CH.12 Kartu Nama

5.4K 225 51
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU S2E12 

IBRAHIM P.O.V

Badanku lemas tak berdaya, keringat membasahi seluruh tubuhku, badan bang Daud berada diatas tubuhku, lemas dengan nafas berat yang hangat dileherku, badanya sama basahnya dengan badanku, aku menggapai ponsel dimeja samping, menyalakanya dan melihat waktu, pukul tiga pagi dini hari, dan ini sudah ronde ke empat, sial, nafsu pria muda memang tidak usah diragukan lagi, segala posisi telah kami coba, bahkan ejakulasiku saja sudah tidak mengeluarkan sperma lagi, kering terperas karena tiap satu kali bang Daud ejakulasi itu sama dengan aku tiga sampai empat kali keluar.

Bang Daud mengangkat kepalanya dari leherku, menciumi wajahku kemudian turun dari posisinya yang menindih badanku, tidak ada percakapan diantara kami, ia hanya memeluku erat, merapatkan badanku ke badanya lalu tertidur bertelanjang bulat tanpa selimut.

Tidak tahu berapa lama aku tertidur, rasa dingin membuatku terbangun dan sadar, kembali aku mengambil ponselku, waktu menujukan pukul lima pagi, hanya baru dua jam aku tertidur, mataku masih panas dan lengket, tangan bang Daud tidak pernah lepas dari tubuhku, aku menarik selimut dan membalut badan kami berdua, menghalangi angin pagi dan AC yang dingin.

_______

Jam sebelas pagi kami sudah rapih dan membereskan bekas tidur, selimut yang basah oleh keringat kini sudah kering, memastikan tidak ada barang yang kotor atau sampah bekas rokok bang Daud yang tersisa lalu kami turun untuk check out.

“Bang, ke toko kue dulu dong, tau ga dimana? Aku mau beli buat Ibu.” 

“Ada tuh bakery gak jauh dari sini.”

“Yaudah kesana dulu ya.” Bang Daud mengangguk.

Aku menaiki motor dan berpegangan, benar saja, tidak jauh dari hotel ada sebuah bakery, memilih dan memilah kue mana yang enak, lalu aku memutuskan untuk membeli cheesecake dan macaron berwarna warni untuk dimakan dirumah, membayar pembelianku lalu melanjutkan perjalanan pulang.

“Mau makan diluar dulu gak?.”

“Hah?.” Tanyaku karena suara bang Daud kurang jelas terdengar.

“Mau makan dulu gak?.” Tanya dia sekali lagi.

“Boleh aja bang, Ibra lagi pengen yang pedes pedes ini, bakso enak kayaknya.” Jawabku, ia mengangguk dan membawaku warung bakso pinggir jalan.

“Kamu lagi ngidam ya? Pengen yang pedes pedes.” Ucap bang Daud pelan sambil memparkirkan motor.

“Hah?.” Tanyaku tak mengerti.

“Jangan jangan kamu hamil Ra, hamil anak abang.” Ucapnya sambil tertawa, aku kembali memukul punggungnya dengan helm yang aku bawa.

“Gak lucu!.” Ketusku.

Kami memesan dua porsi bakso, memakanya dengan lahap karena memang kami sepertinya kehabisan energy akibat malam panjang yang kami lalui kemarin, bahkan setelah sarapan pagi dihotel, perutku ini masih saja terasa lapar, padahal biasanya aku jarang sekali lapar, kalau bang Daud sih sudah tidak aneh, meskipun badan dia tinggi kurus dan sedikit berotot, tapi makan dia banyak sekali.

“Mau nambah bang?.” 

“Nggak ah udah cukup.” Jawab bang Daud kemudian meminum teh manis dingin.

“Bang, satu lagi dibungkus ya, cabe, saus, kecapnya dipisah aja.” Abang tukang bakso mengangguk, setelah membayar kami melanjutkan perjalanan pulang.

________

Sampai dirumah, ibu ternyata sudah pulang, dia sedang menonton tv, aku langsung saja memberikan bakso yang tadi kupesan untuknya, tidak lupa juga cheesecake untuknya, ibu menyuruhku untuk menyimpan cheesecake itu dilemari es.

PRIA ARAB MAJIKANKU (SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang