CH.47 ER

3.9K 259 69
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU S2E47

IBRAHIM P.O.V

Badan Abuya terkulai lemas tak berdaya, mataku menatap monitor sambil menunggu ke ajaiban, entah apa yang disuntikan oleh paramedic itu, tapi perlahan lahan denyut nadi Abuya mulai berangsur naik dan normal kembali, tapi tetap saja Abuya masih dalam keadaan tidak sadar, paramedic itu salah satunya yang berdiri, meremas bahuku sambil mengangguk kepadaku, menandakan caranya untuk mencoba menenangkanku, hidungku sudah basah oleh ingus dan mataku memerah karena menangis, ah jika memikirkan hal negatif yang beberapa detik tadi berlintas dikepalaku, yaitu apabila Abuya meninggal, entah apa yang akan aku katakan kepada Asad dan Emir, apa yang akan terjadi kepada mereka, secara beruntun kehilangan orang tua bergantian dalam satu tahun, aku sangat amat tidak bisa membayangkan, kehilangan satu sisi orang tua saja sudah begitu berat terasa, apalagi jika dua duanya hilang, mungkin aku akan lebih tersesat dan kehilangan arah lebih jauh.

Ponselku masih berdering, karena aku merasa sedikit tenang barulah aku mengangkat panggilan itu, panggilan dari rumah ternyata.

“Ibrahim? Bagaimana Abuya? Dibawa kemana dia? Cepat beri tahu aku!!.” Tanpa basa-basi suara Asad mencecarku dengan berbagai pertanyaan, suara Asad terdengar begitu panik dan bergetar.

“Ke rumah sakit yang berada di kota tuan, yang paling besar itu.” Setelah selesai aku mengatakan itu, panggilan dari Asad langsung saja terputus, mungkin ia segera bergegas untuk menyusul kami.

Ambulance berhenti didepan pintu rumah sakit, sudah ada tim ER yang menunggu, ketika paramedic ambulance mengeluarkan Abuya dari dalam mobil, mereka yang berada diluar dengan sigap membantu, sembari mendorong keranda kasur, para dokter yang bertugas di ER memeriksa keadaan vital Abuya, mereka membawa Abuya langsung masuk kedalam ruangan ER, sepertinya akan langsung dilakukan tindakan operasi, karena darah dari kaki Abuya terbuang begitu banyaknya, celana dan bajuku saja kotor terkena darah Abuya, aku dipersilahkan untuk menunggu diluar ruangan ER, karena hanya dokter dan suster saja yang bisa masuk.

Entah kenapa, setelah kejadian near death didalam ambulance tadi, ketika momen vital Abuya kembali normal, membuatku menjadi lebih tenang saat ini, seperti tidak ada keraguan didalam hati bahwa Abuya akan baik-baik saja, arghh, andai saja tadi pagi aku menemaninya meminum teh, padahal semalam kami baru saja kembali berhubungan setelah sekian lama, dan aku mengacaukanya lagi dengan menolak ajakan Abuya untuk menemaninya, perasaan menyesal itu menyergapku, membuatku berandai andai tentang kemungkinan yang akan terjadi jika saja aku menyetujui keinginan Abuya tadi pagi, aneh, malah rasa penyesalan yang membuatku tidak tenang, masalah keadaan Abuya entah kenapa aku benar benar yakin dan percaya juga tenang bahwa ia akan baik-baik saja, ponselku kembali berdering.

“Brahim?, Abuya dibawa kemana? Saya ada di pusat informasi.” Kali suara Emir yang terdengar, aku memberitahunya bahwa Abuya sedang berada di ER, memberitahu Emir dimana letak ruangan ER, beberapa saat kemudian Emir berlari ke arahku kemudian memeluk tubuhku, tidak perduli dengan darah Abuya yang mengotori pakaianku, matanya merah sembab, seperti habis menangis.

“Bagaimana?.” Tanya Emir, aku menatapnya kemudian menggelengkan kepalaku.

“Masih belum ada informasi lagi, mereka sedang menangani Abuya, tapi saya yakin Abuya baik-baik saja.” Jawabku, memberi keyakinan dan ketenangan kepada Emir bahwa Baba nya tidak akan kenapa-napa, Emir mengangguk kemudian duduk dikursi tunggu, ia membuka ponselnya kemudian melakukan panggilan kepada seseorang, Asad, aku yakin itu, karena Emir memanggil kakak pada panggilanya.

Sepuluh menit kemudian, Asad datang, sama kacaunya keadaanya dengan Emir, ramburnya berantakan, matanya merah dan tanganya bergetar, Asad memeluk Emir erat kemudian duduk disamping Emir.

PRIA ARAB MAJIKANKU (SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang