PRIA ARAB MAJIKANKU S2E10
IBRAHIM P.O.V
Sore telah tiba, suara motor bang Daud memasuki halaman rumah juga sudah terdengar, tepat waktu, jam empat sore ia pulang, aku berjalan keluar rumah, menyapanya yang membuka helm, secara insisiatif aku menghampiri bang Daud lalu mengambil helm dari tanganya, menicum tanganya juga sebagai sambutan, Bang Daud tersenyum lebar hingga terlihat barisan gigi nya yang kecil-kecil dan rapi, aku memperhatikan wajahnya, brewok tipis dan kumis tipisnya yang berwarna hitam ke-biruan karena sudah dicukur terlihat begitu pantas membingkai wajah tirusnya, ia menengok kesana kemari, kemudian dengan cepat mencium pipiku, aku hanya tersenyum malu.
“Rajin banget, tumben lagi, langsung nyamperin.” Ucapnya.
“Lagi pengen aja.” Jawabku sambil tersenyum salah tingkah.
“Ini mah pasti karena udah kena sama si joni, jadi udah lengket banget, gak bisa jauh jauh dari abang, hmm, manjur juga nih titit.” Ucap bang Daud sambil mengusap selangkanganya sambil tertawa, dengan cepat tanganku memukulkan helm yang berada di tanganku ke punggungnya.
“Aduhh!, Sakit Ra!.” Ucap bang Daud, aku hanya tertawa sambil masuk ke dalam rumah.
Bang Daud menyusul dibelakangku, ia mengikutiku ke dapur lalu menyimpan keresek ke dalam ember yang dipenuhi cucian.
“Apa tuh?.” Tanyaku.
“Wearpack, udah tiga hari, hari ini giliran dicuci.”
“Kotor banget pasti, emang punya berapa bang?.”
“Ada dua, tiap tiga hari gantian.” Aku mengangguk.
“Helm abang kamu simpen dimana?.”
“Tuh!.” Ucapku sambil menunjuk ke arah lemari piring, helm itu aku simpan diatas lemari, ia mengangguk sambil mmeberiku jempol.
“Mau langsung makan bang?.”
“Entaran deh, abang pengan ngaso dulu sambil ngopi, bikinin kopi aja.” Jawabnya.
“Kopi item apa yang mocca?.”
“Item, jangan diaduk ya.” Aku mengangguk, ia keluar dari dapur, aku membawa gelas berisi kopi itu menuju bang Daud, diruang tengah tidak ada, sepertinya ia duduk di teras luar, dan benar saja, bang Daud shirtless, bersandar pada tembok sambil merokok dan memainkan ponselnya.
Dari samping terlihat bulu keteknya yang hitam dan lebat, namun bersih, aku suka sekali melihat pria yang berbulu, padahal sebelumnya aku sangat anti melihat segala yang berbulu, tapi semenjang aku merasakan kehangatan badan Abuya, ternyata pria berbulu itu begitu sexy dan nyaman ketika dipeluk, geli dan hangat dibadanku, meskipun bulu dibadan bang bang Daud tidak selebat badan Abuya tapi setidaknya masih ada dan tidak membuatku kehilangan kenyamanan tanpa bulu.
“Nih bang!.”
“Hmm.” Gumamnya sambil mengambil kopi dari tanganku kemudian menyimpanya dilantai.
“Pake baju atuh!, angin.”
“Gerah Ra, mau mandi sekalian ini.” Ucapnya, “Sini duduk!.” Ucap bang Daud.
“Sok aja, aku mau goreng ayam buat abang makan, biar nanti abis beres mandi langsung makan.”
“Yaudah atuh sok.”
______
Bang Daud sudah selesai mandi, sudah wangi dan bersih, mengenakan celana pendek santai dengan kaos oblong, ia sedang makan dihadapan tv.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIA ARAB MAJIKANKU (SEASON 2)
RomanceMelanjutkan perjalanan Ibrahim setelah mengambil cuti liburan selama satu bulan untuk pulang kampung dari Saudi, hubunganya dengan Daud, sang kakak, Abuya sang majikan, juga pria pria baru yang sebentar lagi akan hadir menjadi pengisi kehidupan Ibra...