PRIA ARAB MAJIKANKU S2E40
IBRAHIM P.O.V
Perjalanan menuju ke tempat yang telah Asad reservasi lumayan jauh, satu jam berkendara dengan mobil, tidak ada percakapan diantara kami, hanya basa basi sepatah dua patah kata yang sesekali terucap dari mulut kami berdua dari sejak awal berangkat hingga kami sampai.
Hotel, benar, ternyata lokasinya berada disebuah hotel besar, nama hotel tersebut bersinar besar diujung gedung, AlSaud Hotel, aku mencari nama itu di ponselku, hotel mewah, termasuk hotel yang mahal dengan harga yang cukup merogoh kocek tinggi untuk bisa bermalam disini.
“How do i look ?.” (Gimana tampilan gw?), Tanya Asad saat kami turun dari mobil.
“Handsome.” Jawabku sedikit ragu, memang Asad terlihat begitu tampan malam ini, lebih dari biasanya, mendengar jawabanku, matanya mendelik.
“Aku bilang penampilanku, bukan wajahku, aku sudah tahu jika aku tampan, sejak lahir, tidak perlu bertanya lagi tentang hal itu.” Ketusnya.
“Well, anda, terlihat formal, proper, dan siap.” Aku mengganti susunan kataku.
“Bernarkah?, Apa kerah thob ku sudah rapi?.” Tanya Asad kembali, mengapa ia terlihat begitu nervous dan gerogi?, Aku mendekat ke arahnya, membetulkan kerah thob yang dipakai Asad kemudian mengusap dadanya.
“Jangan khawatir, anda terlihat begitu fantastis tuan, kenapa begitu khawatir?.” Pujiku sambil kemudian bertanya mengenai Alasan dia terlihat begitu khawatir.
“Malam ini adalah malam yang penting untukku Ibrahim, aku tidak mau mengacaukanya.” Mendengar itu, hidungku membesar, wajahku memerah, apakah malam yang penting itu adalah malam dimana dia akan mendeklarasikan perasaanya untukku? Ah, jangan membuatku merasa terlalu percaya diri Asad.
“Kenapa wajahmu memerah seperti itu?.” Tanya Asad merasa aneh.
“Ahh, udara diluar begitu dingin tuan, wajah saya seperti ini jika terkena udara yang dingin.”
“Then we better be going.” (Yaudah yuk langsung caw aja), Ucapnya sambil berjalan terlebih dahulu, sial, cepat sekali jalan kakinya, dia sudah berada didepan lift saja, sedangkan aku harus sedikit jogging untuk mengejarnya.
Lift dari basement parking berhenti dilantai 19, terlihat ada beberapa orang yang sedang mengantre masuk kedalam sebuah pintu yang dijaga security, Asad membawaku ikut mengantre.
“The invitation please?.” (Undanganya?), Pinta security, Asad mengambil undangan dari tanganku, kemudian memberikan keduanya kepada security.
“Thank you, please.”(Maaciw, silahkan), Ucap security mempersilahkan kami masuk kedalam.
Wow, dari luar aku mengira ruangan dibalik pintu ini adalah sebuah resto biasa dengan interior yang elegant, rupanya perkiraanku salah, ini bukanlah sebuah resto, ada beberapa meja besar dengan empat kursi dimasing masing, Asad membaca sesuatu diundanganya, kemudian mengajakku untuk menduduki kursi dengan no yang berada dimeja, ia menarik kursi untukku lalu mempersilakan ku duduk duluan, beberapa meja sudah terisi penuh, didepan sana, sebuah panggung megah dengan set lighting dan visual design yang luar biasa, seperti acara Oscar atau penghargaan lainya yang aku tonton di youtube, semuanya kini saling menyatu di fikiranku, ini bukan hanya sekedar date, ini adalah acara awards, acara penghargaan, dan malam yang penting bagi Asad itu adalah sepertinya nominasi yang ia dapatkan di acara ini, wow, perkataan Asad benar benar membuatku terlalu percaya diri.
“Kenapa hanya dua kursi ini yang kosong?.” Tanyaku kepada Asad ketika acara sudah dimulai.
“Harrison Whitaker dan Istrinya tidak bisa hadir hari ini.” Aku mengangguk mengerti, MC sudah membuka acara, beberapa orang penting yang aku tidak terlalu tahu apa kapasitasnya juga sudah mulai memberi beberapa sambutan kecil, hingga akhirnya pada sambutan terakhir, mereka mempersilahkan kami untuk menikmati acara, hidangan serta minuman yang disediakan, kemudian juga setelah itu, mulai lah para guest star memberikan penampila mereka, mulai dari para komedian terkenal di Arab dengan monolog lucu mereka, hingga penyanyi yang lagunya sering terdengar di televisi Saudi, Asad terlihat menikmati Acara ini, tertawa mendengarkan punchline dari pada komedian, anggukan kepala dengan gelas minuman di tangan sembari mendengarkan lantunan suara merdu penyanyi, dibalik semua itu, sorot matanya masih terlihat ada rasa worry dan ketidak tenangan, kakinya tidak pernah berhenti bergerak, salah satu tanda orang yang sedang anxious.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIA ARAB MAJIKANKU (SEASON 2)
RomansaMelanjutkan perjalanan Ibrahim setelah mengambil cuti liburan selama satu bulan untuk pulang kampung dari Saudi, hubunganya dengan Daud, sang kakak, Abuya sang majikan, juga pria pria baru yang sebentar lagi akan hadir menjadi pengisi kehidupan Ibra...