PRIA ARAB MAJIKANKU S2E62
IBRAHIM P.O.V
Abuya masih menyusu kepadaku, lidahnya masih berputar, mempermainkan putingku, bagian depan celanaku sudah basah, terkena lelehan precum ku yang menetes, bahkan ketika Abuya menghisap kuat putingku, diiringi dengan gigitan kecil yang Abuya lakukan, kepalaku mendadak mengadah ke atas, mataku berkunang kunang, kepalaku terasa sangat ringan, dan kemudian badanku mengejang beberapa kali, ejakulasi lah aku, beberapa semprotan pelan menyembur tertahan oleh celana yang masih terpasang, Abuya sadar bahwa aku telah keluar, ia menghentikan hisapanya diputingku, mengusap putingku yang basah lalu menatapku, tanganya mengusap keningku yang berkeringat, ia menatap mataku yang sayu, ringan sekali badanku terasa, bagaikan tak bertulang aku dibuatnya, padahal hanya menggunakan mulutnya saja, belum menggunakan daging hidup tebal miliknya, ia tersenyum lebar menatapku yang kewalahan.
“Keluar?.” Tanya Abuya, aku mengangguk lemas.
“Enak?.” Aku tersenyum kemudian memeluknya sembari menganggukan kepalaku beberapa kali.
“Mau lagi?.” Aku menatap mata Abuya, menggigit bibirku lalu tersenyum malu, kembali menganggukan kepalaku lagi.
“Giliran saya dulu Habibi.” Ujarnya, tanganya menggenggam tanganku, mengarahkanya pada area depan celana nya yang menggembung, besar dan seperti tiang tenda, keras sekali terasa ditanganku penisnya, tegang, Abuya sepertinya tengah benar benar horny, aku mengusap penisnya dari balik celana, meremas pelan sesekali, ia menurunkanku dari pangkuanya, berjalan menggunakan crutches menuju kasur lalu berbaring dengan kaki terbuka lebar, tanpa disuruh pun aku mengerti, berjalan mengikutinya dan naik ke atas kasur.
Tangan Abuya mengusap wajahku, jarinya mengusap bibirku, aku membuka bibirku sedikit, jempol nya masuk disusur dengan jari telunjuk dan jari tengah, aku menghisap ketiga jarinya, ia mengeluarkan jempol nya, menyisakan dua jari didalam mulutku, ia menggerakan jarinya keluar masuk didalam mulutku, ia mengeluarkan jarinya, basah oleh liur ku, Abuya kemudian memasukan kedua jarinya yang basah itu kedalam mulutnya, menikmati ludahku, tanganya kemudian mencekik leherku pelan, wajahnya tampak gemas menatapku, ia menampar wajahku dua kali, kemudian menurunkan celananya.
Terpampang lah penisnya yang tegang, tegak lurus keatas, benar benar lurus, tidak bengkok, indah sekali bentuk penis Abuya ini, diameter kepala penisnya sama dengan batangnya, sedikit lebih lebar dan besar, berwarna lebih terang juga, diujung penisnya terdapat satu tetes cairan precum yang bening, jari telunjuk ku bergerak menyentuh cairan itu, menariknya pelan, cairan itu ikut tertarik, seperti keju mozzarella leleh yang ditarik, putus, ku masukan jariku kedalam mulut, menyesapi rasa dan tekstur precum Abuya, cair, sedikit asin, benar benar membuatku candu dengan cairanya.
“Hisap ya?.” Pinta Abuya, tentu saja aku mengangguk, menuruti permintaanya, saling berbalas Budi atas kenikmatan, tadi, ia yang memberikanku kenikmatan hebat, sekarang, giliranku yang memuaskanya.
Aku menghisap kuat kepala penisnya didalam mulutku, berusaha mengambil sebanyak mungkin cairan yang menetes, lidah ku berputar dikepala penisnya, sengaja mempermainkan garis dibawah kepala penisnya, aku tahu itu adalah area sensitif di penis Abuya, kepalanya bersandar pada headboard, mulai terdengar desisan dari mulutnya, kepala penisnya aku hisap kuat sedangkan batangnya aku kocok pelan, masih kesat dan agak susah karena belum basah, ketika aku melakukan blowjob, handjob atau bercinta pun, aku kurang suka untuk menggunakan lube, aku lebih prefer menggunakan pelicin alami, yaitu ludahku sendiri atau ludah Abuya, turun mulutku mengambil lebih banyak penisnya, setengah penisnya sudah masuk kedalam mulutku, hisapanku masih kuat, lidahku berputar mengitari seluruh batang penisnya, aroma jembut Abuya begitu memabukan, aroma jantan, keringat, musky, begitu memanjakan indera penciumanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIA ARAB MAJIKANKU (SEASON 2)
RomanceMelanjutkan perjalanan Ibrahim setelah mengambil cuti liburan selama satu bulan untuk pulang kampung dari Saudi, hubunganya dengan Daud, sang kakak, Abuya sang majikan, juga pria pria baru yang sebentar lagi akan hadir menjadi pengisi kehidupan Ibra...