CH.33 Mata Terbuka

4.4K 267 85
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU S2E33

THIRD P.O.V 

Pagi hari dirumah Abuya memanglah tidak sibuk, hanya Abuya yang masuk kantor, jadi tidak perlu terlalu ribet dalam mempersiapkan sarapan untuknya, Amihan dan Nala juga tidak terlalu sibuk, mereka hanya mempersiapkan bumbu dan membereskan rumah saja, hanya ada Asad yang dirumah, dan dia juga tidak terlalu rumit dalam hal makanan, tidak serta merta setiap saat harus ada masakan yang tersaji, jadi para pekerja dirumah Abuya menjadi lebih santai.

Hanya ada Ibrahim yang membawa spiring toast dengan selai coklat dan segelas teh panas untuk Abuya, ia tidak akan membiarkan Abuya berangkat bekerja dengan perut kosong.

“Brahim, toast dan teh nya lezat, terimakasih, sekarang waktunya saya berangkat.” Ucap Abuya kemudian mengusap mulutnya dengan tissue, ia kemudian berdiri, Ibrahim membawakan kopernya Abuya ke garasi, benar, pak Damar belum juga pulang, mungkin sekitar satu minggu lagi, makanya Abuya sendiri yang mengambil dan memanaskan mobil digarasi, Ibrahim menyerahkan koper Abuya.

Ibrahim melangkah dengan mantap menuju Abuya, sementara itu Abuya menatapnya dengan senyum tulus. 

“ ini Abuya kopernya, jangan sampai ketinggalan," kata Ibrahim sambil menyerahkan kopernya kepada Abuya.

Abuya menerima kopernya dengan penuh rasa terima kasih, "Terimakasih Habibi, saya berangkat," ucapnya sambil mengangkat kopernya dan bersiap-siap untuk berangkat. 

Mereka berdua tersenyum satu sama lain, penuh dengan rasa kebersamaan dan kehangatan dalam pertemuan pagi mereka yang singkat namun berarti. Ibrahim memandang Abuya dengan penuh kebanggaan, sedangkan Abuya merasakan kehangatan dari pengabdian Ibrahim kepadanya. Dengan langkah mantap, Abuya pun melangkah meninggalkan Ibrahim untuk memulai perjalanannya.


Di teras rumah yang sejuk, Asad menatap ke arah Ibrahim yang baru saja kembali dari mengantar Abuya. Udara terasa segar di pagi yang cerah itu, dan Asad tak bisa menahan rasa ingin tahu.

"Abuya sudah berangkat?" tanya Asad sambil menatap Ibrahim dengan penuh harap.

"Baru saja," jawab Ibrahim dengan senyum ramah.

Asad mengangguk, puas dengan jawaban yang dia dengar. Namun, rasa penasaran masih menggelitik pikirannya.

"Ibrahim, jika pekerjaanmu sudah selesai, dan Abuya sudah berangkat, apa yang kau lakukan dirumah?" tanyanya lagi, kali ini dengan suara yang penuh dengan keingintahuan.

Ibrahim tersenyum lebar, "Bersantai," jawabnya singkat.

“ enak sekali," ucap Asad dengan iri. "Gajimu kan besar, sebagian besar tenagamu dibuat untuk bersantai?"

Namun, senyum di wajah Ibrahim memudar sedikit. "Abuya yang bayar, bukan anda," timpalnya dengan nada lembut, namun tegas.

Asad mengangguk mengerti, namun tidak kehilangan semangat. "Ayo ikut aku!" ajaknya tiba-tiba, mengubah arah pembicaraan.

Ibrahim mengerutkan kening, "Kemana? Memangnya anda tidak ke kantor?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.

"Tidak, aku masih cuti, ayo ikut aku mengambil errands!" ajak Asad semangat.

Wajah Ibrahim mulai terangkat dengan rasa penasaran. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Pikirannya mulai melayang-layang, membayangkan petualangan kecil yang mungkin akan dialaminya bersama Asad. Dengan senyum, Ibrahim mengangguk setuju, siap mengikuti apa pun yang akan terjadi selanjutnya.

PRIA ARAB MAJIKANKU (SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang