CH.45 Giliran Abuya Kah?

5.2K 261 63
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU S2E45 

IBRAHIM P.O.V

Malam hari Emir sudah pulang, Abuya dan Asad masih berada di ruang tengah, tetap masih menonton televisi sambil bercengkrama, aku menguping percakapan mereka, Asad berkata bahwa ia ingin memulai kembali bekerja di kantor, entah kapan ia akan memulai tapi sepertinya ia masih akan bekerja dari rumah selama beberapa minggu kedepan, selain karena masih ingin bersantai, kerjaanya pun masih terbilang tidak banyak, mungkin nanti jika sudah mulai banyak project baru ia akan mulai kembali bekerja di kantor, jika seperti itu, ia juga mungkin harus membeli properti baru yang lebih dekat dengan kantornya, karena Asad sudah tidak ingin lagi tinggal dirumah nya yang dulu, lagipula rumah itu sudah menjadi milik mantan istrinya, Farah.

Mata Asad menatap ke arah ku, senyumnya merekah ketika menatapku, aku juga demikian, kejadian kemarin masih terputar dikepalaku, tapi aku tidak ingin membahas hal tersebut, apalagi dengan adanya Abuya disekitar kami, meskipun aku tahu Abuya tidak akan marah, tetap saja terasa aneh jika dibayangkan.

“Brahim, ikut saya ke kamar, saya ingin meminta tolong untuk dipijatkan sebelum mandi.” Ucap Abuya, Asad berjalan ke arah kamarnya, sepertinya mereka sudah kenyang nyemil dan berbincang, makanya Abuya menyudahi acara berkumpulnya dan memintaku untuk mengikutinya ke kamar, aku mengangguk turut berjalan dibelakang Abuya dan ikut masuk.

Ahhh, sudah lama sekali aku tidak masuk kedalam kamar Abuya, hanya sesekali ketika aku membangunkanya jika ia belum siap untuk bekerja, lampu dikamar Abuya diganti, yang kemarin sepertinya agak redup, kali ini begitu terang benderang, menjadikan setiap detail didalam kamar Abuya terlihat dengan jelas.

“Kapan Abuya mengganti lampu kamar? Terlihat lebih terang sekarang.” Tanyaku, Abuya membuka thobnya, mengambil bathrobe kemudian memakainya, ia membuka jendela kamarnya, semilir angin masuk kedalam kamar, rambut ikal Abuya bergoyang terkena angin malam, ia menyalakan rokok kemudian duduk dikursi.

“Beberapa hari kemarin, sekalian juga dipasangkan adjuster, agar bisa di adjust sesuai keinginan.” Ucap Abuya sambil memperlihatkan sebuah remote kecil ditanganya, ia menekan tombol disana, lampu kamar Abuya berubah menjadi sedikit redup, hmm, lumayan lah.

“Terangkan lagi Abuya, saya ingin menatap wajah anda lebih jelas.” Ucapku sambil tersenyum, ia menuruti keinginanku kemudian menggerakan tanganya, menyuruhku mendekat.

“Sudah lama hmm?.” Tanya Abuya, aku tertawa pelan, tanganku mengusap rambut ikal Abuya, mata Abuya terpejam menikmati usapanku dikepalanya.

“Sudah lama apa?.” Tanyaku pura pura tidak tahu, padahal sebenarnya aku tahu dengan pasti apa maksud dari ucapanya.

Abuya menatapku, ia menyimpan rokok dimulutnya kemudian kedua tanganya menggenggam dagin pantatku, meremasnya lembut kemudian menampar pantatku, aku menjerit pelan karena kaget, ia menghisap rokoknya, mengambil rokok dimulutnya dengan tangany, menghembuskan nya diwajahku kemudian tersenyum.

“Jangan pura-pura bodoh Habibi, ini maksud saya, sudah lama tidak menikmati ini.” Ujar Abuya sambil sebelah tanganya menampari pantatku pelan, aku tertawa kemudian duduk dipangkuanya, tali bathrobenya aku buka, ku usapkan tanganku didada Abuya yang berbulu, ia menyandarkan punggungnya dikursi, memberiku kesempatan untuk lebih leluasa dalam menjamah dadanya yang besar dan bidang.

“Ingin peluk.” Ucapku manja, Abuya tersenyum sambil kembali menghisap rokoknya, ia mengangguk pelan kemudian membuka lenganya lebar, mempersilahkanku untuk segera menghambur kedalam pelukanya, hangat sekali tubuh Abuya, wajahku ku simpan di ceruk leher Abuya, menghirup aroma leher Abuya yang maskulin, wangi keringat bercampur powdery leather, tangan Abuya mengusap punggungku lembut, tanganku masih tetap mengusap bulu dadanya yang lebat, kurasakan Abuya mengecup pucuk kepalaku.

PRIA ARAB MAJIKANKU (SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang