seketika menjadi dingin lebih dingin dari yang biasanya.

Merasa situasi tak cocok untuk dia ikut bergabung Atala akhirnya memutuskan untuk pergi keluar membawa nampan dan piring kotor bekas makan tadi.

Sebelum Atala benar-benar keluar Atala sempat mendengar jika Kris sempat bilang"mereka mulai bergerak tuan!"

Yah.....apapun itu Atala tak peduli.

Atala tetap melanjutkan kegiatannya.






































Terusss



























































Oke lanjut...

TBC..











Istri Mafia Cacat(BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang