CH.44 Jatah

4.8K 219 92
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU S2E44

IBRAHIM P.O.V

Hari sudah menjelang malam, Abuya, Asad dan Emir baru saja menyelesaikan makan, mereka kini sedang berkumpul kembali diruang tengah, aku bolak balik membawa minuman untuk mereka, hangat sekali suasana rumah ketika mereka sudah berkumpul.

Tetang hasil diskusi kaki tadi, dimana Abuya akan berlibur bersama Asad ke rumahku yang berada di Indonesia, memang sejak lama aku ingin mereka berlibur dirumahku, dan baru kemarin Abuya mempertimbangkan itu, ahh membayangkan liburan bersama Abuya dan Asad dikotaku, pergi berendam bersama, menginap dihotel, berkuliner, kemudian pergi ke pasar malam yang riuh, sangat amat tidak sabar, sayang sungguh saya Emir tidak bisa ikut, kesibukan dikantornya akan bertambah seminggu lagi, ada banyak project yang harus ia tangani, selain itu juga aku berfikir, dia kan sudah beristri, akan aneh rasanya jika pergi ke luar negeri demi berlibur dan meninggalkan istrinya seorang diri, tidak masuk di akal.

Aku, amihan dan Nala sedang berada didapur, mengusap buah buahan yang akan disajikan sebagai pencuci mulut untuk Abuya, Asad dan Emir.

“Brahim.” Ucap seseorang, aku melihat kearah suara itu, diujunh pintu dapur, Emir.

“Ya tuan? Ada perlu apa? Kenapa tidak berteriak saja nanti saya ke sana.” Jawabku, ia tersenyum kemudian menggelengkan kepala.

“Bisa minta waktumu sebentar?.” Tanya dia, aku mengangguk kemudian mengikutinya, ia berjalan ke arah halaman belakang.

“Ada apa tuan?.” 

“Hmm?, Tidak ada apa-apa, hanya ingin berdua saja dengan mu, overwhelming sekali ketika berkumpul dengan kak Asad rasanya.” 

“Saya saja yang baru beberapa minggu bersama nya sudah merasa overwhelming, apalagi anda tuan, sejak kecil bersama.” Ujarku, Emir tertawa mendengarnya.

“Bisa kita bicara dikamarmu saja?.” Tanya Emir, hmm, aku tahu maksudnya, tidak mungkin ia mampir ke rumah Abuya lalu pulang dengan begitu saja, akan terasa sia-sia baginya, aku mengerti, dia ingin bonus sepertinya, langsung saja aku mengangguk mengiyakan lalu berjalan duluan menuju kamarku.

Pintu sudah ia tutup dan kunci dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara, ia langsung saja menyergapku, memeluk badanku erat sambil menciumi leherku dari belakang, penisnya ia gesekan dibelahan pantatku, tanganya meremas dadaku kuat kuat, aku mendesah dengan tertahan karena takut Abuya dan Asad mendengar.

Leherku ia ciumi, aku merasakan giginya bergesekan dengan lidahku, sial, dia akan mengigitnya, takutnya dia akan memberikanku tanda dileher, dengan cepat aku berbalik badan dan mengehentikanya.

“Jangan diberi tanda tuan.” Ucapku sambil tanganku berkalung dilehernya, Emir tersenyum sambil mengusap pipiku.

“Menginap?.” Tanyaku, ia menggelengkan kepalanya.

“Sebentar lagi pulang.” Jawabnya, aku memegang tanganya kemudian mengarahkannya ke arah daging pantatku.

“Mau ini?.” Tanyaku sambil tersenyum nakal, ia menarik nafas panjang dan menghembuskanya diwajahku.

“Tentu saja, tapi waktu saya tidak banyak Brahim, next time saja, sekarang kamu urus ini saja ya.” Ucapnya sambil menggerakan tanganku ke arah gundukan penisnya yang masih terbungkus celana jeans.

“Dengan senang hati tuan.” Ujarku sambil meremas penisnya lembut, Emir memeluku sambil membawaku berjalan ke arah kasur.

“Jangan terlalu berisik ya.” Ucapnya, aku terkekeh pelan.

“Anda yang jangan terlalu berisik, saya? Tidak mungkin berisik, mulut saya akan anda jejali ini.” Aku meremas kembali penisnya sambil mendorongnya duduk di ujung kasur.

PRIA ARAB MAJIKANKU (SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang