Ezio adalah seorang balita yang tinggal di panti asuhan. Mungkin semua orang berpikir Zio akan di asuh dengan baik oleh pengurus panti, jika kalian berpikir seperti itu maka kalian salah!
Pengurus panti tak mengurus Zio dengan layak. Zio di temukan oleh salah satu pengurus panti yang sangat baik dan di urus dengan baik olehnya. Sehingga pengurus panti tersebut terkena penyakit yang membuatnya merenggang nyawa.
Hal itu membuat Zio semakin di benci, apalagi ia adalah anak yang lahir karena kesalahan kedua orang tuanya. Di kepala seorang balita berumur 3 tahun itu hanya ada dua kata yang terus teriang-iang yaitu 'anak haram'. Ia tak tau apa arti kata itu, jika ia bertanya dua kata itu pada pengurus panti, maka jawaban yang ia terima adalah ...
"Itu lo! Lo anak haram!"
Selama di panti, Zio selalu mendapat ketidakadilan di sana. Jika ia lapar, terkadang ia akan memasak sendiri seperti menggoreng tahu atau tempe dan terkadang ia memakan makanan sisa dari anak panti maupun pengurus panti. Zio? Ia bersyukur masih bisa makan walaupun makanan tersebut makanan sisa.
Dalam pertemanan, Zio selalu menyendiri. Anak anak panti tak mau berteman dengannya dengan alasan aneh dan tolol. Padahal ia tak seperti apa yang di katakan oleh anak panti, Zio hanya tak mengerti.
Mungkin saat anak anak panti, Zio duduk di sebuah pohon yang rindang, menatap langit yang selama ini melihat kehidupannya. Terkadang ia menangis hanya ketika ia melihat sebuah awan yang sedikit gelap.
"Zio nak uat!"
Dimalam hari, Zio lebih sering tertidur sembari menatap langit malam dari jendela. Melihat bulan sabit, bintang bintang yang bersinar terang, dan ia melihat bintang jatuh. Sampai ia bermimpi berada di bulan membawa bintang bintang di pelukannya dan tersenyum bahagia.
"Zio atan eluk intang intang cemuana!"
Dalam mimpinya, Zio selalu berharap akan di adopsi oleh seseorang atau sebuah keluarga, ia akan melempar satu bintang untuk mengabulkan keinginannya itu.
"Hmmm, Zio au cucu."
Zio pernah di hukum karena memecahkan piring setelah makan. Sebenarnya Zio berniat untuk mencuci piringnya sendiri namun ia malah memecahkan piring tersebut karena ia tergelincir. Pengurus panti langsung menghukum Zio yang tak sengaja memecahkan piring.
Pengurus panti mengurung Zio di kamarnya selama tiga hari dan hanya di berikan roti dan air minum sehari sekali. Selama itu, Zio tak menangis ataupun merengek untuk di bukakan pintu. Malahan ia duduk termenung menunggu di bukakan pintu dan hanya menggambar dan menulis.
"Zio au adi bulung."
Tak hanya memecahkan piring saja, setiap Zio melakukan kesalahan. Ia kan di hukum sesuai dengan keinginan pengurus panti. Seperti mencuci piring, membersihkan panti, di kurung, di pukul dan lain lain.
Sebaiknya, balita seperti Zio cukup di nasehati agar tak mengulangi kesalahan yang ia buat. Namun apakan Zio punya kesalahan yang mengharuskan ia di hukum?
Tidak, Zio hanya balita polos dan tak mengerti apapun. Bahkan yang benar atau pun salah ia tak bisa membedakannya. Ia balita pendiam yang tak melakukan apapun demi kebaikannya.
Jika Zio tak melakukan apapun, mengapa ia selalu salah di mata mereka? Apa yang salah?
Balita yang malang. Apakah sakit di perlakukan seperti itu? Seberapa sakitnya yang Zio alami di bandingkan dengan seseorang yang putus cinta?
˚₊‧꒰ა ☆ ໒꒱ ‧₊˚
Sepeti biasa setelah sarapan, anak anak panti akan bermain di taman bermain yang ada di halaman panti. Semua anak anak sangat senang bermain di taman itu, hingga melupakan seorang balita yang duduk di bangku kecil sambil menatap anak anak panti bermain dengan riangnya.
Zio mengendus dan menunduk menatap kedua kaki mungilnya. Kemudian ia menatap langit, sedikit mendung membuat balita itu meneteskan liquid bening dari sudut matanya.
"Au ain uga tau." Bisik Zio yang hanya di dengan oleh Zio sendiri.
"Zio Zio! Sini sini kita mau kasih hadiah loh!" Panggil seorang anak yang berbeda 3 tahun dari Zio.
Mata Zio berbinar ketika mendengar kata 'hadiah' yang di ucapkan oleh anak itu. Tanpa ragu ia pun turun dari bangku itu menuju anak itu, namun anak itu di dorong oleh anak lain yang membuatnya terjatuh ketika Zio sudah sampai di dekatnya.
"Huaaaaaaaa!! Bibi!!! Zio dorong aku, bibi!!! Sakittt!!" Tangis menggelegar dari anak itu membuat dua orang pengurus panti keluar.
"Ya ampun!! Vie apa yang terjadi padamu!!" Panik salah satu dari pengurus panti dan yang satunya membantu anak itu yang di panggil Vie oleh pengurus panti.
"Huhu bibi, Zio dorong Vie bibi... Sakittt huhuhu." Tuduh Vie pada Zio yang sedari tadi diam tak berkutik. Ia menunduk menatap tangannya yang saling bertautan dan sedikit gemetar.
"Cup cup cup, sayangnya bibi jangan nangis hm? Biar bibi yang urus." Salah satu pengurus panti pun membawa Vie ke dalam untuk di obati. Sedangkan satunya menarik lengan zio dengan kasar hingga meninggal bekas merah.
Pengurus panti itu membawa Zio ke gudang dan langsung menghempaskan Zio dengan kasar kedalam gudang. Zio hanya meringis mendapat tindakan kasar itu.
"Kau! Dasar anak sialan! Anak haram! Berhenti membuat masalah dan lo akan gue kurung di gudang ini selama dua hari! Jika kau berani keluar maka gue akan membuang lo! Inget itu!" Tekan pengurus panti tersebut dan menutup pintu dengan kasar, tak lupa juga mengunci gudang itu dari luar.
Zio yang terbaring dilantai dengan kepala mendongak untuk melihat pintu tertutup, kini meletakan kepalanya di lantai. Ia merasakan sakit di bagian lengan dan tubuhnya. Ia pun menatap lengan yang memerah karena pengurus panti mencengkeram lengannya dengan kuat.
"Cakit, api Zio uat."
Mata itu perlahan terpejam dan tak lama kemudian Zio tertidur dengan tubuhnya yang berada di lantai yang dingin. Ia tak menghiraukan tubuhnya yang kedinginan, ia terus menyelam dalam mimpi yang membuatnya selalu bahagia.
Entah apa yang di impikan oleh balita itu, dalam tidurnya dapat terlihat bahwa Zio tersenyum dengan air mata yang terus menurun. Hingga tak terasa hujan mengguyur sebagian daerah.
Suara menggemuruh dari langit membuat Zio terbangun dari tidurnya. Ia mengucek mata yang terasa kabur karena debu masuk kedalam matanya.
Zio kembali terjingkat kaget mendengar suara menggelegar membuatnya bergetar ketakutan. Terlebih lagi di gudang itu, tak ada lampu dan membuatnya semakin takut.
"Akut, Zio akut ... Zio ingin." Gumamnya dengan tubuh bergetar dan menggigil kedinginan karena cuaca sedang hujan.
Zio semakin mengeratkan pelukan pada kakinya ketika suara gemuruh kembali terdengar. Mungkin ini akan menjadi trauma terbesarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Zio [End]
Random[BROTHERSHIP] Zio adalah balita berumur 3 tahun yang tinggal di sebuah panti asuhan. Zio selalu di benci oleh anak anak panti dan begitu juga dengan pengurus panti. Zio tak mendapat keadilan selama di panti, namun karena Zio yang polos hanya bisa me...