CH.67 Kejujuran Abuya

3.5K 218 102
                                    

PRIA ARAB  MAJIKANKU S2E67

IBRAHIM P.O.V

Suara mesin cuci sudah berhenti sebanyak beberapa kali, tadi, suara Abuya masih terdengar memanggil namaku, terus berulang, bahkan aku sudah mencuci beberapa kali pakaian, tugas yang seharusnya besok aku kerjakan juga sudah aku selesaikan hari ini, suara Abuya sudah tidak terdengar lagi, ketukan dipintu juga sudah terhenti, aku mematikan mesin cuci, bergerak ke arah pintu lalu mendekatkan telingaku, mematikan sudah tidak ada Abuya dibalik pintu, baru lah aku berani membuka pintu ruang cuci, benar sudah tidak ada Abuya disana, aku keluar, celingukan, berharap dia tidak bersembunyi disekitar sini, saat ini aku sedang benar benar tidak ingin bertemu dengannya, aku hanya ingin menenagkan diri, berjalan ke ruang tengah, disana masih ada Namiah sedang melihat ke arah ponsel yang dipegangnya, bercermin, menatap refleksi dan pantulan dirinya sendiri yang sedang mengenakan kalung tadi, ia sadar akan keberadaanku, menurunkan ponsel nya lalu berbalik menatap ke arahku.

“Bagaimana menurutmu?, cantik kan kalung ini?.” Tanya Namiah dengan senyuman yang lebar, dia benar benar terlihat sangat bahagia.

“Bagus, cocok sekali melingkar dileher anda.” Jawabku, tahu apalagi yang akan terlihat bagus melingkar dilehernya?, benar, kedua tangan ini, no hards feelings sebenarnya aku kepada Namiah, karena memang dia adalah seorang nyonya, sudah biasa untuk memerintah pegawainya, tapi entah kenapa aku merasa sangat kesal karena dia yang menerima hadiah dari Abuya, dan aku memang merasa lebih marah kepada Abuya, mengapa ia begitu tega, membuatku terbang tinggi dengan ucapan dan harpan yang dia berikan kepadaku hanya untuk menjatuhkanku dengan begitu kerasnya.

Aku berjalan masuk menuju kamarku, membuka pintu kamarku dan betapa kagetnya aku ketika aku melihat siapa yang berada dihadapanku, Abuya, ia tengah duduk di atas kasurku, cruthcesnya ia pegang di tangan, wajahnya terlihat sendu, dan menatapku dengan sebuah senyuman yang sedih, aku diam tidak membalas senyumanya, berjalan masuk dan menghiraukan keberadaanya.

“Brahim, bisakah kamu duduk sebentar dan dengarkan penjelasan saya.” Pinta Abuya, aku masih diam tidak menjawab, membuka lemariku lalu mengeluarkan tas dan koper besarku, membuka lalu mulai memasukan pakaianku kedalam koper.

“Brahim?!, apa yang kamu lakukan?.” Tanya dia, suaranya terdengar agak sedikit panik.

“Jangan seperti itu Brahim, apa yang kamu lakukan?.” Tanya dia lagi, aku masih diam mungkin Abuya panik melihatku mulai membereskan pakaianku, ia dengan cepat berdiri hendak berjalan ke arahku, mungkin saking paniknya, dia lupa untuk memakai crutchesnya, terdengar suara erangan kesaitan, aku reflek melihat ke arahnya, badanya terhuyung sambil memegang kaki nya yang sakit lallu terjatuh tepat menimpa badanku yang terduduk, GEDEBUKKK!!!!!

“Aarggggghhh!!!!.” Teriak Abuya, aku juga jadi ikut panik lalllu menahan badan Abuya, membantunya membetulkakkn posisi tubuhnnya lalu memabawanya kembali duduk diatas kasur, wajahnya masih meringis, tanganya mengusap kakinya yang masih di gips, ada rasa iba didadaku melihatnya tidak berdaya seperti ini, akhirnya rasa empathy ku menang, aku duduk disampingnya, menatap sambil mengusap tanganya.

“Apa yang ingin anda jelaskan Abuya?.” Tanyaku pelan, suara nafas Abuya tedengar berat, wajahnya berkeringat.

“Semua yang terjadi itu adalah suatu kesalahpahaman Brahim.”

“Kesalahpahaman?, salah faham apa Abuya? bahwa anda tidak mengira bahwa saya akan melihat anda memberikan perhiasan kepada nyonya Namiah?.”

“Memang bukan saya yang membelikan itu untuknya.” Ucap Abuya masih defensive.

“Anda kira saya bodoh Abuya?, Anda tidak membelikanya? anda tidak membeli perhiasan? saya melihat dengan mata dan kepala saya sendiri di ponsel anda, pesanan perhiasan dari CHOPARD, anda membelinya kan?.” Kembali tanyaku, barulah dia diam kemudian mengangguk, mataku sudah memerah menahan tangis.

PRIA ARAB MAJIKANKU (SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang