25.

2K 177 5
                                    

Beberapa hari setelah Keith menerima surat itu. Diam diam Keith menyuruh beberapa pengawal bayangan untuk menjaga Zio dari jarak jauh. Ia tidak akan memberitahu pada keluarga Maximilian, ia harus mencari tahu siapa keluarga B ini.

Hari ini Zio akan pergi ke sekolah seperti biasanya dan Keith lah yang mengantar Zio. Ia ingin tahu, ah lebih baik ia menyuruh asistennya untuk mengambil beberapa data dari anak murid sekolah sini.

Zio membuka pintu mobil dan ia keluar dengan senyuman di wajahnya. "Daddy, dede sekolah dulu."

Keith mengangguk dan mengambil kartu hitam di sakunya. "Ini untuk dede jajan, abisin ya."

"Memangnya berapa isinya, dad?" Tanya Zio sambil membolak-balik kartu tersebut, tak lupa ia menutup pintu mobil.

"10 Triliun Udah ya? Sekolah yang rajin. Daddy berangkat kerja dulu!"

Setelah itu Keith meninggalkan Zio yang masih melongo di tempat. Ia tau seberapa banyak 10 T itu. Bagaimana ia bisa menghabiskannya? Ia menepis itu, sekarang ia harus pergi ke kelas dan bertemu dengan teman-temannya.

Di lorong, terdapat 5 pemuda yang sepertinya dari kelas XI IPS 2, terlihat dari bet mereka. Mereka membicarakan sesuatu yang membuat Zio tertarik.

"Si monyet dari sekolah sebelah nantang kita tawuran." Ucap salah satu dari mereka.

"Mereka orang ini belom puas ternyata." Ucap pemuda yang bersandar di tembok. Zio terpana dengan ketampanannya.

Pemuda yang berjongkok pun mendongak menatap ke empat temannya. "Mereka itu gak bakal nyerah sebelum mereka menang melawan kita orang. Lagian kan geng kita orang kan hebat." Ucapnya.

"Gimana bos? Mau tawuran nanti?"

Seorang yang duduk di bangku dengan memainkan game di ponselnya pun hanya menjawab. "Iya."

"Bos, jangan cuek dingin begitu nah. Nanti cewe cewe yang deketin lo bakal kedinginan loh, ye nggak cok?"

"Biasa aja tuh."

Mari tinggalkan kelima pemuda itu, kita beralih pada Zio yang tertarik dengan kata geng dan tawuran. Ia akan memberi tahu Michael tentang ini, ia ingin membuat geng bersama dengan Michael. Pasti seru!

Sesampainya di kelas, seperti biasa Guilia dan Sofia akan langsung memeluk Zio ketika masuk ke kelas. Hal itu sudah biasa bagi Zio.

"Gimana kabarnya dede? Kangen kita ga?" Tanya Guilia, ia berpose dengan jari huruf v di sebelah pipinya.

"Dede cuma kangen dikit, kan Lia sama pia selalu dateng ke rumah dede." Ucap Zio sambil mengusap pipinya yang di tarik oleh Sofia.

"Iya, tapi kita kangen semalaman." Ucap Sofia yang masih menarik pipi Zio.

"Ish! Udah ah! Dede mau duduk!" Zio menyentak tangan Sofia dan berlari menuju bangkunya.

Sofia menatap tangannya, entah apa yang terjadi belakangan ini padanya. Ia merasa bosan dengan sesuatu yang tidak ia ketahui, lebih baik ia menepisnya dan melihat jam bahwa bel akan berbunyi.

"Michaaa~! Dede mau nanya boleh?" Tanya Zio sambil meletakkan tasnya.

Michael mendongak, mengalihkan pandangannya dari ponsel. "Nanya apa?"

"Tadi di lorong dede denger kakak kakak kelas ngobrol. Mereka ngomongin soal geng geng gitu. Kita buat geng yuk Micha?" Zio mengeluarkan jurus puppy eyes nya untuk membuat Michael menerima usulannya.

"Eh eh eh gak boleh, Zio masih kecil. Gak boleh gituan." Ucap Michael, ia tentu saja menolak. Jika ia menerimanya dan membuat geng, bagaimana nasibnya nanti.

Zio memanyunkan bibirnya, tak lama kemudian ia tersenyum. "Gimana kalo tawuran?"

"HEH! GAK BOLEH!"


.


Di kantor Keith, asisten pribadinya sudah menyerahkan data anak murid di SMA Barat Daya. Ia pun mengeceknya secara teliti untuk melihat beberapa nama yang memiliki marga B.

Berjam jam ia mencari marga B ini, namun nihil. Rata rata marga mereka huruf A atau M. Sulit juga menemukan keluarga B ini.

Keith mengelus dagunya. Ia berpikir, selama ini tak ada keluarga B yang kenal, bahkan tidak ada keluarga B di Indonesia.

"Apakah mereka salah nulis? Cih, nyusahin emang." Gerutu Keith. Ia mendesah frustasi dengan apa yang terjadi hari ini. Sepertinya ia akan sia sia menemukan siapa keluarga B ini.

Hingga beberapa saat kemudian, ponselnya berbunyi. Ia pun mengangkatnya setelah melihat nama kontak yang tertera.

"Apa?" Cetus Keith.

"Keluarga kita di undang ke pesta khusus. Ada sekitar 60 keluarga yang datang dan keluarga kita menjadi tamu utama dalam pesta tersebut." Ucap seseorang yang di seberang telepon, Oliver.

"Kau tau aku sedang sibuk-"

"Tidak peduli, kau harus datang. Ini pesta khusus, jadi semua orang harus datang." Ucap Oliver dengan nada dinginnya.

"Kau harus menuruti perkataan ku, jika tidak daddy akan mencoret mu dari KK dan membuang mu kelaut. Sehingga kau tidak akan bisa menemui baby lagi." Lanjutnya dengan nada kejam.

"Kejam sekali kau dan jangan lupa jika aku ini kakakmu. Jangan bertingkah seperti seorang kakak di depanku, Oliver."

"Gue mah gini orangnya."

"Lo gosah ngeselin ya bangke. Awas lu nanti ya, bangs-" ucapan Keith terhenti ketika Oliver mematikan teleponnya.

"Kampang." Umpat Keith sambil memukul mejanya dengan keras. Tapi beberapa saat kemudian, Keith merasakan sakit di tangannya.

"Karma gue apaan sih bangsat." Gerutu Keith sambil mengusap rambut dengan frustasi. Entah kenapa adiknya itu begitu menyebalkan. Apa kah sikap Rainer menurun padanya.

Tentu saja!! Karena mereka anaknya!

Baby Zio  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang