PRIA ARAB MAJIKANKU S2E22
THIRD P.O.V
“Tinggal satu suap lagi tuan!.” Ibrahim memohon agar Asad melahap suapan terakhir dari sarapanya.
“Saya sudah kenyang.” Asad menutup mulutnya, Ibrahim berfikir sejak kapan Asad menjadi childish seperti ini?.
“Please, one last bite, Ibu saya pernah berkata jika suapan terakhir tidak dimakan, maka semua yang telah termakan tidak akan menjadi tenaga dan sia-sia, so please?.” Kembali Ibrahim memohon, Asad menarik nafas panjang kemudian membuka mulutnya lalu melahap suapan terakhir, Ibrahim tersenyum lebar kemudian membantu Asad untuk minum, yah, benar, seperti inilah kegiatan Ibrahim, sudah dua minggu seperti ini, Asad sudah mulai membaik, tanganya memang sudah tidak sakit lagi, tapi ia masih malas makan sendiri, masih ingin disuapi, luka jahitan dikepalanya sudah mengering, tinggal menunggu benang jahitnya lepas dengan sendirinya, rusuknya masih terasa sakit ketika menarik nafas, atau ketika ia tertawa, tapi sudah mulai sedikit lebih baik, dan kakinya, kaki kananya,masih panjang menunju kesembuhan.
“Minum obatnya sendiri saja ya, saya akan menyetrika terlebih dahulu.” Asad mengangguk setuju, Ibrahim turun dari kamar Asad, membereskan bekas sarapan lalu mulai mengerjakan tugas harianya, menyetrika.
Abuya masih dikantor, kemarin ada orang dari legal consultan datang kerumah, mereka sengaja datang untuk berbicara dengan Asad, mengurus beberapa dokumen penting yang diperlukan untuk mengurus perceraian serta hak asuh anak, Abuya kebetulan sedang tidak dirumah, jadi Asad yang berurusan langsung dengan orang legal.
Ibrahim tidak menguping mereka karena pintu kamar Asad sengaja dibuka, tapi tentu saja rasa kepo dan penasaran Ibrahim mengalahkan segalanya, ia sengaja mondar mandir keluar masuk ke kamar Asad, membawa minum, membawa makanan ringan, membawa kopi, dan semua alasan lain agar ia bisa sedikit mendengar percakapan antara Asad dan orang legal.
Dari pendengaran singkatnya itu, Ibrahim jadi tahu bahwa Asad dan Farah telah melakukan prenup pernikahan, jadi Farah akan mendapatkan apa yang sesuai dengan perjanjian pranikah yang mereka lakukan dulu, yang pasti, rumah mewah yang mereka tempati kemarin sudah pasti akan sah menjadi hak milik Farah, Ibrahim juga mendengar Asad meminta untuk dilakukan pengajuan coparenting, orang legal berkata, dengan kedekatan antara anak-anak Asad dengan Ibunya, itu membuat kesempatan untuk memperoleh hari yang banyak dalam seminggu untuk Asad menjadi lebih kecil, mereka bilang Asad mungkin hanya akan mendapatkan jatah bersama anak-anak hanya pada saat weekend dan libur saja, sisanya bersama Farah.
Setelah selesai dengan tugas menyetrikanya, Ibrahim masuk kembali ke kamar Asad untuk melihat keadaanya, ia mendekat ke kasur, Asad sedang terlelap, wajah dan badan Asad berkeringat banyak, Ibrahik mengusap rambut ikal Asad, alis Asad bertaut, wajahnya meringis seperti menahan sakit, cahaya matahari menusuk masuk kedalam kamar dan berhenti tepat di kasur Asad, bukan, bukan demam penyebab keringat Asad, tapi rasa panas dan gerah dari cahaya terik matahari, Ibrahim sedikit menutup gorden jendela kamar Asad, menyalakan AC dan menurunkan selimut yang menutup kaki Asad.
Mata Asad terbuka menatap wajah Ibrahim yang sedang mengusap keringat dikeningnya, Ibrahim tersenyum menatap Asad.
“Gerah?.” Asad mengangguk, mulutnya sedikit terbuka, bibir merah Asad kering dan pucat.
“Haus Brahim.” Ibrahim mengambil gelas diatas meja disamping kasur, memasukan sedotan kedalam mulut Asad agar Asad bisa minum.
“Jangan air hangat.” Mendengar itu Ibrahim sadar air yang berada diatas meja sudah terpapar sinar matahari yang lama, bahkan mungkin tidak baik untuk kesehatan Asad, ia segera membawa gelas berisi air baru, ia tambahkan dua buah balok kecil es kedalam gelas, agar lebih segar dan benar saja, Asad meminum air itu hingga gelas kosong tak bersisa, Ibrahim hendak kembali turun dan keluar dari kamar Asad, ia rasakan tangan Asad memegang tangany.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIA ARAB MAJIKANKU (SEASON 2)
RomanceMelanjutkan perjalanan Ibrahim setelah mengambil cuti liburan selama satu bulan untuk pulang kampung dari Saudi, hubunganya dengan Daud, sang kakak, Abuya sang majikan, juga pria pria baru yang sebentar lagi akan hadir menjadi pengisi kehidupan Ibra...