PRIA ARAB MAJIKANKU S2CH28
IBRAHIM P.O.V
Saat aku memasuki rumah, aku kira Asad sudah tidur karena biasanya dia sudah terlelap sebelum jam menunjukan pukul sepuluh malam, tapi malam ini sudah menunjukan pukul sebelas dan ternyata Asad sedang duduk di sofa tengah rumah, lampu rumah sudah gelap, hanya cahaya dari tv besar yang menyinari Asad.
“Belum tidur?.” Tanyaku berbasa-basi, ia membalikan badanya menatapku.
“Bagaimana anak-anak?.” Belum juga ia menjawab pertanyaanku, pertanyaanya sudah ia layangkan kepadaku.
“Pertanyaan saya juga belum dijawab.” Ucapku sambil berjalan dan menyalakan lampu dapur.
“Jawaban apa yang kau harapkan bodoh? Memangnya tidak lihat? Saya masih bangun dan menonton tv aneh.”
“Wow, terimakasih atas jawabanya tuan.” Ucapku sarkastik sambil masuk kedalam kamar Asad dan menyimpan urine bag yang tadi aku beli, aku kemudian berjalan ke arahnya dan duduk tepat disampingnya.
“Bagaimana anak-anak?.”
“Mereka baik-baik saja, hyperactive, gemar bertanya dan sangat menggemaskan, aneh, bagaimana mungkin orang sedingin dan segalak anda bisa mempunyai anak-anak seimut mereka?.” Asad mengalihkan pandanganya dari wajahku, kembali menatap tv.
“Apa mereka bertanya tentang saya?.” Kembali Asad penasaran.
“Ya, mereka bertanya, tapi Abuya memberikan respon yang baik, tidak memojokan anda, tidak memberitahu keadaan anda juga.”
“Good.” keheningan kembali mengelilingi kami berdua, ah tidak, ada suara film action yang sedang terputar di tv besar, aku mengeluarkan sekotak donat dari paperbag yang aku bawa lalu membuka kotak berisi donat itu dan mengambilnya.
“Apa itu?.” Tanya Asad.
“Donat.” Matanya menatap tajam ke arah donat, Asad terlihat menjilat sedikit bibir bawahnya yang kering sambil tetap menatap kearah donat, kemudian terdengar suara keroncong perut Asad berbunyi.
“Ambil saja jika anda mau, ada banyak itu.” Ucapku sambil menunjuk pada sekotak donat di meja, ia tersenyum lebar sambil mengambil sebuah donat dan langsung memakanya.
“Ahhh lewzwat sewkwaliiii.” Ucapnya sambil memejamkan mata, aku menepuk tanganya.
“Jangan sambil bicara, nanti tersedak!.” Ia mengangguk kemudian fokus mengunyah donat.
“Dari tadi saya lapar dan belum makan, lemas sekali rasanya, untung ada gula didonat ini, jadi saya bisa kembali berenergy.” Ucapnya sambil kembali mengambil satu donat.
“Hah? Apa?, Anda belum makan?.” Tanyaku kaget, sejak kapan dia belum makan? Jangan jangan sejak terakhir aku menyuapinya lagi, itu kan sudah lama tadi pagi.
“Iya, jangan berlagak kaget seperti itu.” Ucapnya santai.
“Amihan dan Nala tidak memberi anda makan?.” Tanyaku, agak tidak mungkin jika mereka lupa memberi Asad makan, Asad juga sudah bukan anak kecil lagi, jika dia lapar pasti dia minta.
“No no, mereka memasak makanan untuk saya, tapi entah kenapa saya tidak terlalu bernafsu untuk memakan sesuatu.”
“Mereka tidak memaksa anda? Anda kan harus minum obat tuan!.” Asad menaikan kedua bahunya.
“Mereka seperti takut untuk memaksa saya Ibrahim, mereka membiarkan saya bebas, tidak seperti kamu yang cerewet dan tidak memberi saya kebebasan.” Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIA ARAB MAJIKANKU (SEASON 2)
RomanceMelanjutkan perjalanan Ibrahim setelah mengambil cuti liburan selama satu bulan untuk pulang kampung dari Saudi, hubunganya dengan Daud, sang kakak, Abuya sang majikan, juga pria pria baru yang sebentar lagi akan hadir menjadi pengisi kehidupan Ibra...