PRIA ARAB MAJIKANKU S2E21
THIRD P.O.V
Setelah kejadian kemarin, Ibrahim hari ini meyakinkan dirinya untuk lebih sabar menghadapi Asad yang sering tantrum dan menjengkelkan, sial, dia berfikir bahawa Asad ini bukan seorang anak kecil yang nakal, tapi mulutnya itu sering kali menyakiti hati Ibrahim membuatnya kadang merasa bahwa ia merawat seorang anak kecil yang begitu nakal.
Seperti biasa, Abuya yang pertama kali berada dikamar Asad saat setelah ia membangunkan Asad, Ibrahim juga sama seperti kemarin, menguping pembicaraan mereka dari luar, Amihan dan Nala sedang mempersiapkan makanan Pagi untuk Asad didapur.
“Bagaimana dengan hak asuh?.” Suara Abuya terdengar, bertanya kepada Asad.
“Tidak tahu Baba, mereka begitu mencintai ibu mereka, aku tidak akan mampu jika untuk memisahkan mereka.”
“Kau tidak ingin bersama dengan anakmu?.”
“Tentu saja aku ingin Baba, tapi keadaan seperti ini memang benar-benar membuatku bingung, disatu satu sisi aku mengerti mereka masih anak anak dan masih memerlukan kasih sayang seorang ibu sepenuhnya, tapi disisi lain, aku juga susah untuk menjelaskan situasi yang menimpa kami, karena mereka masih anak-anak, shit, bahkan jika mereka sudah dewasa saja akan sangat sulit menjelaskan tentang perpisahan orang tua mereka.” Jawab Asad, masih terdengar lirih.
“Jika kau ingin hak asuh mereka sepenuhnya, Baba bisa bawakan lawyer yang hebat tentang masalah perceraian dan hak asuh.” Tawar Abuya.
“Noo, aku tidak mau menyakiti hati Farah jika mengambil keputusan itu Baba.”
“Kau tidak sadar? Farah sudah lebih dari menyakiti hatimu!.” Ucap Abuya, terdengar agak sedikit kecewa.
“Bisakah kita mencari solusi yang menguntungkan aku dan Farah secara adil mengenai hak asuh?.” Tanya Asad, terdengar hembusan nafas Abuya yang besar mendengar ucapan anaknya itu.
“We'll talk about it later with my legal consultant.” Jawab Abuya, terdengar langkah mendekat ke arah pintu, Ibrahim dengan cepat turun dari tangga dan berjalan menuju dapur.
Disana sudah siap sarapan Asad diatas nampan, Ibrahim membawa sarapan itu ke kamar Asad, ia masuk tanpa mengetuk pintu, masih sedikit kesal namun tetap ia tahan, ia menyimpan nampan itu tepat di paha Asad, sedikit meringis Asad karena sakit, Ibrahim tidak meminta maaf atau apapun, ia menyimpan gelas berisi air diatas meja lalu dengan cepat berjalan menuju pintu.
“Hei!.” Panggil Asad.
“Saya punya nama.” Ketus Ibrahim sambil berhenti.
“Ra-rahim? Rahim kan?, Ehhh, tangan saya masih sakit, kau tidak ada inisiatifkah?.” Tanya Asad, Ibrahim membalikan badan menatap Asad.
“Nama saya Ibrahim.” Ucap Ibrahim sambil berjalan mendekat kearah Asad, duduk disampingnya dikasur mengambil mangkuk berisi bubur lalu menyimpan nampan dilantai.
“Ibrahim, great.”
Wajah Ibrahim tidak berekspresi, ketus dan masam, ia menyendok bubur lalu menyuapkanya kedalam mulut Asad yang terbuka, hening tidak ada percakapan, hanya suara kunyahan mulut Asad melahap bubur dari suapan tangan Ibrahim.
“Hei, eh-.” Belum sempat Asad menyelesaikan ucapanya, Ibrahim memotong ucapanya.
“Ibrahim.” Ketus Ibrahim.
“Ahh, benar, sorry, Ibrahim, saya ingin meminta maaf.” Ucap Asad sambil tersenyum awkward, mata Ibrahim sedikit berekspresi, ia menatap Asad, masih berusaha mempertahankan tatapan ketusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIA ARAB MAJIKANKU (SEASON 2)
Любовные романыMelanjutkan perjalanan Ibrahim setelah mengambil cuti liburan selama satu bulan untuk pulang kampung dari Saudi, hubunganya dengan Daud, sang kakak, Abuya sang majikan, juga pria pria baru yang sebentar lagi akan hadir menjadi pengisi kehidupan Ibra...