Makan malam telah tiba, kini semua keluarga Maximilian telah berkumpul di meja makan. Mereka menunggu sang kepala keluarga untuk memulai acara makan malam mereka.
Rainer menghela nafas dan memulai makan malam tersebut. Semuanya berjalan dengan tenang, walaupun sedikit celotehan dari Zio.
Beberapa saat kemudian, mereka selesai makan malam. Belum ada yang meninggalkan meja karena makanan pencuci mulut belum di siapkan oleh pelayan.
Sebenarnya tak apa mereka tak memakan makanan pencuci mulut tersebut. Tapi karena ada Zio, mereka melakukan sesuai keinginan Zio.
"Dede suka Lia sama Sofia ya?~" goda Zenan pada Zio, matanya menyipit dan tersenyum lebar. <( ̄︶ ̄)>
"Cuka mleka tantik." Ucapan Zio mampu membuat amarah Oliver memuncak.
Enggak, Zio itu hanya milik keluarga Maximilian. Tidak akan ada yang mengambil Zio dari mereka.
"Maksudmu anak perempuan dari keluarga Bianchi dan Moretti itu?" Tanya Lyra dan dibalas anggukan oleh Zenan.
"Kenapa tidak menelpon mommy kalau mereka datang kesini... kan mommy mau cipika-cipiki." Ujar Lyra cemberut.
"Lagian, mommy pergi ke butik sama mami." Balas Zenan dengan bersedekap dada, namun Vernon menyentil dahinya.
"Awsss! Sakit tau!" Zenan memukul bahu Vernon dan melotot kearahnya.
Vernon hanya memutar matanya, Zenan itu sudah dewasa namun sikapnya seperti anak kecil saja. Seharusnya ia mengikuti sikap Vernon dan Zhen, begitu juga dengan Aldino yang sebelas duabelas sama seperti Vernon.
"Oh iya, tadi apa? Dede suka Guilia dan Sofia? Omaga... jangan ya dek ya! Nanti mami marah sama dede." Ucap Violet, ia tak terima Zio suka dengan orang lain selain keluarganya.
"Nda kok mami, dede tayang talian cemua hihi!" Ucapan Zio mampu membuat senyum di bibir mereka.
Mereka berjanji tidak akan membiarkan Zio menyukai seseorang, baik perempuan maupun laki-laki di luar sana. Hanya keluarganya saja yang disukainya.
Di mansion Francesco, keluarga kecilnya sedang bersantai di ruang keluarga sambil menonton televisi. Sedangkan Sofia sendiri sedari tadi cemberut, tak tertarik dengan layar di depannya itu.
"Putri mama kenapa nih? Cemberut terus? Kenapa sayang? Coba cerita ke mama." Isabella membawa Sofia ke pangkuannya.
"Papa bawa aku pulang hummph, padahal Sofia mau main sama dede..." Keluh Sofia, ia menenggelamkan wajahnya di dada Isabella.
"Dede? Siapa?" Isabella menoleh kearah suaminya.
"Anak adopsi keluarga Maximilian, namanya Zio. Tapi Zio sendiri memanggil dirinya dede." Jelas Francesco tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi.
"Ohh, begitu." Isabella mengangguk paham. "Terus kenapa Sofia sedih?" Lanjutnya.
"Sofia masih mau main sama dede, tapi Sofia di gendong sama papa untuk pulang... Hic mama Sofia mau dede~" rengek Sofia pada sang mama.
"Eh, sudah sudah besok bisa ketemu lagi oke? Sekarang bobo oke?" Isabella pamit pada suaminya dan menggendong sofia menuju kamar di lantai dua.
Tinggallah Francesco dan Richard di ruang keluarga tersebut. Keduanya tidak ada yang membuka suara kecuali suara dari televisi, hingga Francesco membuka suara.
"Sofia suka dengan Zio?" Ucapnya.
Richard menoleh ke arah papanya, ia mengangkat bahu acuh. "Mungkin, cinta tidak ada yang tahu. Lagi pula mereka masih anak kecil dan keluarga Maximilian tidak akan membiarkan Zio menyukai seseorang kecuali mereka."
"Papa tahu betul sikap mereka kan?" Lanjut Richard. Francesco hanya mengangguk, tahu bagaimana sikap keluarga Maximilian.
Isabella menyelimuti putrinya yang sudah tertidur, perlahan-lahan ia keluar dari kamar putrinya. Tak lupa ia mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampu tidur. Ia melihat putrinya sekilas sebelum ia menutup pintu.
Sofia membuka salah satu matanya untuk melihat apakah mamanya sudah pergi. Yah, ia berpura pura tidur. Ia bangun dan mengambil ponsel di dalam nakas.
Ia ingin menelpon Guilia, namun Guilia lah yang meneleponnya duluan. Sofia menggeser tombol hijau dan mulai berbicara dengan Guilia.
"Lia... Kamu tau ga-"
"Sofia aku suka sama dede." Sahut Guilia memotong ucapan Sofia.
"Tapi Lia aku juga suka sama dede~ dede itu punya aku~" ucap Sofia dengan nada cemburunya.
"Ih, tapikan dede punya aku." Ucap Guilia tak terima, ia tak mau membagi Zio dengan Sofia atau pun seseorang di luar sana.
"Enggak! dede itu punya aku! Aku benci sama Lia!" Sofia langsung mematikan teleponnya. Ia membuang ponselnya, kemudian ia mencoba mengabaikan ucapan Guilia tadi dan mencoba untuk tidur.
Sedangkan di sisi Guilia, ia mengepalkan tangannya dan melempar ponselnya. Ia marah pada Sofia, karena menyukai Zio. Hanya ia yang boleh memiliki Zio.
Guilia dan Sofia berniat berlomba untuk mendapatkan perhatian dari Zio. Siapa yang membuat Zio tertarik, maka dialah pemenangnya.
Namun, disisi lain usaha mereka untuk mendapatkan perhatian Zio akan gagal.
Author: kalian bisa menebaknya?
Note: besok up 2 bab, sekalian end. Up di malam hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Zio [End]
Random[BROTHERSHIP] Zio adalah balita berumur 3 tahun yang tinggal di sebuah panti asuhan. Zio selalu di benci oleh anak anak panti dan begitu juga dengan pengurus panti. Zio tak mendapat keadilan selama di panti, namun karena Zio yang polos hanya bisa me...