PRIA ARAB MAJIKANKU S2E54
IBRAHIM P.O.V
Sampai dirumah aku kembali berfikir, siapa wanita itu, dan apa hubunganya dengan Asad, satu yang pasti, wanita yang tadi bukanlah istrinya Asad, yang berarti tidak mungkin Asad akan kembali rujuk bersama istrinya, dan betapa kesal bukan mainya aku, melihat Asad bersama seorang wanita, bersama dengan seseorang yang bukan aku, egoiskah aku? Tapi kembali lagi, siapa aku? Aku hanyalah seorang pembantu, pembantu yang menjadi penyalur nafsu dari Asad, ah, bukan sebagai penyalur, bahkan kami saja hanya baru sekali berhubungan, dan itu menjadi titik bagi Asad untuk move on, yang membuatku gundah adalah, Asad seperti menjadikanku sebagai jembatan untuknya berpindah kelain hati, berpindah dari hati istrinya, ke wanita lain, seharusnya aku sadari, bahwa Asad memang tidak pernah menambatkan hatinya kepadaku.
Aku membereskan belanjaanku kedalam lemari es, langsung saja memasak ayam untuk tambahan makan malam Abuya, memasak sambil sesekali melamun tentang apa yang terjadi, kedua anak Abuya, apakah mereka sudah mulai menemukan tambatan hati mereka masing masing? Memang didalam hatiku ada rasa senang karena bisa membantu mereka menemukan tujuan hidup, tapi sedikit kesedihan tentu saja hadir, dua pria yang selama satu tahun terakhir, beberapa bulan bagi Asad, selalu bersama ku, kini satu persatu dalam jarak yang tidak terlalu jauh mulai meninggalkanku.
Makan malam untuk Abuya telah siap, aku membawanya ke kamar Abuya, ia sedang terlentang diatas kasur, kacamata yang dia kenakan menggantung diujung hidung dan hampir lepas, buku yang dia baca sudah jatuh di pahanya, tertidur rupanya, aku tersenyum kemudian mendekat ke arahnya, menatapnya yang sedang menunduk sambil memejamkan mata, nafasnya teratur, hanya dia lah satu satunya yang aku miliki sekarang, sebuah rasa takut sudah mulai menghampiriku, bagaimana jika Abuya mengikuti jejak kedua anaknya?, Bukan tidak mungkin, Abuya masih dalam usia prime nya, matang dan paling penting, Abuya adalah seorang pria yang tajir melintir, uangnya seolah tidak habis, bisnis yang dijalaninya tidak pernah surut, wanita mana yang tidak mau kepada Abuya? Bahkan jika Abuya sudah tua bangka pun Aku sangat amat yakin, tidak akan ada wanita yang menolah dia mentah mentah.
Aku menutup buku yang sedang dia baca, menyimpanya diatas meja, melepas kacamata baca nya, kemudian, membangunkanya, ia tersadar begitu cepat kemudian menggosok kedua matanya.
“Sudah pulang?.” Aku mengangguk, ia meraba ke antara dua matanya, merasakan ada sesuatu yang hilang, benar, kacamatanya, aku menunjukan kacamatanya, ia mengangguk kemudian.
“Makan dulu ya, habis ini minum obat dan istirahat.”
“Dari pagi sejak awal bangun, saya istirahat terus Brahim.” Ujar Abuya dengan wajah memelas.
“Sabar Abuya, anda kan sedang dalam masa penyembuhan, memang tugas anda saat ini hanya istirahat, mungkin kedepanya ditambah theraphy.” Jawabku, ia tidak membalas ucapanku, ia mengambil gelas berisi air dan meminumnya.
“Mau makan sendiri atau saya suapi?.”
“Suapi saja, saya ingin makan sambil menyelesaikan bacaan saya.” Jawab Abuya, kembali mengambil bukunya dan mulai membaca lagi, aku juga mulai menyuapi Abuya.
“Abuya.”
“Hmm?.” Tanya dia, mulutnya bergerak mengunyah makanan.
“Ada yang ingin saya bicarakan.” Abuya menatap ke arahku, lalu kembali menatab bukunya, dia diam sejenak, membuka kacamatanya kemudian menutup buku bacaanya.
“Kenapa? Hmm?.” Tanya dia, aku menyuapkan satu sendok lagi kedalam mulut Abuya.
“Tuan Emir.” Ucapku singkat, Abuya menatapku kemudian mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIA ARAB MAJIKANKU (SEASON 2)
RomanceMelanjutkan perjalanan Ibrahim setelah mengambil cuti liburan selama satu bulan untuk pulang kampung dari Saudi, hubunganya dengan Daud, sang kakak, Abuya sang majikan, juga pria pria baru yang sebentar lagi akan hadir menjadi pengisi kehidupan Ibra...