PRIA ARAB MAJIKANKU S2E60
IBRAHIM P.O.V
Aku membalikan badanku, membelakanginya, berpura pura membersihkan wastafel dihadapanku, terdengar tarikan nafas Abuya, tanganya kembali melingkar di perutku, ia menciumi leher belakangku, tidak ada ucapan yang keluar dari mulut kami masing masing, saling menikmati pelukan yang ia berikan.
“Sudah Abuya, nanti ada yang lihat.” Ucapku sambil berusaha lepas dari pelukanya, ia malah mengeratkan pelukanya lalu memutarkan tubuhku.
“Siapa yang akan lihat Habibi? Hmm?, Amihan dan Nala sedang berbelanja, Namiah diruang tengah, hanya ada kita berdua disini, tidak perlu khawatir.”
“Jangan mengambil resiko ah.” Ucapku, ia mengecup bibirku cepat lalu melepaskan pelukanya.
“Jika kamu memaksa.” Ujarnya, ia kemudian berjalan hendak keluar dari dapur.
“Abuya!.”
“Hmm?.”
“Kita harus bicara.” Abuya mengangguk kemudian melanjutkan berjalan keluar dari dapur, kembali ke ruang tengah.
Aku melap air yang membasahi counter dekar wastafel, wanita bernama Namiah itu adalah mantan kekasih Abuya dulu, kenapa kedatanganya tepat sekali sih dengan kejadian menyakitkan menimpaku, dua pejantan yang aku sayangi meninggalkanku, dan sekarang wanita itu datang, apakah ia juga akan mengambil Abuya dariku?, Terdengar sebuah teriakan memanggilku, Namiah, ah sebenarnya dia tidak memanggil namaku, dia hanya meneriakan kata ‘pembantu’, dan benar benar tidak bisa dipercaya, Abuya membiarkanya memanggilku seperti itu, meskipun memang pada kenyataanya aku adalah seorang pembantu, tidak lebih, mau se manis apapun Abuya memanggilku, atau menganggapku, pada hakikatnya aku tetaplah seorang pegawai, kecuali dia officialy menikahiku, which is tidak mungkin, then, aku hanyalah seorang pegawai.
“Nyonya?.” Tanyaku ketika aku sudah menghadapnya.
“Siapa namanu?.” Tanya dia tanpa menatapku, sudah tiga batang rokok yang dia hisap, ditanganya sudah ada batang rokok baru lagi, chainsmoker, seperti kereta, kuat sekali.
“Ibrahim, nama saya Ibrahim.”
“Nama yang bagus untuk sebuah pembantu.” Aku tidak percaya apa yang wanita ini ucapkan, mataku menatap ke arah Abuya, ia hanya menaikan alisnya, seperti menyuruhku untuk mengikuti permainan wanita ini.
“Hnggg? Terimakasih?.” Ucapku bingung.
“Aku akan menginap disini, entah untuk berapa lama, dan boss mu ini tadi bilang aku bisa menggunakan kamar milik Maryam, kau, bersihkan kamar itu dari debu, siapkan sprei sutra yang paling lembut, aku ingin istirahat.” Titahnya, ia kemudian bersandar pada sofa lembut dibelakangnya, aku mengangguk kemudian segera naik ke atas menuju kamar Maryam.
Sungguh sangat amat tidak bisa dipercaya, Abuya yang lemah lembut, baik hati, dan gentle, pernah berpacaran dengan wanita cablak, tanpa filter dan garang seperti ini, aku benar benar tidak familiar dengan permainan Abuya, banyak pertanyaan yang ingin ku sampaikan kepada Abuya.
Kamar Maryam sudah lama tidak terpakai, tapi setiap hari tidak pernah luput dari dibersihkan oleh Amihan, masih bersih, wangi dan tidak berdebu, ku cabut sprei dari kasurnya, turun membawa sprei itu dan mengambil sprei sutra dari ruang laundry, aneh, bukanya sutra jika pakai agak panas ya? Kenapa dia malah minta sprei sutra?, Masa bodoh deh, terserah dia, vibes yang wanita itu pancarkan benar benar luar biasa, not bad vibes, bukan aura buruk, tapi lebih ke dominant dan controlling, melihatnya memang aku kagum, tapi ketika mulutnya terbuka dan mulai memerintah ku seenaknya,barulah aku mulai sedikit kesal, mungkin karena aku terbiasa bekerja dengan majikan yang begitu baik dan santai, padahl mungkin juga kebanyakan majikan di Saudi itu sifatnya seperti Namiah ini, wahh, sepertinya jika aku bekerja di rumah lain setelah bekerja di rumah Abuya, dan mendapat majikan yang seperti Namiah, mungkin aku akan pulang di minggu pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIA ARAB MAJIKANKU (SEASON 2)
RomantikMelanjutkan perjalanan Ibrahim setelah mengambil cuti liburan selama satu bulan untuk pulang kampung dari Saudi, hubunganya dengan Daud, sang kakak, Abuya sang majikan, juga pria pria baru yang sebentar lagi akan hadir menjadi pengisi kehidupan Ibra...