note : agak ga jelas dikit, karena bolak balik mati otak, mohon maklumi 🐛🐛🐛
"Apakah dia ada di mansion utama?" Tanya Zivanna pada suaminya.
Mereka saat ini berada dalam kamar yang tersedia di pesawat pribadi milik keluarga Maximilian. Zivanna duduk bersandar di kepala ranjang sembari menonton drama di laptop, sedangkan kepala Valeri berada di pangkuan Zivanna. Ia ingin dimanja oleh istrinya.
Valeri membuka matanya kemudian menatap wajah istrinya. Hanya sebentar, ia kembali menenggelamkan wajahnya di perut istrinya.
"Kuharap tidak." Ucapnya dengan suara yang terendam.
Zivanna mengelus rambut suaminya dengan lembut. Lalu berucap, "jika ada?"
"Kalaupun ada... kita tak bisa mengusirnya, lagi pun itu mansion miliknya. Jika bukan karena musuh, kita tidak akan pergi kesana. Terlebih lagi mereka, mereka pasti akan memonopoli cucu ku."
Zivanna yang mendengarnya terkekeh, ia mematikan laptopnya.
"Haha, lebih baik kita tidur... perjalanan masih lama." Ucapnya sambil meletakkan laptop di laci nakas.
"i need cuddle, puk puk me" Valeri memeluk erat istrinya, ketika Zivanna sudah berbaring.
"Astagaaa, sudah tua masih saja seperti anak kecil. Saingannya Zio nih." Canda Zivanna sambil melakukan apa yang suaminya minta. Puk puk.
"Hanya padamu."
***
Sebuah mobil berhenti di halaman sebuah mansion. Para bodyguard mengambil tempat di kanan dan kiri jalan menuju pintu utama mansion untuk menyambut tuan besar mereka yang baru saja sampai di mansion setelah perjalanan panjang dari Milan. Salah satu bodyguard maju, membuka pintu mobil untuk tuannya.
Seorang pria paruh baya keluar dari mobil dengan langkah tegasnya. Walaupun sudah tua dan wajahnya sudah terlihat keriput, ketampanannya tak menurun sama sekali.
"Sono arrivati?" Ucap pria paruh baya tersebut pada bodyguard yang membukakan pintu untuknya. (Mereka sudah sampai?)
"Non ancora, signore." Jawab bodyguard tersebut. Sedangkan orang yang di panggil Rainer tersebut hanya mengangguk dan pergi masuk kedalam mansion. (Belum, tuan.)
Rainer Maximilian, ayah dari Valeri yang sebelumnya tinggal di Milan, Italia hanya untuk bersenang-senang di masa tuanya. Ia dulunya adalah salah satu pengusaha sukses nomer satu di masanya, ia memiliki perusahaan di berbagai bidang dan memiliki cabang di berbagai negara, juga banyak sekali yang ingin bekerjasama dengannya. Sekarang, perusahaan yang ia kelola di berikan pada anak dan cucunya.
Ketika ia mendengar bahwa cucu sulungnya mengadopsi seorang anak menggemaskan, ia langsung menyuruh salah satu bodyguard di sana untuk mengawasi Zio karena ia tertarik. Sangking tertariknya, banyak sekali foto Zio di ponselnya, kerena ia lah yang menyuruh bodyguard itu untuk memfoto cicitnya tersebut.
Rainer merasa senang ketika mendengar bahwa keluarga anak sulungnya akan pindah ke mansion utama. Ah, lebih tepatnya pada zio. Ia mah tak peduli dengan keluarga anak sulungnya, ia lebih tertarik pada zio.
Ah, sepertinya ia akan menunggu beberapa jam lagi hanya untuk menunggu Zio.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Zio [End]
Random[BROTHERSHIP] Zio adalah balita berumur 3 tahun yang tinggal di sebuah panti asuhan. Zio selalu di benci oleh anak anak panti dan begitu juga dengan pengurus panti. Zio tak mendapat keadilan selama di panti, namun karena Zio yang polos hanya bisa me...