31

1.2K 114 9
                                    

"Hasilnya positif, dia anak kandung anda, nyonya Stefania." Ucap seorang dokter pada kedua pasangan di depannya.

"Anakku..." Stefania memeluk Zio yang berada di pangkuannya. Ia mengecup kening dan kedua pipi Zio yang chuby.

"Baiklah terimakasih, dok." Ucap suami Stefania dan di anggukki oleh sang dokter.

Mereka pun akhirnya keluar dari ruangan sang dokter. Zio menggandeng tangan Stefania sambil memakan permen lolipop yang di berikan sang dokter.

"Dede anak bunda?" Tanyanya sembari menjilati lolipop.

"Iya... Zio anak bunda..." Stefania menggenggam erat tangan Zio yang terlihat kecil. Ia merasa bahwa Zio masih kecil, melupakan umur Zio saat ini.

"No no no panggil dede aja." Stefania tersenyum, seharusnya ia tidak membuang anaknya ini. Melihat senyuman Zio, membuat hatinya menghangat.

"Loh? Bukankah anak itu yang di cari oleh Abi? Kenapa ada bersama kalian, ayah bunda..." Ucap seorang pemuda yang menggendong seorang balita.

"Yayah undaaa~ ung?" Panggil balita itu pada kedua orangtuanya. Namun tatapannya melihat ke arah Zio yang sedang menggigit lolipop.

"Tata au plemen naaaa~ babang ulunninnnn pisssss" pemuda itu pun menuruni balita tersebut dan seketika balita itu mendekati Zio.

Ia melompat-lompat untuk mengambil lolipop Zio. Sementara itu, Zio tidak ingin lolipopnya diambil dan mengangkat tinggi-tinggi tangannya yang memegang lolipop.

"Ishhh tata naaa~ ican auuu tauuu~" rengek balita itu.

"Nda boyeh, ini punya dede."

Kedua anak berbeda umur itu saling berebut lolipop. Stefania tersenyum, padahal mereka baru bertemu. Berbeda dengan suami Stefania dan pemuda itu. Keduanya menjauh untuk membicarakan tentang Zio tentunya.

Stefania menatap punggung suami dan keponakannya, semoga saja tidak terjadi sesuatu. Ia pun kembali kepada kedua anaknya yang merengek untuk di belikan lollipop lagi karena lolipop tadi terjatuh.

Stefania tersenyum, ia mengajak kedua anaknya untuk pulang ke mansion. Tapi sebelum itu, ia memberitahu suaminya bahwa ia akan pulang di antar sopir.

Di sisi lain.

Seorang pemuda menatap pria di depannya untuk meminta penjelasan tentang bagaimana pria itu bisa mendapatkan anak yang keluarganya cari.

"Sederhana saja... dia anak yang di buang oleh Nia. Kau tau kau bagaimana kisahnya di masa lalu?"

"Oh, jadi itu dia?"

"Ya, Nia menginginkan anaknya kembali. Aku tidak mempermasalahkan jika Nia menginginkan anaknya kembali. Tapi tak ku sangka kalian mengincarnya juga."

"Ahah... ternyata keponakan ku." Pemuda itu tersenyum.

"Darel... beritahu orang tuamu, pasti mereka akan marah padaku."

"Baik ayah, aku akan segera memberitahu abi dan ibu."

Pemuda itu, Darel Bernadi Chandrakanta, adik Aditama tersenyum pada pria di depannya. Ia melakukan tos dengannya.

Pria itu, Rafael Bernadi merangkul bahu keponakannya itu dan melangkah menuju mobil Darel. Mereka akan pulang melihat anggota baru mereka.

Sesekali Rafael mengelus kepala Darel dengan kasar hingga rambut Darel berantakan. Rafael suka melihat wajah keponakannya yang sedang marah. Menurutnya itu lucu.

***

Seorang pria berjalan tergesa-gesa, memasuki sebuah mansion. Raut tidak sabaran terlihat di wajahnya.

Baby Zio  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang