9.

8.4K 433 3
                                    

Sudah hampir lima bulan Zio bersama dengan keluarga Maximilian, Zio sangat senang dengan keluarga barunya itu. Ia sepenuhnya melupakan kejadian di masa lalu yang membuatnya sedikit trauma. Sebenarnya jika Zio dalam masalah atau terkena masalah, keluarganya yang akan maju meluruskan masalah itu.

Kini, Zio berada di kamarnya. Menatap Lyra yang memasukan beberapa baju Zio kedalam koper. Apakah ia akan di usir?

"Ommy?" Panggil Zio yang hanya di jawab deheman oleh Lyra. Hal itu membuatnya semakin yakin bahwa ia akan di buang, matanya berkaca-kaca.

"Ommy uang Zio?" Tanyanya langsung. Lyra yang sedang memasukan pakaian Zio ke dalam koper pun seketika menengok, ia dapat melihat Zio yang mengeluarkan air mata dengan bibir yang melengkung ke bawah.

"Tidak sayang... Astagaaa, kita mau ke Italia, baby mau ikut kan?" Ucap Lyra dengan lembut.

"Ituttt" sahut Zio.

Lyra terkekeh dan mengusap rambut Zio dengan lembut. "Mana mungkin mommy membuang anak lucu seperti Zio? Hm?"

"enel?"

"Iya, nanti yang lainnya ikut, kita akan tinggal di sana mulai saat ini."

Bukan tanpa alasan keluarga Maximilian meninggalkan mansion yang ada di negara Indonesia. Mengingat keluarga Maximilian mempunyai banyak musuh di Indonesia di dunia bawah yang semakin gencar mencari cara untuk menghancurkan kelompok mafia keluarga Maximilian dan mungkin mereka sudah mengetahui bahwa keluarga Maximilian telah mengadopsi seorang anak.

Para musuh keluarga Maximilian pun bertambah gencar mencari cara untuk mendapatkan anak yang di adopsi oleh keluarga Maximilian itu. Mereka yakin bahwa anak adopsi itu adalah kelemahan keluarga Maximilian.

Keluarga Maximilian yang mengetahui musuh yang semakin gencar mencari cara membuat mereka khawatir, terlebih lagi sasaran utama para musuh adalah Zio. Mereka berencana untuk pindah ke mansion utama yang ada di Italia, di sana sangat aman untuk mereka.

Mereka bukan pengecut yang meninggalkan perang antar kelompok mafia, melainkan mereka hanya ingin Zio tetap aman begitu juga dengan wanita Maximilian agar tak terkena dampak perang antar kelompok mafia tersebut.

Untuk masalah Zio yang tidak bisa bahasa Italia, mereka akan mengajarinya nanti.

"Apakah sudah siap semuanya?" Tanya Lyra yang baru saja datang dan di ikuti Zio, yah terdengar dari bunyi peluit di sepatunya. Zio tidak akan pernah tidak memakai sepatu yang memiliki peluit.

"Semuanya sudah siap." Jawab Violet.

"Sepertinya kita harus memperketat keamanan." Timpal Valeri.

"Ada apa?" Tanya Zivanna dengan nada khawatir.

"Musuh sudah membuat rencana untuk menghancurkan mansion ini, aku mendapat informasi ini dari mata mata yang aku kirimkan." Jelas Valeri, membuat para wanita Maximilian sedikit khawatir.

"Sebaiknya para maid dan bodyguard di pulangkan." Saran Violet.

"Ah, kau benar Vio. Nanti akan ku suruh asisten ku untuk memulangkan maid dan bodyguard." Timpal Keith.

Di saat para orang tua berbicara, Zio menuju ke arah Zhen yang sedang membicarakan sesuatu dengan bodyguardnya. Ia langsung memeluk kaki Zhen dari belakang membuat siempu menoleh kebawah dan melihat Zio yang menatap polos Zhen, tak lupa dengan cengiran lebar di wajah Zio.

"Ada apa hm?" Zhen menyudahi pembicaraannya dengan bodyguard dan memilih berbicara dengan adiknya.

"Kaka en itut? teeee itaiya?"

"Pasti ikut dong, jika kakak tidak ikut kakak pasti tidak akan melihat adik manis kakak ini hmm." Ucap Zhen sambil mencolek hidung pesek Zio, wajah sang empu merah malu mendengar ucapan Zhen.

Baby Zio  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang