Hadiah

62 5 2
                                    


Terima kasih banyak yang sudah bersedia mampir dan memberikan vote and komen kalian 😊










Tandai typo!










Ya udah. Kita lanjut baca lagi ya 🤗











Happy reading 😚


•••


"Apa kabarnya, adiknya Abang?" tanya Fano tersenyum membuat seluruh anggota Verizon tertegun.

Stef merupakan panggilan kesayangannya untuk Fano diberikan oleh Satria. Fano hanya mau dipanggil Stef oleh Satria. tapi kalau sama orang lain, harus manggil Fano. Ia tidak suka kalau ada orang yang manggil kayak Satria, Stef.

Anggota Verizon akan melihat senyuman Fano jikalau Satria datang ke markas. Selama Satria tidak datang ke markas, mereka tidak akan pernah nampak senyuman dari seorang Stefano.

Entah apa yang terjadi pada Fano jika seorang Satria tidak mau bermain lagi sama Fano setelah Satria mengetahui siapa sebenarnya Fano. Mereka berharap Satria tidak akan pernah tau kebenaran tentang Fano.

"Baik Abang. Abang gimana?" jawab Satria sekaligus bertanya keadaan Fano dengan memiringkan kepalanya dan mata menatap Fano polos.

Fano terlampau gemas melihat wajah polos Satria. Ia melayangkan serangan ciuman bertubi-tubi pada wajah Satria minus bibir. Fano tidak akan pernah mencium bibir Satria karena bibir Satria hanya milik keluarga Brahmananda seorang.

"Hahaha, geli Abang," adu Satria saat merasakan wajahnya dicium oleh Fano. Tawa Satria menggema di seluruh ruang tengah markas. Walaupun Satria kegelian saat Fano mencium wajahnya, tapi ia menyukainya.

Seluruh anggota Verizon ikutan tersenyum bahagia melihat interaksi antara Satria dan Fano. Apalagi bisa mendengar tawa seorang Fano yang notabenenya jarang senyum. Anggota Verizon menghampiri di mana Fano dan Satria berada. Mereka mulai duduk di tempatnya masing-masing dengan Vergio yang menjabat sebagai ketua Verizon duduk di kursi paling pojok.

Fano langsung menghentikan ciuman bertubi-tubi pada Satria setelah ia puas menciumi wajah Satria.

"Biasanya Abang ada hadiah buat Satria. Mana?" tanya Satria yang mengingat setiap kali ia datang ke markas, Fano akan mempersiapkan hadiah khusus buat Satria.

"Hadiah melulu Satria," ejek Denis mendengar Satria minta hadiah.

"Biarin!" ketus Satria melirik ke arah Denis yang duduk di atas karpet.

"Mana Bang?" tanya Satria yang tidak sabar mendapatkan hadiah dari Fano dengan tangan memeluk leher Fano.

"Maaf ya, dek. Abang gak ada hadiah buat Satria," balas fano yang tidak ada hadiah untuk Satria saat ini.

Satria memajukan bibirnya pas mendengar kali ini ia tidak mendapatkan hadiah dari Fano.

"Ya udah deh, Bang. Gak apa-apa," ucap Satria memaklumi Fano tidak membawa hadiah untuk hari ini. Satria tau pasti Fano kehabisan uang jika setiap kali ia datang, selalu ngasih Satria hadiah. Hadiahnya itu bukanlah hadiah yang murah. Melainkan hadiah mahal dan mengharuskan Fano merogoh dalam dompetnya.

Tiba-tiba dari atas–lantai dua markas–berjatuhan pita berwarna warni mengenai seluruh anggota Verizon yang sedang santai.

Fano kalau ngasih hadiah untuk Satria, dia selalu ngasihnya pakai kejutan seperti ini. Fano gak suka kalau ia langsung kasih gitu aja kalau tidak bikin orang yang menerima hadiahnya kesal atau cemberut.

Si Bungsu Punya IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang