*ASAD*
PRIA ARAB MAJIKANKU S2E35
IBRAHIM P.O.V
Bibir kami begitu dekat, bahkan nafas Asad pun sudah terasa menghembus dihidungku, wangi icecream yang tadi kami makan, manis, saat aku memejamkan mata, berharap sebuah bibir lembut hang menyentuh bibirku, ternyata harapanku sia-sia, bukan bibir Asad yang menyentuh bibirku, tanganya dengan cepat menggeser badanku dengan kasar membuatku sedikit tergerak kebelakang, aku reflek membuka mataku, Asad menatapku dengan tatapan yang sulit dijelaskan, apa ya? Tatapanya seperti merasa bersalah tapi juga ada sedikit tatapan nafsu, aneh sekali pokoknya aku melihatnya.
“Minggir! Bathub sudah penuh, aku mau mandi!.” Ucapnya dan dengan cepat ia turun dari kasur, melempar ponselnya ke atas kasur lalu berjalan masuk kedalam kamar mandi dan menutup pintu kamarnya.
Aku diam tak percaya diatas kasur, mengusap rambutku, apa ini terlalu cepat? Apa aku terlihat begitu menginginkanya? Apa Asad memang tidak merasakan apa yang aku rasakan? Entahlah, aku turun dari kasur dan berjalan lemas hendak keluar dari kamar Asad.
“Ibrahim!.” Terdengar teriakan Asad memanggilku, aku yang memegang handle pintu kamarnya mengurungkan niatku dan kembali berjalan mendekati pintu kamar mandi Asad.
“Tuan?.” Tanyaku dari balik pintu.
“Masuklah, tidak dikunci.” Dadaku kembali berdetak kencang, apa maksudnya Asad, apakah ini akan menjadi hal yang aku harapkan? Sebelum aku masuk kedalam kamar mandi, aku berlari menuju pintu kamar Asad dan menguncinya, barulah setelah itu aku masuk ke kamar mandi.
“Tuan?.” Tanyaku, terlihat Asad sedang duduk didalam bathtub, bathub dengan busa yang banyak, rambutnya sudah basah rambutnya yang ikal sedikit terurai karena air, menutupi keningnya.
“Ambil sabun itu dan bantu bersihkan punggungku.” Ucap Asad, aku mengangguk kemudian mengambil sebotol sabun lengkap dengan kain basah, Asad berdiri di Bathtub, penisnya yang menggantung dan basah terlihat begitu menantang, ia membalikan badanya memunggungiku dan duduk dipinggiran bathub.
“Kenapa malah diam saja? Cepat gosok punggungku!.” Ketusnya, ih, kenapa si kerjanya hanya marah marah saja, mana jutek banget, aku berjalan mendekat ke arahnya, punggungnya yang terbentuk dengan otot yang menonjol, lebar dan kulit yang bersih.
“I-ini boleh saya sentuh?.”
“Sentuh? Gosok lah, bagaiamana kau ini? Tuli hah?.” Kembali Asad marah, tangan kosongku bergerak menyentuh punggungnya, perlahan bergerak mengusap lembut punggungnya, lembut tapi padat, aku menyusuri setiap inchi bagian punggungnya, dari ujung pudak hingga ke ujung pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIA ARAB MAJIKANKU (SEASON 2)
RomansMelanjutkan perjalanan Ibrahim setelah mengambil cuti liburan selama satu bulan untuk pulang kampung dari Saudi, hubunganya dengan Daud, sang kakak, Abuya sang majikan, juga pria pria baru yang sebentar lagi akan hadir menjadi pengisi kehidupan Ibra...