Setelah di kurung dua hari dan hanya memakan roti. Pintu gudang di buka oleh pengurus panti, kemudian meninggalkan Zio yang wajahnya cemang cemong akibat debu di gudang itu.
Zio memutuskan untuk pergi ke kamarnya, kemudian mandi dan makan. Rencananya sih begitu namun baru menginjakkan kakinya di lantai, sebuah sikat, pembersih lantai dan embar berada di kakinya.
"Bersihkan kamar mandi, jika tidak kau tak mendapatkan makanan." Ucap pengurus panti, kemudian berlalu dari sana.
"Zio lapel." Gumamnya, ia pun mengambil ember dan memasukan sikat dan sabun pembersih lantai kedalam ember.
Zio hanya bisa menurut karena ancaman dari pengurus panti. Segera ia menuju kamar mandi dan mulai membersihkannya dengan telaten. Namun beberapa saat kemudian, beberapa anak panti datang dan kembali mengotori lantai kamar mandi.
"Kau membersihkan kamar mandi, namun masih kotor heh." Ucap salah satu anak panti dengan nada mengejek yang tak lain tak bukan adalah Vie.
"Itu otol alna amu." Jawab Zio sambil menunjuk kaki Vie.
"Apa? Ngomong yang jelas! Dasar anak haram! Cuih!" Zio langsung menunduk dan meremas ujung pakaiannya. Vie tersenyum miring dan pergi begitu juga anak anak panti yang mengikuti Vie, tak lupa juga Vie meludahi Zio.
Zio menghela nafas dan kembali melanjutkan pekerjaannya, membersihkan kamar mandi. Setelah membersihkan kamar mandi, jam sudah menunjukkan pukul 11.35 dan di saat yang bersamaan perut Zio sakit karena belum sarapan.
"Ugh Zio lapel andi ulu."
Zio membersihkan diri dan menuju ruang makan. Di sana sudah ada anak anak panti yang menunggu makan siang mereka. Ternyata makan siang ini memakai ayam goreng.
Zio duduk di salah satu kursi dan menunggu makanannya. Namun, saat semua anak panti mendapatkan makanan mereka masing masing, Zio belum mendapatkan apapun.
"Bibi, maem Zio ana?" Tanya Zio pada pengurus panti di dekatnya.
"Ga ada! Goreng sendiri sana! Ayam untuk mu habis jadi goreng tempe!" Ketus pengurus panti yang di panggil bibi oleh Zio. Ia malas mengurusi Zio.
Zio turun dari kursi dan menuju dapur. Ia menarik kursi untuk melihat bahan makanan di meja. Di meja terdapat tempe berbagai ukuran dan tahu yang sedang direndam dengan air hangat.
"Ahu ama empe!" Ujar Zio dengan matanya yang berbinar menatap tempe dan tahu itu.
Zio juga melihat wajan yang masih ada minyaknya, mungkin bekas menggoreng ayam. Ia segera mengambil pisau dan memotong tempe dengan hati hati agar pisau tak salah memotong.
Setelah itu, Zio menyalakan kompor. Sedikit susah, namun ia tak menyerah hingga akhirnya ia bisa menyalakan kompor tersebut. Sudah biasa Zio memasak sendiri walaupun umurnya masih terbilang balita.
"Atu ua iga ima." Zio menghitung tempe yang ia potong tadi, ia mengambil dua tahu dan memasukkannya kedalam wajan.
Setelah selesai menggoreng tempe dan tahu, Zio mengambil sepiring nasi dan memasukan tempe dan tahu ke piring, tak lupa juga Zio mematikan kompor.
Zio menuju kamarnya dan makan di sana, kenapa? Ya kalian tau sendiri bagaimana sikap pengurus panti dan anak anak panti. Mereka tak suka dengan keberadaan Zio yang menurut mereka menjijikan.
Apa yang menjijikkan?
Setelah selesai makan, Zio meletakan piring di dapur. Tak lupa mencuci piring tersebut agar tak di marahi. Kemudian, ia menuju taman hanya untuk melihat anak panti bermain.
Seperti biasa, Zio akan duduk di bangku kecil dan menatap anak panti dari jauh. Netranya menangkap dua orang yang bermain kejar-kejaran.
Ketika keduanya melewati Zio, mereka berteriak, "huhu! Yatim! Hahaha!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Zio [End]
Random[BROTHERSHIP] Zio adalah balita berumur 3 tahun yang tinggal di sebuah panti asuhan. Zio selalu di benci oleh anak anak panti dan begitu juga dengan pengurus panti. Zio tak mendapat keadilan selama di panti, namun karena Zio yang polos hanya bisa me...